Konten dari Pengguna

Maaf KH. Ma'ruf Amin, Teladan untuk Ahok

Firsan Nova
Managing Director NEXUS Risk Mitigation and Strategic Communication. The Author of best seller book 'Crisis PR and PR WAR.
3 Februari 2017 11:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Firsan Nova tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ahok mengacungkan dua jarinya kepada media. (Foto: Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok mengacungkan dua jarinya kepada media. (Foto: Pool)
Akhirnya publik menemukan kesejukkan pada KH Ma'ruf Amin. Ia memaafkan Ahok begitu saja. Tenang, santun dan sederhana. Setelah semua tuduhan yang dilontarkan Ahok dan tim pengacaranya.
ADVERTISEMENT
Entah apa yang terjadi dengan negara kita saat ini. Pemimpin saling bertikai. Menuduh dan memaki menjadi tontonan sehari-hari. Melibatkan tokoh-tokoh yang sejatinya harus menjadi teladan.
Di tengah suasana panas muncullah Kiai Ma'ruf Amin. Terseret dengan tuduhan politik tak berdasar dari seorang yang berulangkali memojokkannya, ia dengan tenang memaafkan. Menegaskan ketokohannya dan keindahan akhlak. Sosok yang harus diteladani bagi kita semua.
Overconfidence
Fenomena Ahok adalah fenomena persona yang tengah overconfident. Dukungan negara, partai penguasa dan pengusaha membuat ia merasa tak terkalahkan. Mantan Menko Rizal Ramli yang mengkritisi reklamasi tersingkir, Habib Rizieq dilaporkan ke polisi, mantan presiden SBY dan Ketua MUI diserang.
Setiap yang di rasa menganggu akan mendapatkan ganjaran. Rasanya hari-hari ini aparat sibuk mengurus orang yang berseberangan dengan Ahok. Mengambil energi besar bangsa ini.
ADVERTISEMENT
Overconfident membuat Ahok banyak melakukan blunder politik dengan pernyataan yang kurang perlu. Tugas dari pemimpin menurut Gus Dur adalah menjadi perekat. Bukan menjadi penyebab pertikaian, yang mengarah pada pecah belah.
Kurangnya sensitifitas sosial
Menyerang dan menuduh ketua MUI, bagaimanapun juga adalah hal yang sangat serius. Perlu data yang sangat akurat agar tak menjadi fitnah. MUI adalah lembaga paling dihormati oleh umat islam di Indonesia. Menyerangnya berarti menyerang umat Islam Indonesia. Terbukti dengan banyaknya reaksi yang muncul dari pihak-pihak yang tak terduga.
Salah satu Reaksi mengejutkan dan tak diantisipasi adalah reaksi dari GP Anshor dan Banser NU. Tokoh JIL Ulil Abshar Abdalla yang biasa membela Ahok, juga tampak meradang ketika Ahok menyerang Kiai Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
Di akunTwitter-nya ia berkomentar Ahok tak sensitif terhadap konteks sosial. Tambahnya lagi "Sikap-sikap Ahok sama sekali tak kondusif dan "kompatibel" dengan tujuan bersama untuk merawat harmoni sosial.
Rasanya ada pelajaran yang harus diambil. Sebaik-baik orang adalah yang dapat mengambil pelajaran dari kesalahan yang dilakukan.