Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Anime One Piece dari Kacamata Hubungan Internasional
7 April 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Alya Fitriani Sajida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alabasta adalah sebuah pulau fiksi dalam dunia One Piece yang terletak di Grand Line, sebuah lautan besar yang menjadi pusat petualangan dalam cerita One Piece. Secara lebih spesifik, Alabasta terletak di bagian utara dari Paradise, yaitu salah satu dari dua lautan besar yang harus dilewati oleh para bajak laut sebelum mereka bisa masuk ke Grand Line. Alabasta terletak di New World, sebuah bagian dari Grand Line yang penuh dengan bahaya dan misteri. Pulau ini terletak di antara Water 7 dan Dressrosa dalam jalur perjalanan yang diambil oleh Kru Bajak Laut dalam petualangan mereka.
ADVERTISEMENT
Menariknya dari Arc Alabasta ini, kita dapat melihatnya dari perspektif Hubungan Internasional. Alabasta adalah negara kerajaan yang sedang berada di tengah konflik yang dimulai dengan ancaman yang dihadapi kerajaan Alabasta dari dalam dan luar. Di dalam, muncul konspirasi yang dipimpin oleh Crocodile, seorang Shichibukai yang berperan sebagai bos rahasia organisasi Baroque Works. Crocodile memanipulasi situasi politik dan ekonomi di Alabasta untuk menimbulkan ketidakstabilan dan pemberontakan, dengan tujuan menggulingkan pemerintahan yang sah.
Di sisi lain, Alabasta juga dihadapkan pada ancaman eksternal dari Pemerintahan Dunia yang ingin memperoleh kendali atas pulau itu. Ketegangan mencapai puncaknya ketika perang saudara tampak tak terhindarkan, dengan pihak-pihak yang berseteru berusaha mengambil alih kekuasaan. Hal ini mencerminkan konflik antara negara-negara dalam Hubungan Internasional. Seperti halnya dalam dunia nyata, konflik dapat timbul karena perbedaan kepentingan, sumber daya, atau ideologi.
ADVERTISEMENT
Dalam Arc Alabasta, Kru Bajak Laut Topi Jerami bekerja sama dengan Vivi, putri kerajaan, dan pasukan kerajaan untuk menghadapi Crocodile dan pasukannya. Mereka menggunakan keahlian dan kekuatan masing-masing untuk mengatasi rintangan yang dihadapi dan membantu Vivi merebut kembali kekuasaannya. Kerja sama antara kru Topi Jerami dan pasukan kerajaan Alabasta menunjukkan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam menyelesaikan konflik. Dalam konteks Hubungan Internasional, kerja sama antar negara dalam bentuk aliansi atau pakta dapat membantu mengurangi konflik dan mempromosikan perdamaian.
Tokoh-tokoh seperti Nefertari Cobra, ayah Vivi, berperan sebagai mediator antara kelompok-kelompok yang bertikai. Dia berusaha untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan dan mencari solusi diplomatis untuk menyelamatkan kerajaannya. eran Nefertari Cobra sebagai mediator antara berbagai pihak yang bertikai menyoroti pentingnya mediasi dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik. Negara-negara sering menggunakan diplomat dan perundingan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak dan mencegah eskalasi konflik menjadi konflik bersenjata.
ADVERTISEMENT
Meskipun kekuatan fisik seringkali diperlukan dalam mengatasi musuh, arc Alabasta menekankan pentingnya kekuatan moral dan keadilan dalam memerangi tirani. Luffy dan kru nya memperlihatkan bahwa kekuatan tidak hanya berasal dari kekuatan fisik, tetapi juga dari tekad untuk melindungi orang yang mereka cintai dan nilai-nilai yang mereka pegang. Dalam konteks Hubungan Internasional, negara-negara sering memilih untuk menyelesaikan konflik melalui negosiasi dan hukum internasional daripada kekuatan militer.
Memakai konsep manajemen resolusi konflik kita dapat menganalisis konflik yang terjadi di Alabasta. Salah satu alat untuk menganalisis konflik adalah Pohon Konflik. Akar dari konflik ini terjadi ketika Vivi, Putri Alabasta, melakukan penyelidikan terhadap organisasi rahasia Baroque Works yang diduga terlibat dalam upaya menggulingkan pemerintahan Alabasta.
ADVERTISEMENT
Lalu batang atau masalah dari konflik ini adalah Crocodile yang ingin menggulingkan kekuasaan sah di Alabasta. Dan juga Pemerintah Dunia yang diam-diam ingin menguasai Alabasta.
Dan terakhir, ranting atau dampak dari konflik ini adalah Perang Saudara yang terjadi. Diceritakan kerusuhan terjadi di Alabasta dan menimbulkan korban jiwa. Namun di sisi lain, perjuangan Vivi dan Kru Topi Bajak Laut untuk melawan Crocodile juga mendorong warga Alabasta untuk berjuang dengan alasan yang sama.
Melalui analogi dengan Arc Alabasta, kita dapat melihat bagaimana konsep-konsep manajemen resolusi konflik dalam Hubungan Internasional dapat diterapkan dalam situasi yang lebih kompleks di dunia nyata. Dalam kedua kasus tersebut, tujuan utama adalah mencapai perdamaian dan keadilan, baik di dunia fiksi maupun di dunia nyata.
ADVERTISEMENT