Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kampanye Digital dan Dilema Keamanan Siber
13 Februari 2023 17:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fitria Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Catatan tahunan (Catahu) Komnas Perempuan tahun 2020 mencatat 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani sepanjang tahun 2019. Catahu mencatat kekerasan terhadap perempuan dalam tiga ranah, yakni ranah personal/privat, ranah publik/komunitas, dan ranah negara.
ADVERTISEMENT
Kemudahan Komunikasi Menjadi Fasilitas Kejahatan
Banyak hal yang menjadi latar belakang terjadinya KBGO, salah satunya adalah tidak adanya etika serta tanggung jawab dalam berinteraksi di media sosial . Hal ini menunjukkan degradasi moral pada masyarakat internet (netizen) di Indonesia. Belum lagi anak-anak yang sudah diberi akses bebas internet menjadi kelompok rentan terkena KBGO.
Kemudahan akses internet oleh masyarakat Indonesia menjadi celah hilangnya keamanan dalam interaksi di jaringan internet. Seperti pada tahun 2020 kemarin ketika memasuki masa pandemi banyak kegiatan dialihkan melalui ruang siber.
Seperti rapat kerja melalui platform meeting online sampai interaksi melalui media sosial. Digitalisasi ini menjadi fasilitas bagi kejahatan seksual terjadi, salah satunya adalah Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari ECPAT dan UNICEF tahun 2022, setidaknya sebanyak 92 persen anak dari usia 12 tahun hingga 17 tahun di Indonesia telah menggunakan internet dan menggunakan smartphone.
Sebesar 11 persen dalam satu tahun terakhir, anak-anak berkenalan dengan seseorang yang mereka temui pertama kali secara daring, 22 persen anak-anak menemukan konten seksual tidak terduga secara daring melalui iklan, umpan media sosial, mesin pencari dan aplikasi perpesanan serta 9 persen aktif mencari materi seksual.
Edukasi Melalui Komunikasi Publik di Media Sosial
Usaha yang dilakukan tidaklah usai dengan menyelesaikan ratusan kasus dalam satu tahun. Perlu usaha pencegahan melalui penyadaran sampai penanganan melalui fasilitas layanan aduan dan advokasi. Salah satu bentuk ikhtiarnya adalah program kampanye yang senantiasa hadir di kanal media online.
ADVERTISEMENT
Tren media baru memberi dampak yang luar biasa hari ini. Apabila mampu mengelola strategi dengan tepat dan mampu menyentuh tahap viral, kampanye akan menjadi trending nomor satu.
Salah satunya adalah memanfaatkan kanal media online dalam menyebarkan informasi, yakni melalui program kampanye. Tidak sedikit baik komunitas sehingga perusahaan melakukan kampanye terkait isu kekerasan seksual, seperti PT KAI hingga The Body Shop.
Kampanye dalam Mempengaruhi Persepsi Publik
Tak dimungkiri salah satu usaha yang cukup digembar-gemborkan terkait penanganan dan pencegahan kekerasan seksual baik dalam ranah personal maupun publik adalah hadirnya kampanye.
Kampanye yang dilaksanakan baik dari instansi pendidikan, instansi pemerintah maupun sektor swasta. Kampanye (dalam hal ini kampanye berbasis digital) menjadi jalan dalam memberikan informasi dengan skala besar.
ADVERTISEMENT
Dalam kampanye yang digelar oleh berbagai pihak, tentu membawa kepentingan melalui pesan yang disampaikan. Pertanyaannya, apakah melalui metode kampanye digital ini cukup menjawab dalam permasalahan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) ini?
Tentu tidak. Tidak ada satu hal pasti yang mampu menjawab permasalahan ini, bahkan hukum yang telah dibuat (dalam hal ini Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021).
Melalui kampanye, terdapat usaha-usaha kecil yang disampaikan melalui pesan yang harapannya masyarakat mendapatkan edukasi yang layak terkait permasalahan ini.
Peran-peran kampanye digital sangatlah dibutuhkan. Bukan hanya pemerintah saja yang memiliki kewajiban dalam memberikan sarana edukasi semacam ini. Namun, semua pihak perlu sama-sama sadar kebutuhan penting ini