Konten dari Pengguna

Kapas: Serat Alami dengan Nilai Ekonomi Tinggi

Firsta Ninda Rosadi
Dosen Universitas Andalas
7 September 2024 15:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Firsta Ninda Rosadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kapas ((Gossypium sp.) (sumber: shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kapas ((Gossypium sp.) (sumber: shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
Kapas (Gossypium sp.) merupakan serat alami yang paling banyak digunakan di dunia. Tanaman kapas telah dibudidayakan sejak ribuan tahun yang lalu di Mesir, India, dan Amerika Selatan. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa kapas sudah digunakan untuk membuat kain sekitar 5.000 tahun yang lalu di Lembah Indus (sekarang India dan Pakistan).
ADVERTISEMENT
Di Mesir kuno, kapas dianggap sebagai bahan mewah yang hanya digunakan oleh kalangan elit. Di Mesoamerika, suku Maya dan Aztek juga menanam kapas dan menggunakan seratnya untuk membuat pakaian.
Pada abad ke-16, kapas mulai dikenal luas di Eropa dan berkembang pesat hingga revolusi industri di Inggris pada abad ke-18 yang memicu peningkatan permintaan kapas dalam skala besar, yang kemudian mengarah pada perkembangan teknologi pemintalan dan penenunan. Di Indonesia, kapas telah dikembangkan sejak masa penjajahan Belanda dengan pola “tanam paksa” dan mencakup luas areal yang signifikan.
Tanaman kapas memiliki banyak manfaat dan kegunaan yang luas, baik dalam bentuk serat maupun produk sampingannya. Berikut adalah beberapa manfaat dan kegunaan tanaman kapas:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di samping itu, ada beberapa jenis kapas yang sering dibudidayakan secara komersial, di antaranya:
Ilustrasi Tanaman Kapas (sumber: shutterstock.com)
Kapas memiliki nilai ekonomi yang sangat penting, terutama di negara-negara yang menjadi produsen utama. Beberapa faktor yang membuat kapas bernilai ekonomi tinggi antara lain:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT