Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Meningkatnya Kesadaran Generasi Milenial dalam Berinvestasi
24 Mei 2022 11:29 WIB
Tulisan dari Fiska Nurul Aini Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di dalam mata kuliah pengantar akuntansi 2, salah satunya terdapat materi investasi. Di era globalisasi ini, sudah tidak asing lagi ketika kita mendengar kata investasi. Dilansir dari laman Badan Pemeriksa Keuangan di https://peraturan.bpk.go.id/
ADVERTISEMENT
Investasi merupakan aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Dengan kata lain investasi merupakan kegiatan penanaman modal pada suatu perusahaan atau suatu aset bertujuan untuk memperoleh keuntungannya di kemudian hari, tetapi tingkat kesadaran generasi milenial untuk berinvestasi di Indonesia sangatlah rendah. Investasi dapat terbagi menjadi dua yaitu investasi jangka panjang dan jangka pendek.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai investasi jangka pendek. Investasi jangka pendek ini mempunyai kurun waktu dari 3 bulan hingga 12 bulan. Salah satu contoh dari investasi jangka pendek yaitu saham.
Nah, apa itu saham? Saham merupakan bukti kepemilikan nilai perusahaan atau bukti penyertaan modal. Dilansir dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada dua tahun terakhir ini, BEI menemukan investor muda dari generasi milenial dan Gen-Z mendominasi jumlah investor yang ada dipasar modal. Alasan utamanya yaitu, meningkatnya minat investasi di masa pandemi Covid-19. Data yang diliput merupakan dari Bursa Efek Indonesia mengenai jumlah investor muda di bawah usia 40 tahun memperoleh 1,91 juta orang atau mencapai hingga 78,4ri total 2,4 juta investor Pada juni 2021. Untuk investor yang berusia 18-25 tahun berjumlah 375 ribu orang atau 47,4ri total investor baru pada tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Mengapa generasi milenial bisa mendominasi pasar saham pada tahun ini?
Karena dengan adanya wabah Covid-19 di Indonesia, selain menimbulkan banyak korban jiwa, wabah tersebut juga berdampak pada berbagai sektor termasuk pasar saham dan berdampak juga pada sektor ketenagakerjaan seperti banyaknya karyawan yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena perusahaan tidak dapat berjalan dengan normal dan mengakibatkan semakin bertambahnya penduduk Indonesia yang jadi pengangguran akibat dari wabah ini. Akhirnya, banyak generasi milenial yang mulai menyadari bahwa berinvestasi sangat penting bagi keberlangsungan hidup di Indonesia, di mana perkembangan teknologinya semakin berkembang dari zaman ke zaman.
Kami menemukan bahwa ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kesadaran generasi milenial untuk belajar berinvestasi, yaitu dengan memiliki waktu luang serta meningkatkan kesadaran dikalangan milenial tentang berinvestasi, membuat generasi milenial mau belajar dan tertarik untuk berinvestasi. Perkembangan teknologi informasi membuat seluruh informasi lebih mudah di akses. Salah satunya adalah berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai saham atau aplikasi yang digunakan untuk investasi lainnya. Oleh karena itu, terjadi pergeseran minat anak muda dari keinginan untuk mengkonsumsi menjadi tertarik untuk berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Munculnya perusahaan financial technology (fintech) atau pasar untuk memperdagangkan produk investasi reksa dana dan investasi saham. Misalnya stockbit, seed, magic, hingga plung. Dengan hadirnya fintech akan memudahkan investor muda untuk membeli instrument investasi. Mereka tidak perlu lagi trading melalui broker, tetapi bisa langsung memilih produk yang ingin mereka beli. Menurut Pandu, dilansir dari laman CNN Indonesia, ada perkembangan dan digitalisasi teknologi yang sangat pesat. Dalam hal ini, dapat ditunjukkan dengan banyaknya pengguna internet di Indonesia dari waktu ke waktu dan jumlahnya mencapai hingga 202,6 juta pengguna di Indonesia.
Masuknya investor global ke perusahaan domestik menyebabkan perusahaan lokal listing dipasar modal. Berbagai pilihan diberikan kepada masyarakat generasi sekarang yang ingin membeli saham di perusahaan tersebut. Sebagai contoh, Rabbit Capital baru-baru ini menjadi investor baru di Bank Jago. Selanjutnya masuknya perusahaan (dikenal juga sebagai unicorn) senilai US$1 miliar, seperti Bukalapak yang belum lama ini tercatat di bursa.
ADVERTISEMENT
Saat ini, banyak generasi milenial yang memandang alat investasi sangat terjangkau. Dalam hal ini, berlaku untuk saham-saham yang kini harganya cukup terjangkau dan memenuhi anggaran kaum milenial. Selain itu, kehadiran perusahaan fintech tersebut akan dimanfaatkan oleh BEI sebagai strategi untuk menarik lebih banyak investor muda.
Ditulis oleh Fiska Nurul Aini Siregar mahasiswa S1 Akuntansi dari Universitas Pamulang.