Konten dari Pengguna

Melestarikan Tradisi Lisan dimasa Era Digital untuk Pendidikan Sosial dan budaya

Fithriyah
Saya mahasiswa dari universitas pamulang sekarang semester 3
30 November 2024 13:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fithriyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
bagaimana cara indonesia untuk melestarikan budaya tradisi lisan yang berda pada masa eraditigal sekarang dalam pendidikan sosial dan budaya yang berada pada indonesia
seorang sedang bermain gamelan pixabay
zoom-in-whitePerbesar
seorang sedang bermain gamelan pixabay
ADVERTISEMENT
1. Faktor Pendukung: Tradisi lisan memiliki nilai historis dan kebudayaan yang kaya, menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan moral.Melibatkan interaksi langsung antarindividu, mempererat hubungan sosial di masyarakat. Tidak memerlukan alat teknologi, sehingga mudah diakses di komunitas lokal.
2. Faktor Penghambat: Minimnya minat generasi muda terhadap tradisi lisan. Kurangnya dokumentasi membuat konten tradisi lisan sulit dilestarikan. Persaingan dengan media digital yang lebih menarik secara visual dan interaktif.
Positif:
1. Mempertahankan identitas budaya lokal.
2. Menjadi sarana pembelajaran nilai-nilai sosial dan moral.
3. Mempererat hubungan sosial melalui proses penyampaian tradisi.
Negatif:
1. Berpotensi hilang jika tidak dilestarikan.
2. Tidak fleksibel dibandingkan dengan media modern dalam menjangkau audiens yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
3. Cenderung terbatas pada kalangan masyarakat tertentu.
Tradisi lisan di indonesia memiliki potensi besar sebagai media pendidikan ilmu sosial karena kandungan nilai moral, budaya, dan sosial yang terkandung di dalamnya. Namun, ancaman modernisasi dan pergeseran preferensi generasi muda membuat tradisi ini rentan ditinggalkan. sehingga harus dilestarikan kembali dengan baik oleh generasi muda sekarang Upaya pelestarian diperlukan agar tradisi ini tetap relevan sebagai bagian dari pendidikan masyarakat.
1. Digitalisasi Tradisi:
Dokumentasikan cerita dan tradisi lisan dalam bentuk video, audio, atau teks digital. Publikasikan melalui media sosial atau platform digital untuk menjangkau generasi muda.
2. Integrasi dalam Pendidikan Formal:
Masukkan materi tradisi lisan ke dalam kurikulum lokal sebagai bagian dari pembelajaran ilmu sosial. Adakan kegiatan sekolah seperti lomba mendongeng atau diskusi tradisi lisan.
ADVERTISEMENT
3. Peningkatan Kesadaran Masyarakat:
Libatkan komunitas dan tokoh adat dalam kegiatan berbasis tradisi lisan. Adakan acara budaya secara rutin yang menonjolkan tradisi lisan.
4. Kolaborasi dengan Teknologi:
Gunakan aplikasi atau platform edukasi untuk menyebarkan konten tradisi lisan secara lebih luas. Kembangkan animasi atau gamifikasi berbasis tradisi lisan agar lebih menarik bagi generasi muda.
Sudut pandang ini menekankan bahwa pelestarian tradisi lisan adalah tanggung jawab kolektif, memerlukan sinergi antara pendekatan tradisional dan modern untuk menjangkau generasi muda. untuk pelestarian tradisi lisan sebagai warisan budaya yang memiliki nilai edukasi tinggi, namun terancam oleh modernisasi dan dominasi teknologi digital. Perspektif ini menggarisbawahi pentingnya tradisi lisan sebagai media pendidikan sosial, sejarah, dan budaya yang mampu membangun karakter individu dan kolektivitas masyarakat.
ADVERTISEMENT