Mengejar Beasiswa ke Luar Negeri: Sebuah Proses Aktualisasi Diri

Fistra Janrio Tandirerung
Dokter umum lulusan Universitas Tadulako saat ini bekerja di RS Inco Sorowako. Peraih beasiswa LPDP untuk studi S2 di University College London jurusan Cardiovascular Science
Konten dari Pengguna
14 November 2020 5:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fistra Janrio Tandirerung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi Lulus Kuliah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Lulus Kuliah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memiliki kesempatan berkuliah di luar negeri adalah impian banyak orang. Belajar di luar negeri tidak hanya tentang mendapatkan gelar yang lebih tinggi, prospek dan reputasi pekerjaan yang lebih baik, jaringan internasional, atau mengejar peluang untuk berkontribusi lebih banyak bagi masyarakat, tetapi juga dapat menjadi pengalaman sekali seumur hidup untuk melihat dunia melalui perspektif yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Saat ini, tersedia cukup banyak beasiswa yang bisa menjadi jawaban bagi mereka yang ingin belajar di luar negeri, terutama mereka yang berasal dari kelas menengah ke bawah yang tidak mampu memperoleh pendidikan berkualitas melalui skema swadana. Sebagian besar negara maju memiliki beasiswa sendiri yang rutin dibuka tiap tahunnya. Di antaranya, ada beberapa beasiswa ternama yang sudah dikenal puluhan tahun seperti Fulbright dari Amerika, Chevening dari Inggris, Beasiswa Australia Awards dari Australia, Erasmus dari Uni Eropa, DAAD dari Jerman atau Stuned dari Belanda serta LPDP dari pemerintah Indonesia.
Apalagi, banyak perguruan tinggi di dunia yang juga memberikan beasiswa penuh bagi calon mahasiswanya selama mereka dianggap memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, bisa dibilang saat ini banyak cara untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri bagi mereka yang terkendala secara finansial.
ADVERTISEMENT
Namun, memenangkan beasiswa yang didanai penuh bukanlah pekerjaan yang mudah. Siapapun yang memenangkan beasiswa pada akhirnya pasti telah melalui persaingan ketat dengan ribuan pesaing yang memperebutkan tempat yang sangat terbatas. Ada jalan panjang berliku untuk mengejar beasiswa penuh untuk studi ke luar negeri. Beberapa orang bahkan harus rela mendaftar berkali-kali selama bertahun-tahun sampai mereka akhirnya dapat menemukan oasis. Namun, mengingat semua manfaat yang mungkin didapat dari beasiswa penuh ke luar negeri, upaya tersebut masih merupakan usaha yang layak untuk diperjuangkan.
Memenangkan beasiswa memang membutuhkan ketekunan, kerja keras, kesabaran dan persiapan matang, namun itu semua harus dimulai dari pengenalan diri dan dorongan internal yang baik. Bukannya dilatarbelakangi oleh keinginan untuk sekadar mengunjungi tempat-tempat mewah di luar negeri atau timbul dari rasa iri terhadap orang-orang yang memposting foto mereka di depan Big Ben, Sidney Opera House, atau Menara Eifel. Esensi belajar di luar negeri jauh lebih dari hanya sekadar menjadi instagrammable.
ADVERTISEMENT
Langkah penting pertama untuk memenangkan beasiswa di luar negeri adalah memiliki kesadaran penuh akan nilai-nilai (values) internal dalam diri kita dan mencari motivasi yang tepat sebelum mendaftar. Tidak selalu tentang siapa yang paling cerdas atau siapa yang mendapat IPK tertinggi yang tertulis di transkrip nilai mereka, tetapi siapa yang mampu menjalankan refleksi dan aktualisasi diri yang mendalam.
Kita harus tahu, atau setidaknya memiliki gambaran, ke mana arah tujuan kita dalam hidup, hal-hal apa yang ingin kita capai dan peran serta kontribusi apa yang ingin kita tawarkan untuk orang-orang di masa depan. Memiliki tujuan yang jelas dan terukur adalah hal terpenting dan fundamental. Jika tidak, kita akan kesulitan untuk mempertahankan fokus dan cenderung kehilangan keinginan untuk berjuang di tengah jalan, terutama ketika proses yang dilalui menjadi lebih sulit. Ketika kita memiliki tujuan yang jelas, kita akan selalu menemukan alasan untuk terus berjuang tidak peduli seberapa sulit proses yang perlu dilewati.
ADVERTISEMENT
Pemberi beasiswa akan mendukung kebutuhan finansial para awardee mereka dengan uang dalam jumlah besar sampai mereka menyelesaikan studinya. Oleh karena itu, mereka harus sangat selektif dalam memilih individu yang layak untuk menjadi wadah investasi tersebut dan juga memiliki potensi untuk mengembalikan investasi itu melalui kontribusi mereka setelah menyelesaikan studi. Dengan kata lain, mereka yang dipilih adalah mereka yang memiliki visi dan langkah yang jelas tentang bagaimana mereka akan mendekati tujuan mereka dan memberi manfaat kepada orang-orang lewat apa yang telah mereka pelajari. Jadi, sebelum kita dapat meyakinkan para penyedia beasiswa mengapa kita layak untuk dipertimbangkan, kita harus terlebih dulu memiliki keyakinan tentang nilai diri yang kita miliki.
Memiliki kesadaran diri yang baik juga berarti memahami nilai-nilai internal kita sendiri. Kita memahami kelebihan kita namun pada saat yang sama tetap jujur menerima kelemahan sendiri dengan kemauan untuk terus belajar dan berkomitmen untuk terus mengembangkan diri.
ADVERTISEMENT
Memahami nilai diri (self values) menjadi penting karena setiap penyedia beasiswa juga memiliki nilai-nilainya sendiri. Oleh karena itu, memenangkan beasiswa adalah proses bagaimana kita menyesuaikan diri dengan nilai-nilai masing-masing dan bukan hanya masalah beradu intelektualitas. Beberapa penyedia beasiswa menetapkan kepemimpinan, pengaruh (influence), atau networking sebagai nilai inti mereka. Beberapa yang lain mencari kandidat dengan catatan akademis dan profesional yang kuat sementara yang lain menempatkan integritas, kejujuran dan kapasitas kontribusi sebagai faktor kunci yang mereka cari pada setiap kandidat.
Oleh karena itu, sebelum mulai mencari beasiswa, kita harus jujur berbicara dengan diri sendiri terlebih dahulu. Kita perlu mencari tahu orang seperti apa yang kira-kira dicari oleh para pemberi beasiswa, apa nilai-nilai kunci yang menjadi perhatian utama mereka, dan kemudian mencari cara bagaimana kita bisa merepresentasikan nilai-nilai tersebut. Kita dapat mengeksplor kembali apa yang telah kita lakukan selama studi kita sebelumnya, pengalaman profesional, organisasi atau aktivitas sosial yang pernah kita lakukan untuk mencari sesuatu yang bisa kita tawarkan dari diri kita.
ADVERTISEMENT
Ini tentunya bukan hal yang bisa kita lakukan dalam semalam karena refleksi dan aktualisasi diri membutuhkan proses dan waktu yang tidak singkat. Itu sebabnya proses mencari beasiswa tidak hanya sekadar proses untuk mencapai level pendidikan dan karier yang lebih tinggi apalagi hanya sekadar ikut-ikutan tren, tetapi juga merupakan sebuah proses aktualisasi diri yang sangat berharga.
Mengejar beasiswa di luar negeri adalah perjalanan penemuan diri, sebuah proses di mana kita dapat menemukan diri kita sendiri, nilai-nilai dalam diri kita dan untuk menemukan bagaimana kita dapat menawarkan solusi untuk masalah orang lain. Sangat mungkin jika kita mungkin gagal dalam prosesnya. Tetapi jika proses yang dilalui benar, maka ini juga bisa menjadi momentum untuk mengevaluasi diri untuk terus belajar. Kita bisa mencari tahu kekurangan kita dan mengubahnya sebagai landasan kita untuk menemukan versi diri yang lebih baik.
ADVERTISEMENT