Konten dari Pengguna

Penggunaan Media Bergambar & Model PBL dalam Meningkatkan Membaca Bahasa Inggris

Fitri Damayanti
Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 2 Sumber Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Indonesia
9 Desember 2022 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fitri Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar ini di ambil pada saat kegiatan penelitian berlangsung di kelas 7F SMPN 2 Sumber Kab. Cirebon
zoom-in-whitePerbesar
gambar ini di ambil pada saat kegiatan penelitian berlangsung di kelas 7F SMPN 2 Sumber Kab. Cirebon
ADVERTISEMENT
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi belajar peserta didik, diantaranya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Kondisi dari diri siswa sendiri yang tidak mempunyai semangat untuk belajar dan kemampuan siswa yang kurang.
2. Kurangnya penguasaan kosakata
3. Kurangnya latihan/practice
4. Model pembelajaran yang kurang menarik
Pembelajaran saat ini sudah sangat berkembang. Sehingga guru harus melek dengan teknologi. Sehingga guru harus berinovasi dengan menggunakan pembelajaran inovatif agar peserta didik lebih menarik dan termotivasi dalam belajar Bahasa Inggris.
A. Situasi
Bahasa Inggris, di lingkup pendidikan SMPN 2 Sumber, merupakan sebuah bahasa asing yang baru dikenal dan dipelajari oleh siswa dan siswi SMPN 2 Sumber. Oleh karena itu, ketika mengajarkan salah satu materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris, ada beberapa masalah yang muncul dalam proses pembelajaran. Masalah yang paling umum muncul adalah masalah terkait rendahnya motivasi dan kosakata siswa ketika membaca dalam Bahasa Inggris, terutama dalam materi “Self Introduction”. Hal ini dibuktikan dengan beberapa situasi diantaranya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Siswa tidak fokus saat belajar
2. Siswa cepat lupa akan materi yang diajarkan
3. Siswa jarang mengumpulkan tugas
4. Siswa terkadang ribut dan asik mengobrol hal lain diluar materi atau kegiatan belajar
5. Enggan atau tidak percaya diri ketika diminta berbicara dalam Bahasa Inggris
6. Belum mengetahui berbagai macam jenis kosakata yang berkaitan dengan ungkapan ‘Self Introduction’ dan respon dari ungkapan tersebut dalam Bahasa Inggris dan lebih fokus ke ‘Professions’ ternyata mereka masih banyak yang belum mengetahui kosakata jenis-jenis pekerjaan dalam Bahasa Inggris
7. Belum mengetahui bagaimana mengeja, mengucapkan, dan menuliskan berbagai macam jenis kosakata yang berkaitan dengan Self Introduction-Profession dan respon dari kata dan ungkapan tersebut dalam Bahasa Inggris
ADVERTISEMENT
8. Bingung membaca teks ‘Self Introduction-Profession’ yang tepat dalam Bahasa inggris sesuai dengan konteksnya
9. Tidak memberikan tanggapan (diam) atau menjawab ‘tidak tahu’ ketika diajak berdialog menanyakan ‘Self Introduction-Profession’ dalam Bahasa Inggris.
Situasi-situasi yang telah disebutkan menjadi sebuah kekhawatiran tersendiri bagi saya ketika hal ini terus berlanjut. Hal ini dikarena, materi ‘Self Introduction-Profession’ merupakan sebuah materi yang penting bagi siswa untuk dapat berinteraksi dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekitar mereka.
Ketika para siswa memiliki motivasi dan penguasaan kosakata yang rendah mempelajari dan mempraktekan materi ‘Self Introduction-Profession’ pada mata pelajaran Bahasa Inggris maka mereka akan sulit bersosialisasi dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekitar mereka. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak menggunakan Bahasa Inggris, nilai-nilai yang terkandung dalam materi ini dapat membantu para murid berinteraksi dengan baik dengan orang-orang di sekeliling mereka dan memperluas lingkup sosial mereka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ketika motivasi dan penguasaan kosakata siswa membaca Bahasa Inggris, secara umum, tidak diatasi dengan cara yang tepat, dengan mengeja dan mengucapkan dengan tepat, maka akan menimbulkan sebuah kekeliruan berpikir atau semacam mind blocking. Para siswa akan terus menganggap bahwa Bahasa Inggris itu sulit untuk dipelajari dan tidak penting bagi mereka mempelajari hal
tersebut. Saat hal ini sudah tertanam dalam pikiran siswa maka sehebat apapun cara guru mengajar, siswa, secara tidak sadar, akan menolak segala bentuk proses pembelajaran.
Oleh karena itu, penting sekali praktik baik ini dibagikan agar para guru-guru yang mengalami masalah yang serupa dapat menjadikan praktik baik ini sebagai salah satu referensi mengatasi masalah yang berkaitan dengan rendahnya motivasi dan kosakata dalam berbicara Bahasa Inggris pada materi “Self Introduction-Profession”.
ADVERTISEMENT
Pada proses praktik baik ini, peran dan tanggung jawab saya adalah sebagai guru dan peneliti. Ketika saya berperan sebagai seorang guru maka saya bertanggung jawab akan segala bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran. Ketika saya berperan sebagai peneliti, maka tanggung jawab saya adalah mengidentifikasi masalah, melihat akar penyebab masalah, mencari alternatif solusi, dan melihat sejauh mana keberhasilan dan efektivitas praktik pembelajaran yang telah dirancang dan dilaksanakan pada sebuah siklus praktik pembelajaran.
B. Tantangan
Saat saya berusaha meningkatkan motivasi dan kosakata siswa ketika membaca dalam Bahasa Inggris pada materi “Self Introduction-Profession”, saya menyadari ada beberapa tantangan yang saya temukan untuk dapat mencapai tujuan ini. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, rekan sejawat, dan pakar, tantangan-tantangan tersebut antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Suasana sekitar kelas yang ribut
Suasana sekitar lingkungan sekolah yang tidak kondusif atau ribut mengakibatkan siswa sulit untuk menjaga konsentrasi agar tetap fokus dalam pembelajaran. Mereka menjadi mudah terdistraksi akan hal-hal atau suara-suara di luar kelas.
2. Cara mengajar guru tidak menarik
Selain lingkungan yang tidak kondusif, cara mengajar dan penggunaan media yang tidak mampu menarik seluruh perhatian dan fokus siswa juga menjadi alasan mengapa para siswa mudah terdistraksi akan hal-hal diluar kelas.
3. Siswa tidak memahami instruksi tugas dengan baik
Ketika saya memberikan sebuah kegiatan atau tugas untuk dikerjakan, saya juga melihat bahwa instruksi yang diberikan tidak cukup singkat dan jelas bagi para siswa. Hal ini dikarenakan Instruksi yang diberikan tidak dipersiapkan dan dipikirkan baik-baik sebelum masuk kelas sehingga instruksinya menjadi bertele-tele dan membingungkan. Saat siswa merasa bingung dan tidak mengerti mereka cenderung malas untuk melaksanakan tugas atau kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Materi tidak mendorong rasa ingin tahu / rasa penasaran siswa.
Kemampuan untuk memberikan stimulus yang dapat mendorong rasa ingin tahu siswa menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi saya. Kerap kali saya lupa atau bingung untuk menunjukkan, baik secara eksplisit maupun implisit, urgensi atau manfaat dari materi yang diajarkan. Padahal hal ini merupakan hal yang penting dimana saat mereka sadar akan manfaat mempelajari sebuah materi bagi kehidupan mereka, mereka akan terus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
5. Sedikitnya eksposure penggunaan Bahasa Inggris
Seorang guru perlu menjadi model atau contoh yang baik bagi para muridnya. Ketika saya berharap para siswa mampu menggunakan Bahasa Inggris maka saya harus memberikan contoh yang baik bagi mereka. Namun, kesulitan yang saya hadapi selama ini adalah siswa selalu protes ketika saya banyak menggunakan Full Bahasa
ADVERTISEMENT
Inggris. Oleh karena itu akhirnya saya cenderung lebih banyak menggunakan Bahasa Indonesia daripada Bahasa Inggris sehingga membuat siswa tidak terbiasa mendengar atau menggunakan Bahasa Inggris di dalam kelas.
6. Sedikitnya ruang bagi siswa untuk menggunakan kosakata yang dipelajari secara lisan.
Saat mengajarkan sebuah materi tertentu, saya tidak memberikan ruang yang cukup bagi para siswa mempraktekkan langsung apa yang telah dipelajari. Hal ini dikarenakan alokasi waktu yang ditentukan kerap kali tidak sesuai dimana siswa selalu membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan tugas pada ranah pengetahuan sehingga waktu untuk menyelesaikan tugas ranah keterampilan, khususnya keterampilan berbicara, tidak memadai.
Dalam menghadapi tantangan tersebut , saya menyadari keterlibatan semua pihak sangat diperlukan, seperti keterlibatan kepala sekolah, dosen, guru pamong, rekan guru, orang tua, dan siswa sendiri.
ADVERTISEMENT
C. Aksi
Setelah melalui tahap kajian literatur dan wawancara, saya mencetuskan sebuah solusi untuk mengatasi permasalah dan juga tantangan yang dihadapi terkait rendahnya motivasi dan kosakata siswa ketika berbicara dalam Bahasa Inggris pada materi “Self Introduction-Profession”, yakni menggunakan metode pembelajaran problem based learning dan memaksimalkan pemanfaatan media bergambar.
Ketika penggunaan media kata bergambar diintegrasikan dengan sebuah model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) lalu dikemas dalam sebuah situasi membaca teks pada materi teks “Self Introduction-Profession”, maka menciptakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang efektif yang mendorong rasa ingin tahu siswa dan menarik perhatian. Tahapan yang telah dilakukan pada pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Orientasi pada masalah
ADVERTISEMENT
Pada fase ini, guru mengajak siswa untuk membaca teks untuk mencari kosakata jenis pekerjaan dalam teks tersebut. Setelah itu media kata bergambar digunakan untuk menampilkan beberapa jenis pekerjaan yang sesuai dengan yang ada di dalam teks tersebut yang dijadikan sebagai acuan masalah yang perlu diselesaikan. Setelah teks diberikan, guru memberikan beberapa pertanyaan pemantik untuk didiskusikan bersama, seperti:
- What is the text about?
- What is the profession in the text?
- Do you know how to say “nurse” and “doctor”?
- Where is “nurse” and “doctor” in this picture?
ADVERTISEMENT
2. Mengorganisasikan peserta didik
Pada fase kedua ini guru mengorganisasikan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah yang diberikan. Guru membantu siswa membuat kelompok yang terdiri dari 4 orang dan setelah itu siswa diberikan petunjuk terkait cara dan apa saja yang perlu diperhatikan saat mengerjakan dan menyelesaikan setiap aktifitas.
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Pada fase ketiga ini, kartu kata bergambar dapat digunakan sebagai media untuk siswa mencari sumber lain yang mampu memperluas pemahaman siswa dalam memecahkan setiap aktifitas. Dalam artian, kata bergambar akan digunakan untuk mencari materi yang berkaitan dengan professions secara berkelompok. Mereka juga belajar bagaimana mengucapkan kinds of job and professions dengan pronunciation yang benar. Di tahap ini siswa :
ADVERTISEMENT
● berdiskusi menyelesaikan aktivitas 1/Activity 1 terkait mengidentifikasi struktur teks “Self Introduction-Profession” dari teks yang diberikan,
● berdiskusi menyelesaikan aktifitas 2/Activity 2 untuk menunjukkan dan menentukan lebih dalam lagi pengidentifikasian jenis profesi dan pekerjaannya,
● berdiskusi untuk menyelesaikan aktivitas 3/Activity 3 terkait menganalisis struktur teks “Self Introduction-Profession” dari teks yang diberikan,
● berdiskusi untuk menyelesaikan aktivitas 4/Activity 4 terkait membedakan jenis professions yang sama namun memiliki deskripsi pekerjaan yang berbeda yang benar,
● berdiskusi untuk menyelesaikan aktivitas 5/ Activity 5 terkait menyusun jenis dan fungsi kosakata yang terkait memaparkan jati diri (profesi).
ADVERTISEMENT
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Setelah seluruh informasi yang dibutuhkan terkumpul untuk digunakan sebagai referensi, di fase keempat ini, siswa akan menyelesaikan aktifitas 6/ Activity 6 dengan mempresentasikan hasil aktivitasnya di depan kelas secara bergantian per kelompoknya. Dan kelompok lain memberikan feedback presentasi dari tiap kelompoknya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
Di fase kelima, peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah disajikan oleh tiap kelompok dan materi yang belum dipahami. Setelah itu, guru membimbing siswa untuk berdiskusi menganalisis, menilai, dan mengomentari penampilan tiap kelompok yang tampil di depan.
Adapun TPACK diberikan di tahap akhir sebelum kesimpulan sebagai bahan evaluasi pembelajaran dengan menjawab soal melalui aplikasi quizizz. Kemudian di tahap akhir dilanjutkan memberi kesimpulan, penugasan pekerjaan rumah, refleksi dan penutup.
ADVERTISEMENT
D. Refleksi Hasil dan Dampak
Berdasarkan hasil observasi kelas, menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan media kartu kata bergambar menunjukkan dampak yang positif dalam meningkatkan motivasi dan kosakata siswa untuk berbicara dalam Bahasa Inggris. Hal ini ditunjukkan oleh siswa yang aktif menanggapi pertanyaan guru , mengikuti dengan baik setiap instruksi guru, dan fokus pada apa yang dipaparkan oleh guru. Hasil dari presentasi oleh siswa pun menunjukkan bahwa pengucapan mereka saat membaca teks Bahasa Inggris sudah bagus. Hanya beberapa kata saja yang masih salah pengucapannya.
Penggunaan media kartu kata bergambar ini pun mendapat tanggapan yang positif baik dari siswa maupun guru. Dari hasil wawancara dengan siswa, para siswa merasa senang ketika mereka harus menggunakan kartu dan memanfaatkan media gambar saat belajar. Selain itu, dari hasil berbincang dengan rekan guru lain, mereka menjadi terinspirasi untuk menggunakan kartu kata bergambar juga di kelasnya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, hal yang menjadi tantangan dalam proses pembelajaran adalah Saat pengucapan kata demi kata peserta didik masih kurang percaya diri. Beberapa siswa masih belum memiliki rasa percaya diri sehingga suara relatif kecil dan bahkan tidak terdengar sehingga mereka harus selalu diingatkan untuk menaikkan volume suaranya.
Dari seluruh rangkaian proses pembelajaran ini, saya menyadari bahwa persiapan yang matang, bimbingan guru yang baik, semangat guru dalam mengajar, dan penggunaan media yang familiar bagi siswa yang sesuai dengan perkembangan zaman mampu meningkatkan ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pengetahuan dan keterampilan siswa dalam berbahasa Inggris terutama pada materi ‘Self Introduction-Profession’ secara efektif meningkat.