Konten dari Pengguna

Strategi Kaderisasi dalam Menarik Minat Organisasi pada Era Gen Z

Fita Firnita
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13 Juli 2023 12:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fita Firnita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Dokumen Pribadi. Company Visit (15/11/2022)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Dokumen Pribadi. Company Visit (15/11/2022)
ADVERTISEMENT
Kaderisasi di Indonesia selalu dilakukan untuk menarik peminat dan calon anggota organisasi atau instansi, umumnya di suatu organisasi perkuliahan. Kaderisasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan ilmu-ilmu mengenai asas-asas organisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kaderisasi atau pengkaderan proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Sedangkan kader adalah orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya (Syahbuddin & Sarnandes, 2021).
ADVERTISEMENT
Kaderisasi adalah suatu proses penurunan dan transfer nilai-nilai baik nilai umum maupun khusus yang dilakukan oleh institusi yang bersangkutan. Nilai-nilai yang diberikan mengandung materi-materi kepemimpinan, manajemen, dasar dan asas organisasi atau institusi terkait dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi bekal untuk para kader meneruskan keberlangsungan institusi. Dengan demikian, kaderisasi merupakan bentuk kegiatan yang biasanya dilakukan oleh suatu instansi atau organisasi dalam memberikan ilmu-ilmu dasar seputar organisasi atau instansi tersebut.
Suatu organisasi atau instansi memerlukan pengkaderan untuk memilih kader baru yang akan melanjutkan birokrasi di dalamnya. Dengan adanya kaderisasi, yaitu untuk mempersiapkan calon-calon yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum. Kaderisasi juga sebagai penjamin keberlangsungan organisasi ataupun instansi dengan mengembangkan sumber daya manusia yang paling dinamis. Sehingga dapat bersifat fleksibel sesuai dengan perubahan, tuntutan, dan tantangan, khususnya pada regenerasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sumber Foto: Dokumen Pribadi. PRA PBAK (15/08/2022)
Dalam ajaran agama islam diajarkan untuk menanamkan strategi kaderisasi yang baik dan sesuai dengan syariat, sehingga dapat memberikan dampak yang besar terhadap motivasi dan minat para calon kader, seperti menanamkan pendidikan akhlak, memperhatikan kepentingan agama, dan organisasi, memperhatikan segi-segi manfaat dan fungsi, mempelajari ilmu, dan mendalamkan profesi (Syahbuddin & Sarnandes, 2021).
ADVERTISEMENT
Strategi kaderisasi yang digunakan harus memperhatikan fungsi dan dampak apa yang akan dihasilkan dari mengajarkan ilmu tersebut. Sehingga tidak dapat memberikan kebencian, kesesatan, dan dapat menghancurkan jiwa serta organisasi yang telah dibangun. Fungsi kaderisasi juga untuk mempersatukan visi dan misi yang sesuai dengan tujuan yang telah ditanamkan para calon kader. Salah satu hal yang perlu ditanamkan dalam kaderisasi yaitu dengan pendidikan akhlak, yang berupa etika, sopan dan santun, dan mengedepankan nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur’an seperti toleransi, menerima pendapat orang lain, dan sabar.
Kemudian, dalam mengajarkan suatu ilmu hendaknya, harus memberikan ilmu yang relevan dengan organisasi atau instansi tersebut, diajarkan mulai dari dasar hingga hal-hal yang paling sulit. Adanya pengajaran suatu ilmu harus menggunakan metode yang mudah ditangkap oleh pesertanya. Karena, apa yang akan diberikan akan menjadi suatu hal yang berdampak besar bagi penerimanya (Khotijah & Helmy, 2021). Menurut Huda dalam (Syahbuddin & Sarnandes, 2021) bahwa yang dikehendaki adalah ilmu itu syarat sahnya ucapan dan perbuatan. Keduanya tidak dianggap tanpanya. Karena, dia (ilmu) harus mendahului keduanya. Artinya, setiap amal ucapan dan perbuatan harus dilakukan dengan dasar dan landasan ilmu pengetahuan. Maka, “barangsiapa yang ingin berkata dan berbuat wajib baginya untuk mengetahui seluk beluk permasalahan tersebut. Dan tidak dibenarkan pula melakukan suatu hal yang dia tidak memiliki pengetahuan tentangnya.”
Sumber Foto: Dokumen Pribadi. PRA PBAK: (15/08/2022)
Selain itu, strategi kaderisasi harus sesuai dengan kemajuan zaman, dan pemikiran sumber daya manusia. Dengan, strategi yang sesuai dan tepat membuat hasil dari kaderisasi dapat diterapkan dengan baik. Seperti, pada saat ini Indonesia sudah berada dalam kemajuan dan perkembangan zaman, yaitu teknologi, sosial, dan komunikasi. Dengan adanya kemajuan zaman tersebut, sumber daya manusia harus dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi, dan dapat beradaptasi dengan komunikasi dan sosial yang baik. Untuk itu, proses kaderisasi yang diajarkan harus mengikuti perkembangan tersebut agar apa yang disampaikan dapat tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pada saat ini Gen Z atau generasi Z menjadi dominasi dalam mengambil peran suatu organisasi. Karakter yang adaptif, kritis, dan kreatif menjadi karakteristik dari generasi Z. Untuk itu, dibutuhkan kegiatan kaderisasi yang kreatif dan dapat memantik pemikiran kritis para generasi Z agar dapat menyuarakan dan memberikan gagasan-gagasan yang baru, sehingga dapat memberikan dampak besar terhadap organisasi maupun instansi.
Selain kaderisasi berpengaruh terhadap calon anggota, kaderisasi juga berpengaruh terhadap karakter kepemimpinan yang akan datang. Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana memengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin. Selain itu, kepemimpinan didefinisikan juga sebagai kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, memengaruhi pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kepemimpinan yang dilandaskan dari ilmu yang tepat, penanaman akhlak yang sesuai dengan sopan, santun, dan budaya di Indonesia, dan juga relevan dengan apa yang diajarkan terhadap apa yang dirasakan. Hal tersebut, dapat memicu terhadap kepemimpinan yang aktif, bertanggung jawab, disiplin, bersinergi, dan dapat membawa perubahan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan kaderisasi yang baik akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan kualitas dari organisasi atau instansi tersebut. Proses kaderisasi yang sesuai syariat islam perlu diajarkan, selain itu dapat menjadi strategi yang baik untuk memulai proses kaderisasi agar dapat memanusiakan manusia, mendapat ajaran yang sesuai, membangun organisasi dengan citra yang baik, dan dapat menarik minat calon anggota atau calon kader dari tiap organisasi.
Sumber Referensi:
Khotijah, S., & Helmy, I. (2021). Pengaruh Kepemimpinan Islami dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi (JIMMBA), 3(3), 442–460. https://doi.org/10.32639/jimmba.v3i3.853
Syahbuddin, & Sarnandes, F. (2021). Peran Pesantren Dalam Kaderisasi Dakwah. Jurnal Dakwah Dan Pemberdayaan Masyarakat (AL QOLAM), 5(2), 141–160. https://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alqolam/article/view/1310
ADVERTISEMENT