Tapak Tilas 48 Tahun Peran MUI dalam Memperkokoh Persatuan Bangsa

Fithriyah Saiidah
Freelance writer
Konten dari Pengguna
17 Juli 2023 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fithriyah Saiidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tapak tilas 48 tahun MUI | Sumber: mui.or.id
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tapak tilas 48 tahun MUI | Sumber: mui.or.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai negara muslim terbesar pertama, peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) di negeri kita tentu memberikan dampak penting dalam menentukan fatwa terhadap seluruh aspek kehidupan umat Islam.
ADVERTISEMENT
Lahir dari semangat kebangkitan persatuan bangsa setelah 30 tahun kemerdekaan, MUI hadir di tengah masyarakat untuk menjadi energi baru yang telah lama hilang, tepatnya pada 26 Juli 1975 atau 7 Rajab 1395 Hijriah di Jakarta.
Berdirinya MUI kala itu laksana oase di padang pasir yang gersang, menyegarkan dan melegakan para musafir yang singgah. Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo atau yang akrab dikenal Buya Hamka, MUI tercatat telah mengeluarkan fatwa tegas terkait perayaan Natal bagi umat Islam pada 7 Maret 1981 yang saat itu Indonesia masih rentan mengenai permasalahan budaya dan agama.
Kemudian seiring berjalannya waktu, MUI senantiasa konsisten menjawab kebingungan dan permasalahan umat sesuai zaman. Masih teringat dalam benak kita, bagaimana MUI terus membersamai bangsa saat Indonesia dilanda Covid-19 yang akhirnya mengeluarkan fatwa salat berjemaah dan salat hari raya dalam kondisi pandemi. Subhanallah.
ADVERTISEMENT

MUI, Entitas Sinergi Ulama dan Umaro

Potret Buya Hamka dalam MUI tempo dulu | Sumber: muhammadiyah.or.id
Tidak dapat dimungkiri, kehadiran Majelis Ulama Indonesia merupakan wujud sinergi ulama dan umaro (pemimpin) yang diharapkan dapat memberikan kesejukan serta kedamaian di tengah umat secara konsisten berkelanjutan. Dengan niat yang bersih dan usaha yang gigih, MUI telah terbukti memiliki peran besar terhadap kehidupan umat Islam dalam bernegara.
Contohnya dapat dilihat dari dunia ekonomi umat. Riba atau bunga yang berlaku dalam transaksi bank konvensional juga mengenai pasar modal, pernah membuat masyarakat muslim kebingungan antara tidak menggunakan atau menerobos sisi keharaman. Namun, kemudian MUI terus mengkaji hingga terbitlah kerja sama dan fatwa.
Tahun 1990 MUI mendirikan kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia dan menyelenggarakan lokakarya yang membahas bunga bank serta perbankan.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti di situ, MUI terus membina masyarakat muslim untuk memajukan ekonomi umat dengan menetapkan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) yang merupakan suatu kajian mengenai aspek hukum Islam perbankan di Indonesia.

Milad ke-48 MUI, Momentum Menuju Indonesia yang Sejahtera dan Bermartabat

KH. Ma'ruf Amin Menghadiri Mukernas MUI Lampung | Sumber: mui.or.id
Dengan kehadiran ulama, zuama (pemimpin di pemerintah atau organisasi), dan cendekiawan muslim Majelis Ulama Indonesia di tengah masyarakat, MUI optimis dapat memperkokoh keragaman di Indonesia. Bersamaan dengan ini, Majelis Ulama Indonesia menjadikan milad ke-48 sebagai momentum menuju Indonesia yang sejahtera dan bermartabat.
Kehadiran MUI turut menjadi upaya menjaga keutuhan bangsa. Tidak hanya bagi masyarakat muslim, tetapi juga untuk seluruh umat bangsa dan beragama di Indonesia. Seperti masalah penyimpangan dan kesesatan. MUI secara tegas dan konsisten dengan segera mengeluarkan fatwa.
ADVERTISEMENT
Meskipun dinilai intoleran, keputusan MUI baru-baru ini terkait penyimpangan gerakan LGBT menjadi usaha besar dalam menghalangi keburukan bagi bangsa.
Perilaku LGBT tentu memiliki dampak berbahaya yang sangat besar dari segala aspek berdasarkan fatwa MUI. Mulai dari kesehatan, dampak sosial, pendidikan, keamanan, hingga generasi.
Berdasarkan penuturan dr. Dewi Inong Irana, Sp.KK, FINSDV, FAADV yang memiliki berjuta pengalaman menangani penyakit kulit dan kelamin, beliau berbagi kisahnya dalam merehabilitasi remaja yang mengidap LGBT pada agenda sosial salah satu gereja di Jakarta sejak tahun 1990-an.
Dalam suatu webinar yang dihadiri mahasiswa kedokteran seluruh Indonesia, beliau menegaskan bahwa tidak ada satu pun agama yang setuju dengan penyimpangan LGBT dan dampaknya begitu berbahaya bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kehadiran MUI bukan sekadar baik bagi umat Islam. Namun, berlandaskan nilai ketulusan dan kesungguhan menghadirkan Islam di Indonesia sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Juga dalam bingkai keberagaman, MUI memiliki cita-cita untuk bersama mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan bermartabat. Selamat milad MUI yang ke-48, semoga terus menjadi pionir kebenaran dan penyejuk di tengah umat!