Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tantangan Krisis Identitas di Era Globalisasi
6 November 2024 14:04 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Fitria melani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa sih krisis identitas itu?
krisis identitas itu, merupakan fenomena yang terjadi pada kalangan remaja masa kini, yaitu dimana remaja masa kini (gen z) mengalami fase kebingungan dan mencari jati dirinya yang memang umum terjadi pada masa remaja.
ADVERTISEMENT
Media sosial menjadi salah satu faktor penting bagi gen z dalam fase ini. generasi z yang hidup pada zaman di mana semua serba digital, gambar dan cerita di bagikan secara instan, seringkali mereka terdorong untuk menciptakan citra yang sesuai standar kecantikan, kesuksesan, kan kebahagiaan yang umum di tampilkan di dunia digital. Kehidupan yang terlihat ideal di platform seperti instagram, facebook, dan tiktok atau pun medsos lainnya yang bisa menimbulkan tekanan untuk selalu tampil sempurna.
Tekanan sosisal yang di alami generasi z tidak hanya berasal dari dunia digital, akan tetapi lingkungan sekitar juga bisa menjadi salah satu faktor tekanan soaial bagi gen z. Standar kecantikan yang tidak nyata, tntunan akademis yang tinggi, dorongan untuk mencapai kesuksesan material, dan banyaknya pilihan hidup telah menciptakan tantangan identitas yang rumit.
ADVERTISEMENT
Apa aja sih faktor lain dan dampak perubahan yang di timbulkan?
Dari fenomena ini ada berbagai faktor lainnya dan dampak-dampak perubahan yang bisa terjadi pada para remaja akibat terlalu terobsesi mencari identitas mereka. Berikut faktor dan dampak yang di timbulkan:
1. Perkembangan Medsos dan Teknologi
ADVERTISEMENT
Pengaruh Global membuat kemajuan yang sangat pesat pada perkembangan medsos, yang membuat remaja semakin terpapar akan budaya luar yang masuk. Adanya pluralitas identitas yang membuat remaja kebingungan dalam mencari jati dirinya. Pluralitas sendiri merujuk pada keberagaman dan variasi dalam masyarakat, termasuk perbedaan dalam budaya, nilai, keyakinan, dan identitas. Konsep ini menekankan pentingnya pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan, serta bagaimana berbagai perspektif dan pengalaman dapat memperkaya interaksi sosial.
ADVERTISEMENT
Hubungan dengan Pancasila
Pelajaran Pancasila memberikan landasan yang kuat untuk memahami dan mengatasi krisis identitas melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya:
Persatuan dan Kesatuan (Sila Ketiga)
Pancasila mengajarkan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Dalam konteks krisis identitas, nilai ini mengajak generasi Z untuk menghargai perbedaan dan menemukan jati diri mereka tanpa kehilangan rasa kebersamaan.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Sila Kedua)
Mengedepankan nilai kemanusiaan dapat membantu remaja memahami pentingnya menghargai diri sendiri dan orang lain. Ini penting dalam menghadapi bullying dan perbandingan sosial yang mungkin mereka alami.
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Sila Kelima)
Pancasila menekankan keadilan sosial yang dapat membantu remaja merasa diterima dan dihargai. Dengan memahami konteks sosial dan ekonomi, mereka dapat menyadari pentingnya dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi krisis identitas.
ADVERTISEMENT
Peran Pendidikan dan Dukungan
Pendidikan dan dukungan sosial memegang peranan penting dalam membantu individu menghadapi krisis identitas. Dengan memberikan lingkungan yang mendukung, akses ke sumber daya, serta dukungan emosional, kita dapat membantu mereka menemukan jati diri mereka dan mengembangkan rasa percaya diri. Penting bagi masyarakat untuk terus berkomitmen terhadap inklusi dan pemahaman, agar setiap individu dapat merasa dihargai dan diterima dalam proses penemuan diri mereka.
Walaupun institusi pendidikan dan beberapa organisasi non-profit telah berupaya menyediakan bimbingan dan dukungan, kenyataannya mereka belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan kompleks Generasi Z dalam menghadapi krisis identitas. Dukungan dan pendidikan yang tepat dapat berperan penting pada remaja dalam menghadapi gempuran ini.
pentingnya pendidikan dalam pembentukan identitas diri generasi z , membantu individu memahami diri sendiri, nilai-nilai kehidupan, arti kehidupan, dan tujuan hidup.
ADVERTISEMENT
Kesadaran diri juga tak kalah pentingnya, terutama di bidang pendidikan ini. Pendidikan dapat mengajarkan teknik refleksi diri, di mana remaja diajak untuk merenungkan pengalaman, nilai, dan tujuan hidup mereka, dengan teknik ini remaja mempunyai kesadaran atas kehidupan mereka, agar hidup mereka tidak blangsak karena tidak mempunyai tujuan hidup. Melalui pendidikan, individu juga dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial yang penting untuk memahami dan menghargai perbedaan. Melalui keterampilan, bakat dan kemampuan yang mereka miliki akan meminimalisir paparan global yang merajalela, karena remaja di sibukkan oleh hal yang positif.
Pentingnya Dukungan dan Peran Keluarga
Pendidikan Karakter: Melalui pendidikan, remaja dapat belajar nilai-nilai Pancasila yang membantu mereka memahami diri sendiri dan orang lain.
ADVERTISEMENT
Dukungan Keluarga: Keluarga yang mendukung dapat memberikan rasa aman, memungkinkan remaja untuk mengeksplorasi identitas mereka tanpa rasa takut. Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sangat penting untuk membangun kepercayaan.
Keluarga yang mendukung dan memahami akan memberikan kepercayaan diri remaja yang sedang mengalami fase ini. Karena pada umumnya remaja itu akan merasa senang saat proses mereka melakukan suatu hal itu di dukung. tidak sedikit orang tua yang mengekang atau membatasi anak-anaknya dalam mengeksplorasi dunianya, hal ini bisa membuat remaja kehilangan rasa percaya diri namun ada sisi positif yang bisa di ambil. Dalam menghadapi masalah ini peran orang tua dalam menangani ini sangatlah di butuhkan karena orang tua itu orang yang paling dekat bahkan paling mengerti bagaimana sifat anak-anaknya, maka dari itu komunikasi terbuka sangatlah penting.
ADVERTISEMENT
Dengan memberikan lingkungan yang mendukung, akses ke sumber daya, serta dukungan emosional, kita dapat membantu mereka menemukan jati diri mereka dan mengembangkan rasa percaya diri. Penting bagi masyarakat untuk terus berkomitmen terhadap inklusi dan pemahaman, agar setiap individu dapat merasa dihargai dan diterima dalam proses penemuan diri mereka.
Fitria Melani, mahasiswa Teknik Informatika, Universitas Pamulang