Konten dari Pengguna

Pentingnya memahami karakter konsumen dalam bisnis daycare

Firsan Nova
Managing Director NEXUS Risk Mitigation and Strategic Communication. The Author of best seller book 'Crisis PR and PR WAR.
1 September 2018 13:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Firsan Nova tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pentingnya memahami karakter konsumen dalam bisnis daycare
zoom-in-whitePerbesar
Workshop “Bagaimana berkomunikasi debgan orang tua di saat krisis” yang diadakan Kidee Childcare, Jakarta Selatan, hari ini mengungkap bahwa empati dan kemampuan berkomunikasi punya peran penting dalam bisnis daycare.
ADVERTISEMENT
Tujuan acara ini menurut pendiri Kidee Childcare Irna Ririn dan Suri Annisa Hiznour adalah untuk meningkatkan profesionalisme karyawan sebagai garda depan pelayanan terhadap konsumen. Utamanya terkait penanganan krisis.
Pakar Crisis PR Firsan Nova mengatakan, peran communication skill sangat vital dalam penanganan krisis di daycare, baik melibatkan anak maupun orangtua, terutama bila kasus tersebut terkait keselamatan anak.
"Kemampuan manajemen dan staf care giver dalam berkomunikasi menjadi faktor penting dalam mengembalikan situasi" ujar Firsan Nova. Empati dan kesabaran menghadapi orangtua menjadi kunci kesuksesan bisnis ini.
Menurut Irna “Menjamurnya bisnis daycare dikarenakan jumlah Ibu bekerja di Jakarta semakin meningkat jumlahnya”. Hal ini Menimbulkan problematika keluarga terkait pengasuhan anak. Peluang ini ditangkap oleh sebagian pelaku bisnis untuk membuka jasa penitipan anak. Saat ini Kidee Childcare yang beroperasi tahun 2013 di Jl. laksana 1 Senopati sudah memasuki tahun ke lima dan memiliki dua cabang di Graha Elnusa dan Bintaro.
ADVERTISEMENT
Namun menjalankan daycare tidak sesederhana yang orang duga. Tuntutan konsumen yang mayoritas adalah kelas menengah terpelajar membuat bisnis ini tidak lagi bisa berkutat pada core product nya saja. Tapi harus melampaui ekspektasi para orang tua. Artinya, mereka tidak hanya menitipkan anak tapi juga menginginkan adanya program belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Perbedaan karakter dan latar belakang orang tua disadari oleh Irna dan Annisa sebagai tantangan untuk memahami kebutuhan konsumen. Firsan pada workshop ini menyarankan pentingnya bagi para karyawan memahami karakter para orang tua, sehingga komunikasi dapat disesuaikan dengan karakter masing-masing.