Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Setya Novanto, Sekali Lagi
9 Maret 2017 7:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Firsan Nova tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nama Setya Novanto kembali naik ke permukaan. Dibicarakan dari pangkalan ojek hingga hotel bintang lima. Ironisnya Bukan karena prestasinya sebagai ketua DPR. Namun lagi-lagi karena urusan suap-menyuap. Ia disebut menerima uang dari proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).
ADVERTISEMENT
Ia bersumpah tidak terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan KTP elektronik. Ia justru menyalahkan mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang disebutnya mengkaitkan namanya dalam perkara tersebut.
Setya menuding Nazaruddin mengalami gangguan psikologis yang secara delusional menuduhnya terlibat dalam perkara yang diduga merugikan negara sekitar Rp2,3 triliun. Setya juga menyebut Nazaruddin mendapatkan tekanan yang besar dari Demokrat untuk membidik dirinya.
Bertabur nama besar
Selama penyidikan setidaknya ada 23 anggota DPR yang dipanggil untuk diperiksa. Dari jumlah tersebut, hanya 15 anggota DPR yang memenuhi panggilan penyidik KPK. Dua terdakwa pada perkara ini adalah eks Dirjen Dukcapil Irman serta pejabat pembuat komitmen proyek pengadaan e-KTP, Sugiharto.
Kepada KPK, Nazaruddin menyebut sejumlah nama pejabat yang ia duga turut menikmati uang hasil korupsi e-KTP, antara lain mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi serta dua mantan pimpinan Komisi II DPR dari Fraksi Golkar, yaitu Agun Gunandjar Sudarsa (periode 2012-2014) dan Chairuman Harahap (2009-2012).
ADVERTISEMENT
Nazaruddin mengatakan, aliran dana proyek e-KTP juga diterima sejumlah anggota dewan dan petinggi partai politik, yakni Olly Dondokambey, Melchias Markus Mekeng, Mirwan Amir, Chairuman, Arief Wibowo, Anas Urbaningrum, dan Ganjar Pranowo.
Tuduhan yang tentunya perlu dibuktikan di pengadilan yang rencananta akan di mulai hari ini.
Exit Strategy
Setya Novanto seperti sebelumnya menganggap ini ujian. Berharap partainya tabah menghadapi situasi saat ini. Menarik dari beberapa ucapannya ia lebih mengkhawatirkan partainya ketimbang dirinya. Seolah mengirim pesan kepada publik, tak perlu mengkhawatirkan dirinya. Ia akan baik-baik saja.
Setiap orang memiliki pola hidupnya sendiri-sendiri. Semacam trademark yang menjadi identitas diri. Trademark Setya Novanto adalah selalu terlibat dalam masalah beraroma uang dan kemudian lolos.
ADVERTISEMENT
Mungkinkah kali ini ia lolos lagi dalam mega skandal e-KTP? Kita akan lihat tak lama lagi, seberapa ampuh exit strategy yang disiapkan Setya?