Menikmati Piknik di Limpakuwus, Surga Pinus di Lereng Gunung Slamet

Gunung Slamet di Jateng Foto: ANTARA/Sumarwoto/

Ada sesuatu yang ajaib saat pertama kali menginjakkan kaki di Hutan Pinus Limpakuwus, Baturaden, Jawa Tengah. Aroma khas pepohonan pinus bercampur dengan hawa dingin yang menusuk lembut kulit menyambut kami.

Pagi itu, saya dan teman-teman memutuskan untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Piknik santai di bawah pemandangan hijau pepohonan yang menjulang tinggi menjadi pilihan tamasya kali ini. Berbagai perlengkapan khas berpikinik kami bawa di pagi itu. Mulai dari keranjang piknik berisi camilan, selimut tipis untuk alas duduk, dan kamera di tangan, kami siapkan untuk menikmati hari itu.

Sumber: Dokumentasi pribadi.

Ada rasa damai yang sulit dijelaskan, seolah-olah dunia luar yang bising mendadak lenyap begitu saja di hutan tersebut. Keheningannya menenangkan. Saya sesekali termenung hanya untuk mendengarkan alam berbicara. Tidak ada suara kendaraan, tidak ada kebisingan kota, hanya angin yang berbisik di antara pepohonan. Momen seperti ini mengingatkan saya betapa berharganya waktu untuk sekadar berhenti dan menikmati alam.

Kami memilih tempat yang sempurna, sebuah area datar dengan pemandangan hutan yang terasa tak berujung. Sinar matahari pagi menyelinap di antara celah-celah daun, menciptakan pola bayangan yang indah di tanah.

Meski demikian, hal terbaik dari piknik ini sendiri adalah kebersamaan. Kami duduk melingkar, membuka keranjang yang penuh dengan camilan favorit seperti keripik pedas, minuman bersoda, hingga kue-kue manis. Canda tawa mengalir tanpa henti. Seorang teman, dengan gaya ala fotografer profesional, sibuk mengarahkan kami untuk berfoto grup.

"Coba gaya candid. Anggap aja lagi ngobrol seru," katanya sambil tertawa.

sumber : koleksi pribadi

Latar belakang pohon-pohon pinus yang tinggi menjadi panggung utamanya yang sempurna. Kami mengambil berbagai gaya, dari yang sederhana hingga yang paling nyeleneh. Foto-foto ini, saya yakin, akan jadi kenangan manis yang tak terlupakan. Terutama jika kami kembali berkumpul bersama lagi setelah menempuh jalan masing-masing yang disediakan dalam lakon panggung kehidupan.

Tentu saja di tempat seindah itu tak lengkap bila hanya foto bersama. Sesi foto sendiri-sendiri pun masing-masing kami lakukan. Hitung-hitung untuk memberikan makan media sosial atau sekadar untuk mengganti foto profile Whatsapp yang usang. Saya pilih latar hutan yang dilengkapi dengan bunga-bunga berwarna ungu.

Ketika matahari mulai condong ke barat, kami kembali ke tempat piknik. Udara semakin dingin, tapi hati kami terasa hangat. Sebelum pulang, kami sempatkan untuk berkemas dan memastikan tidak meninggalkan sampah, sebab keindahan tempat seperti Limpakuwus adalah tanggung jawab bersama.

Hari itu pun berakhir dengan rasa syukur. Saya pulang dengan hati yang lebih ringan, kepala yang lebih segar, dan galeri ponsel penuh foto indah. Limpakuwus bukan hanya tempat piknik, tetapi tempat pelarian kecil yang mengingatkan kita untuk menghargai keindahan sederhana dalam hidup.

Jadi, jika kamu mencari tempat untuk menyegarkan pikiran, saya sangat merekomendasikan Limpakuwus. Ajak teman-teman terbaikmu, siapkan keranjang piknik, dan biarkan hutan ini memberikanmu cerita yang tak kalah menarik untuk kamu.