Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penggunaan Audio Visual & Model PBL dalam Meningkatkan Berbicara Bahasa Inggris
7 Desember 2022 22:27 WIB
Tulisan dari Fitri Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi belajar peserta didik, diantaranya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Kondisi dari diri siswa sendiri yang tidak mempunyai semangat untuk belajar dan kemampuan siswa yang kurang.
2. Kurangnya penguasaan kosakata
3. Kurangnya latihan/practice
4. Model pembelajaran yang kurang menarik
Pembelajaran saat ini sudah sangat berkembang. Sehingga guru harus melek dengan teknologi. Sehingga guru harus berinovasi dengan menggunakan pembelajaran inovatif agar peserta didik lebih menarik dan termotivasi dalam belajar Bahasa Inggris.
A. Situasi
Bahasa Inggris, di lingkup pendidikan SMPN 2 Sumber, merupakan sebuah bahasa asing yang baru dikenal dan dipelajari oleh siswa dan siswi SMPN 2 Sumber. Oleh karena itu, ketika mengajarkan salah satu materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris, ada beberapa masalah yang muncul dalam proses pembelajaran. Masalah yang paling umum muncul adalah masalah terkait rendahnya motivasi dan kosakata siswa ketika berbicara dalam Bahasa Inggris, terutama dalam materi 'Self Introduction'. Hal ini dibuktikan dengan beberapa situasi diantaranya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Siswa tidak fokus saat belajar
2. Siswa cepat lupa akan materi yang diajarkan
3. Siswa jarang mengumpulkan tugas
4. Siswa terkadang ribut dan asik mengobrol hal lain diluar materi atau kegiatan belajar
5. Enggan atau tidak percaya diri ketika diminta berbicara dalam Bahasa Inggris
6. Belum mengetahui berbagai macam jenis kosakata yang berkaitan dengan ungkapan ‘self introduction’ dan respon dari ungkapan tersebut dalam Bahasa Inggris
7. Belum mengetahui bagaimana mengeja, mengucapkan, dan menuliskan berbagai macam jenis kosakata yang berkaitan dengan 'self introduction' dan respon dari kata dan ungkapan tersebut dalam Bahasa Inggris
8. Bingung menggunakan ekspresi ‘self introduction’ yang tepat dalam Bahasa inggris sesuai dengan konteksnya
9. Tidak memberikan tanggapan (diam) atau menjawab ‘tidak tahu’ ketika diajak berdialog menggunakan ekspresi ‘self introduction’ dalam Bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Situasi-situasi yang telah disebutkan menjadi sebuah kekhawatiran tersendiri bagi saya ketika hal ini terus berlanjut. Hal ini dikarenakan, materi ‘self introduction’ merupakan sebuah materi yang penting bagi siswa untuk dapat berinteraksi dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekitar mereka.
Ketika para siswa memiliki motivasi dan penguasaan kosakata yang rendah mempelajari dan mempraktekkan materi ‘self introduction’ pada mata pelajaran Bahasa Inggris maka mereka akan sulit bersosialisasi dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekitar mereka. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak menggunakan Bahasa Inggris, nilai-nilai yang terkandung dalam materi ini dapat membantu para murid berinteraksi dengan baik dengan orang-orang di sekeliling mereka dan memperluas lingkup sosial mereka.
Selain itu, ketika motivasi dan penguasaan kosakata siswa dalam berbicara Bahasa Inggris, secara umum tidak diatasi dengan cara yang tepat, maka akan menimbulkan sebuah kekeliruan berpikir atau semacam mind blocking. Para siswa akan terus menganggap bahwa Bahasa Inggris itu sulit untuk dipelajari dan tidak penting bagi mereka mempelajari hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat hal ini sudah tertanam dalam pikiran siswa maka sehebat apapun cara guru mengajar siswa, secara tidak sadar, akan menolak segala bentuk proses pembelajaran.
Oleh karena itu, penting sekali praktik baik ini dibagikan agar para guru-guru yang mengalami masalah yang serupa dapat menjadikan praktik baik ini sebagai salah satu referensi mengatasi masalah yang berkaitan dengan rendahnya motivasi dan kosakata dalam berbicara Bahasa Inggris pada materi 'self introduction'.
Pada proses praktik baik ini, peran dan tanggung jawab saya adalah sebagai guru dan peneliti. Ketika saya berperan sebagai seorang guru maka saya bertanggung jawab akan segala bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran. Ketika saya berperan sebagai peneliti, maka tanggung jawab saya adalah mengidentifikasi masalah, melihat akar penyebab masalah, mencari alternatif solusi, dan melihat sejauh mana keberhasilan dan efektivitas praktik pembelajaran yang telah dirancang dan dilaksanakan pada sebuah siklus praktik pembelajaran.
ADVERTISEMENT
B. Tantangan
Saat saya berusaha meningkatkan motivasi dan kosakata siswa ketika berbicara dalam Bahasa Inggris pada materi 'self introduction', saya menyadari ada beberapa tantangan yang saya temukan untuk dapat mencapai tujuan ini. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, rekan sejawat, dan pakar, tantangan-tantangan tersebut antara lain:
1. Suasana sekitar kelas yang ribut
Suasana sekitar lingkungan sekolah yang tidak kondusif atau ribut mengakibatkan siswa sulit untuk menjaga konsentrasi agar tetap fokus dalam pembelajaran. Mereka menjadi mudah terdistraksi akan hal-hal atau suara-suara di luar kelas.
2. Cara mengajar guru tidak menarik
Selain lingkungan yang tidak kondusif, cara mengajar dan penggunaan media yang tidak mampu menarik seluruh perhatian dan fokus siswa juga menjadi alasan mengapa para siswa mudah terdistraksi akan hal-hal diluar kelas.
ADVERTISEMENT
3. Siswa tidak memahami instruksi tugas dengan baik
Ketika saya memberikan sebuah kegiatan atau tugas untuk dikerjakan, saya juga melihat bahwa instruksi yang diberikan tidak cukup singkat dan jelas bagi para siswa. Hal ini dikarenakan Instruksi yang diberikan tidak dipersiapkan dan dipikirkan baik-baik sebelum masuk kelas sehingga instruksinya menjadi bertele-tele dan membingungkan. Saat siswa merasa bingung dan tidak mengerti mereka cenderung malas untuk melaksanakan tugas atau kegiatan tersebut.
4. Materi tidak mendorong rasa ingin tahu/rasa penasaran siswa.
Kemampuan untuk memberikan stimulus yang dapat mendorong rasa ingin tahu siswa menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi saya. Kerap kali saya lupa atau bingung untuk menunjukkan, baik secara eksplisit maupun implisit, urgensi atau manfaat dari materi yang diajarkan. Padahal hal ini merupakan hal yang penting dimana saat mereka sadar akan manfaat mempelajari sebuah materi bagi kehidupan mereka, mereka akan terus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
ADVERTISEMENT
5. Sedikitnya eksposure penggunaan Bahasa Inggris
Seorang guru perlu menjadi model atau contoh yang baik bagi para muridnya. Ketika saya berharap para siswa mampu menggunakan Bahasa Inggris maka saya harus memberikan contoh yang baik bagi mereka. Namun, kesulitan yang saya hadapi selama ini adalah siswa selalu protes ketika saya banyak menggunakan Full Bahasa Inggris. Oleh karena itu akhirnya saya cenderung lebih banyak menggunakan Bahasa Indonesia daripada Bahasa Inggris sehingga membuat siswa tidak terbiasa mendengar atau menggunakan Bahasa Inggris di dalam kelas.
6. Sedikitnya ruang bagi siswa untuk menggunakan kosakata yang dipelajari secara lisan.
Saat mengajarkan sebuah materi tertentu, saya tidak memberikan ruang yang cukup bagi para siswa mempraktekkan langsung apa yang telah dipelajari. Hal ini dikarenakan alokasi waktu yang ditentukan kerap kali tidak sesuai dimana siswa selalu membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan tugas pada ranah pengetahuan sehingga waktu untuk menyelesaikan tugas ranah keterampilan, khususnya keterampilan berbicara, tidak memadai.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi tantangan tersebut , saya menyadari keterlibatan semua pihak sangat diperlukan, seperti keterlibatan kepala sekolah, dosen, guru pamong, rekan guru, orang tua dan siswa sendiri.
C. Aksi
Setelah melalui tahap kajian literatur dan wawancara, saya mencetuskan sebuah solusi untuk mengatasi permasalah dan juga tantangan yang dihadapi terkait rendahnya motivasi dan kosakata siswa ketika berbicara dalam Bahasa Inggris pada materi 'self introduction', yakni menggunakan metode pembelajaran problem based learning dan memaksimalkan pemanfaatan media berbasis TPACK seperti audio visual.
Ketika penggunaan media audio visual diintegrasikan dengan sebuah model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) lalu dikemas dalam sebuah situasi praktek pada materi teks interpersonal mengucapkan dan menanggapi ungkapan 'self introduction', maka menciptakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang efektif yang mendorong rasa ingin tahu siswa dan menarik perhatian. Tahapan yang telah dilakukan pada pembelajaran adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Orientasi pada masalah
Pada fase ini, guru mengajak siswa untuk untuk menonton video singkat yang dijadikan sebagai acuan masalah yang perlu diselesaikan. Setelah video ditayangkan, guru memberikan beberapa pertanyaan pemantik untuk didiskusikan bersama, seperti:
- What is the video about?
- Who is she/he?
- Do you know how to say your identity like your name, your address and your hobby in English?
2. Mengorganisasikan peserta didik
Pada fase kedua ini guru mengorganisasikan siswa untuk dapat menyelesaikan aktifitas-aktifitas yang diberikan. Guru membantu siswa membuat kelompok yang terdiri dari 4 orang dan setelah itu siswa diberikan petunjuk terkait cara dan apa saja yang perlu diperhatikan saat mengerjakan dan menyelesaikan setiap aktifitas.
ADVERTISEMENT
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Pada fase ketiga ini, TikTok dapat digunakan sebagai media untuk siswa mencari sumber lain yang mampu memperluas pemahaman siswa dalam memecahkan setiap aktifitas. Dalam artian, TikTok, instagram, youtube, akan digunakan untuk mencari video atau materi yang berkaitan dengan 'self introduction' secara berkelompok. Dari video yang mereka temukan di social media, mereka juga belajar bagaimana mengucapkan 'self introduction' dengan pronunciation yang benar. Di tahap ini siswa :
● berdiskusi menyelesaikan Activity 1 terkait mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan ungkapan “self introduction” dari dialog yang diberikan,
● berdiskusi menyelesaikan Activity 2 untuk menentukan lebih dalam lagi pengidentifikasian ungkapan ungkapan “self introduction”,
● berdiskusi untuk menyelesaikan Activity 3 terkait menganalisis fungsi sosial dari sebuah dialog percakapan yang diberikan oleh guru,
ADVERTISEMENT
● berdiskusi untuk menyelesaikan Activity 4 terkait menirukan dan menyusun teks interaksi transaksional lisan sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait jati diri dari video dengan benar,
● berdiskusi untuk menyelesaikan Activity 5 terkait Merancang/membuat teks interaksi transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait jati diri.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Setelah seluruh informasi yang dibutuhkan terkumpul untuk digunakan sebagai referensi, di fase keempat ini, siswa akan menyelesaikan Activity 6 dengan cara mempraktekkan perkenalan diri yang telah dibuat di depan kelas dengan rasa percaya diri dan tanggung jawab.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
Di fase kelima, peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah disajikan oleh tiap kelompok dan materi yang belum dipahami. Setelah itu, guru membimbing siswa untuk berdiskusi menganalisis, menilai, dan mengomentari penampilan tiap kelompok yang tampil di depan.
ADVERTISEMENT
Adapun TPACK diberikan di tahap akhir sebelum kesimpulan sebagai bahan evaluasi pembelajaran dengan menjawab soal melalui aplikasi quizizz. Kemudian di tahap akhir dilanjutkan memberi kesimpulan, penugasan pekerjaan rumah, refleksi dan penutup.
D. Refleksi Hasil dan Dampak
Berdasarkan hasil observasi kelas, menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan media audio visual menunjukkan dampak yang positif dalam meningkatkan motivasi dan kosakata siswa untuk berbicara dalam Bahasa Inggris. Hal ini ditunjukkan oleh siswa yang aktif menanggapi pertanyaan guru , mengikuti dengan baik setiap instruksi guru, dan fokus pada apa yang dipaparkan oleh guru. Hasil dari praktek di depan kelas oleh peserta didik pun menunjukkan bahwa pengucapan mereka saat berbicara menggunakan Bahasa Inggris sudah bagus. Hanya beberapa kata saja yang masih salah pengucapannya.
ADVERTISEMENT
Penggunaan audio visual ini pun mendapat tanggapan yang positif baik dari siswa maupun guru. Dari hasil wawancara dengan siswa, para siswa merasa senang ketika mereka harus menggunakan hp dan memanfaatkan media audio visual saat belajar. Selain itu, dari hasil berbincang dengan rekan guru lain, mereka menjadi terinspirasi untuk menggunakan audio visual juga di kelasnya.
Akan tetapi, hal yang menjadi tantangan dalam proses pembelajaran adalah saat proses menonton video. Beberapa siswa masih belum memahami arti dari video sehingga harus di putar berulang-ulang.
Dari seluruh rangkaian proses pembelajaran ini, saya menyadari bahwa persiapan yang matang, bimbingan guru yang baik, semangat guru dalam mengajar, dan penggunaan media yang familiar bagi siswa yang sesuai dengan perkembangan zaman mampu meningkatkan ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pengetahuan dan keterampilan siswa dalam berbahasa Inggris terutama pada materi ‘self introduction’ secara efektif meningkat.
ADVERTISEMENT