Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengubah Sampah Organik Menjadi Pakan Lele Melalui Budidaya Maggot
5 Desember 2023 14:10 WIB
Tulisan dari Program Studi Fisika - Institut Teknologi Kalimantan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berupa Program Mahasiswa Mengabdi Desa dari Perguruan Tinggi Negeri Institut Teknologi Kalimantan (ITK) telah dilaksanakan di Kelurahan Karang Joang KM. 15, Balikpapan, Kalimantan Timur pada bulan Juni tahun 2023. Mengusung tema “Penguraian Limbah Sampah Organik Menggunakan Sarana Maggot di Kampung Banyumas KM. 15”, kelompok mahasiswa yang dibimbing oleh dosen ITK berupaya mengatasi masalah meningkatnya volume sampah organik maupun non-organik, sekaligus meningkatkan keuntungan usaha budidaya ikan lele.
ADVERTISEMENT
Biasanya warga mengurangi sampah dengan cara dibakar, tentu cara ini kurang tepat sebab dapat mencemari udara. Teknologi pemanfaatan hewan maggot, yaitu larva lalat tentara hitam, Black Soldier Fly (BSF), dapat membantu menguraikan sampah, sehingga volume sampah menjadi berkurang.
Manfaatnya tidak hanya sampai di situ, maggot yang berkembangbiak dalam media sampah pada akhirnya dapat digunakan sebagai pakan unggas dan ikan. Simbiosis seperti ini yang dimanfaatkan oleh Program Mahasiswa Mengabdi Desa di Kampung Banyumas. Pemilihan lokasi tersebut sangat tepat, sebab di Kampung Banyumas terdapat banyak kolam ikan lele yang dikelola oleh komunitas peternak lele. Dengan demikian, program dari kampus ITK tersebut juga diharapkan dapat membantu usaha warga dalam meningkatkan kualitas produksi ikan lele.
ADVERTISEMENT
Tahapan Budidaya Magot
Langkah awal untuk budidaya maggot adalah penentuan lokasi. Ini penting sebab maggot nantinya dimanfaatkan untuk pakan Lele, sehingga lokasi ideal adalah di dekat kolam ikan lele. Lokasi diidentifikasi pada saat survey awal, dimana tim KKN menemukan ada lahan kosong di dekat kolam ikan lele milik pak Anwar di kampung Banyumas. Tim KKN kemudian bekerjasama dengan pak Anwar untuk menjadikan usaha ikan lele yang beliau miliki sebagai bagian dari KKN Program Mahasiswa Mengabdi Desa dari kampus ITK.
Setelah mendapat persetujuan, proses budidaya maggot dimulai. Langkah pertama yang dilakukan adalah membangun tempat budidaya berukuran 3x1 meter yang akan diisi dengan sampah organik dan non-organik. Sampah tersebut dikumpulkan dari rumah warga sekitar, pasar dan toko buah-buahan.
ADVERTISEMENT
Sampah kemudian dihaluskan dengan cara ditumbuk dan menggunakan alat penggilingan. Langkah ini dimaksudkan agar sampah tersebut dapat dicerna dengan mudah oleh maggot. Perkembangbiakan maggot berlangsung selama 14 hari, setelah itu maggot siap digunakan sebagai pakan unggas maupun ikan.
Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Maggot
Sosialisasi terhadap komunitas peternak lele diketuai oleh Pak Anwar. Pada saat sosialisasi tim menjelaskan peranan maggot sebagai bahan pakan alternatif perikanan, yang mana di dalam maggot terdapat banyak protein yang berguna bagi ikan. Pengetahuan tersebut juga langsung diaplikasikan dengan kunjungan peserta sosialisasi ke lokasi budidaya maggot.
Penggunaan pakan maggot juga tidak boleh berlebihan karena kandungan protein maggot cukup tinggi. Oleh sebab itu pelet ikan lele tetap diperlukan namun dengan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan tanpa pakan maggot.
ADVERTISEMENT
Melalui pelaksanaan kegiatan Program Bina Desa ini, diharapkan para peternak lele di Kampung Banyumas, Balikpapan dapat mengaplikasikannya untuk menekan biaya operasional pakan lele yang sangat tinggi. Walhasil, sampah berkurang dan usaha ikan lele dapat berkembang pesat.