Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Sarekat Islam di Semarang
8 April 2022 15:18 WIB
Tulisan dari Hafizh Fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sarekat Islam dibentuk pada tanggal 16 Oktober 1905 di Surakarta dengan tujuan untuk memajukan kehidupan sosial ekonomi pribumi dan membangun persaudaraan sesama muslim pribumi. Dahulu bernama Sarekat Dagang Islam namun pada tahun 1912 oleh Haji Omar Said Tjokroaminoto berganti nama menjadi Sarekat Islam. Sarekat Islam pun semakin meluas dan menyebar ke berbagai daerah salah satunya di Semarang pada tahun 1912.
ADVERTISEMENT
Pendiri pertama Sarekat Islam di Semarang yaitu Muhammad Joseph dan saat itu Sarekat Islam Semarang belum memiliki badan hukum dari pemerintah Belanda dan hanya berfokus pada masalah sosial dan agama. Pada pimpinan Muhammad Joseph juga Sarekat Islam mulai dikuasai oleh golongan radikal yang ingin melawan pemerintahan kolonial. Hingga pada 6 Mei 1917, Muhammad Joseph digantikan oleh Semaun.
Pada saat kepemimpinan Semaun jumlah anggota Sarekat Islam semakin bertambah banyak yang awalnya sekitar 1700 orang menjadi 20000 orang serta mengubah tujuan organisasi yaitu untuk memperbaiki nasib pribumi terhadap pemerintah kolonial dengan cara menyuarakan perlawanan melalui media massa seperti pers Sinar Hindia. Meskipun anggotanya bertambah namun mengalami perpecahan antara anggota Sarekat Islam yang mengakibatkan munculnya 2 kelompok yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Kelompok Sarekat Islam putih atau kelompok nasionalis yang dipimpin oleh Haji Omar Said Tjokroaminoto dan Haji Agus Salim yang tetap mempertahankan keagamaan.
2. Kelompok Sarekat Islam merah atau kelompok komunis yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono yang mempertahankan ekonomi dogmatis.
Hingga pada tahun 1924 nama Sarekat Islam Semarang berganti nama menjadi Sarekat Rakyat.
Pada saat Sarekat Islam melakukan kegiatan pergerakan dengan anggotanya, Semaun sering merasa resah karena ia tidak bisa menemukan gedung yang representatif untuk berkumpul dengan anggotanya sehingga ia berencana membangun gedung untuk kegiatan sarekat islam. Gedung tersebut dibangun pada tahun 1919 di tanah yang diberikan Haji Busro yang terletak Kampung Gendong yang diberi nama Gedung Rakyat Indonesia. Gedung ini juga digunakan untuk kegiatan organisasi pergerakan lain seperti Indische Partij dan VSTP.
ADVERTISEMENT