Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jamu Ginggang, Wellness Tourism di Yogyakarta
5 Desember 2023 16:22 WIB
Tulisan dari Firyaal Ulayya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jamu merupakan minuman yang terbuat dari bahan alami. Jamu biasanya terdiri dari berbagai macam rempah-rempah seperti kencur, kunyit, temulawak, brotowali dan lain sebagainya. Jamu sudah dikenal dari tahun ke tahun sehingga jamu bisa disebut sebagai minuman tradisional yang menjadi warisan budaya Indonesia. Tak hanya menjadi warisan budaya Indonesia, saat ini eksistensi jamu dapat dikaitkan sebagai daya tarik wisata kebugaran yang disebut sebagai Wellness Tourism atau wisata kebugaran yang merupakan salah satu alternatif pariwisata yang mengombinasikan antara aspek wisata dan kesehatan. (Sumber: kemenparekraf.go.id)
ADVERTISEMENT
Salah satu warung jamu yang terkenal di Indonesia adalah Jamu Ginggang. Berlokasi di Jalan Masjid No. 32 Pakualaman Yogyakarta yang termasuk dalam Kampung Wisata Kauman. Daya tarik kampung ini adalah tari-tarian yang disuguhkan oleh Sanggar Tari Kapayo dan juga Jamu Ginggang itu sendiri.
Jamu Ginggang didirikan pada tahun 1950 oleh Mbah Puspa Madya yang merupakan pemilik Jamu Ginggang generasi ke 3. Sebelumnya generasi ke 1 dan ke 2 yaitu Mbah Joyo dan Mbah Bilowo keduanya merupakan tabib dan Abdi Dalem Puro Pakulalaman, sekitar tahun 1920an sampai 1930an. Resep jamu yang dimiliki oleh Jamu Ginggang sendiri sampai saat ini sudah hampir berumur 1 abad. Jamu yang dijual mulai dari harga Rp 6.000 hingga Rp 20.000 per gelasnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini Jamu Ginggang mulai digemari tidak hanya para lansia saja tetapi juga generasi Z atau genZ. Banyak anak muda yang datang ke warung Jamu Ginggang karena mereka mengetahui tempat tersebut dari sosial media seperti Instagram, TikTok dan lain-lain. Beberapa selebritis, artis maupun influencer tidak segan memposting kunjungan mereka ke Jamu Ginggang. Yang baru-baru ini hangat menjadi pembicaraan adalah Ayudia Bing Slamet yang terlihat berfoto di warung jamu legendaris ini. Terlihat juga postingan Leonardo Edwin seorang YouTuber yang juga membagikan pengalaman saat dia sedang meminum jamu di Ginggang. Dengan begitu Jamu Ginggang bisa menjadi salah satu alternatif kuliner yang wajib dikunjungi apabila sedang berwisata ke Yogyakarta.
Saat ini Jamu Ginggang sudah memasuki generasi ke 6 yaitu Jihan Hasna. “Sekarang penggemar jamu tidak hanya mbah-mbah atau bapak ibu saja tetapi anak-anak muda bisa dibilang generasi milenial dan genZ juga mulai coba-coba minum jamu” kata Jihan yang ditemui pada tanggal 28 November 2023. “Biasanya anak-anak muda suka es beras kencur dan es kunir asem” ungkapnya. Jihan juga menambahkan “tidak hanya orang-orang lokal saja yang datang tetapi ada juga wisatawan asing yang datang membeli jamu, rata-rata mereka datang dan tertarik untuk mencoba kelas jamu di Ginggang”.
ADVERTISEMENT
Wisatawan yang datang dari berbagai macam negara seperti Amerika, Jerman, Italia, Australia, Taipe dan lain-lain. Kegiatan membuat jamu ini menjadi salah satu objek wisata yang sangat menarik apalagi dengan memberikan kesan tradisonal dan pengalaman yang unik yaitu dengan membuat jamu. Untuk kelasnya sendiri wisatawan lokal maupun asing dikenakan biaya sebesar Rp 150.000,. per orangnya.
“Kelas jamunya dimulai dari kegiatan mencuci bahan-bahan seperti kencur, kunyit, jahe. Setelah itu kegiatan yang dilakukan adalah deplok atau menumbuk jamu hingga setengah halus dengan alat yang dikenal dengan nama alu dan lumpang. Lalu jamu dipipis atau dihaluskan lagi dengan batu yang disebut pipisan dan gandik” kelas membuat jamu ini dapat menjadi suatu daya tarik wisata dan dapat dikembangkan lagi di masa mendatang sehingga semakin banyak wisatawan lokal maupun asing yang dapat merasakan pengalaman dalam membuat jamu dengan cara yang masih tradisional dan sekaligus bisa melestarikan jamu itu sendiri sebagai warisan budaya Indonesia.