Konten dari Pengguna

Gen Z dan Coffeeshop, Penggerak Roda Perekonomian Daerah

Fitriyeni Oktavia
Pengelola Unit Pengumpul Zakat. Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
25 Agustus 2024 17:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fitriyeni Oktavia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Gen Z bekerja di Coffee Shop. Sumber: Koleksi Pribadi Fitriyeni Oktavia
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Gen Z bekerja di Coffee Shop. Sumber: Koleksi Pribadi Fitriyeni Oktavia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di antara banyaknya topik pembahasan Gen Z di media sosial, ada beberapa hal menarik terkait karakteristik dan kebiasaan melekat Gen-Z yang ternyata memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Apakah itu?
ADVERTISEMENT
Gen Z merupakan generasi yang kreatif dan kritis. Hal ini disebabkan karna mereka tumbuh bersamaan dengan kemajuan teknologi. Waktu mereka untuk terhubung dengan teknologi dan platform digital lebih banyak dibandingkan generasi sebelumnya. Kemudahan akses terhadap teknologi, platform, bahkan games yang semakin berkembang menjadikan mereka lebih kreatif dan inovatif. Hal ini juga mempengaruhi cara mereka dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas kuliah.
Kreatifitas Gen Z mempengaruhi gaya hidup terutama cara mereka dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas kuliah. Tanpa disadari, lifestyle dan cara mereka tersebut mempengaruhi geliat UMKM lokal terutama yang paling berdampak adalah coffee shop. Saat ini pengunjung terbanyak coffee shop berasal dari kalangan mahasiswa dan pekerja kantoran yang mana mereka semua adalah Generasi Z.
ADVERTISEMENT
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kreatifitas memiliki hubungan erat dengan coffee shop. Tidak sedikit yang mengatakan kreatifitas lahir dari sebuah pemikiran di coffee shop. Entah itu karna segelas kopi, desain dan interior cafe, orang yang berlalu lalang, dan suara-suara di coffee shop yang menciptakan ambience untuk semangat bekerja. Apapun alasannya, coffee shop telah menjadi suatu wadah dalam menyalurkan kreatifitas manusia menjadi sebuah karya.
Forbes dalam artikel “The Rise of the Coffee Shop as a Workspace” membahas tentang tren meningkatnya penggunaan kafe sebagai ruang kerja oleh berbagai generasi, termasuk Gen Z. Hal ini dikarenakan suasana cafe yang tidak terlalu formal dan dapat mendukung kreativitas dan fleksibilitas pekerja. Apabila dibandingkan dengan bekerja dari rumah, lingkungan visual yang itu-itu saja, kursi yang sama dan menatap dinding di ruangan yang sama tanpa adanya ambience yang berbeda membuat pekerjaan menjadi terasa berat untuk diselesaikan.
ADVERTISEMENT

Pasar tercipta karna adanya pembeli dan penjual. Gen-Z, adalah pembeli setia.

Pasar tercipta karna adanya pembeli dan penjual. Tanpa adanya pembeli maka tidak akan ada transaksi. Apabila tidak ada transaksi maka tidak akan ada perputaran uang. Apabila tidak ada perputaran uang maka perekonomian akan menjadi lesu. Bisa dikatakan coffee shop tumbuh bersamaan dengan partisipasi dan kreatifitas Gen Z. Dengan berkembangnya coffee shop maka semakin berkembang pula perekonomian suatu daerah.

Coffee Shop lokal sebagai penggerak perekonomian Daerah

Foto: Suasana Coffee Shop. Sumber: Free pict Unspash.com
Coffee shop lokal yang independen dan dimiliki oleh entrepreneur lokal memberikan efek dan kontribusi yang berbeda kepada tiap daerah. Selain dari terciptanya lapangan pekerjaan baru, mereka juga menghidupkan bisnis lokal lainnya di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Usaha mikro dengan skala bisnis yang belum terlalu besar akan lebih memprioritaskan pengadaan barang dari supplier lokal dengan jaminan kualitas yang terpercata dibandingkan dengan supplier dari luar. Banyak pertimbangan yang mempengaruhi salah satunya, suplier luar membutuhkan biaya pengiriman yang besar dan risiko pembelian lainnya.
Manfaatnya, petani kopi lokal ikut terbantu, Driver Delivery Food merasa terbantu dengan orderan pelanggan, Kendaraan Online untuk mereka yang pulang nongkrong lewat tengah malam juga ikut terbantu serta produsen mesin penggilingan kopi sampai kepada bisnis furniture dan dekorasi memiliki harapan untuk terus berproduksi sebagai penyuplai kebutuhan coffee shop.
Akhir dari rantai perekonomian ini adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam bentuk pajak dan retribusi daerah. Untuk coffee shop sendiri, setiap UMKM yang menyediakan makanan, minuman dan fasilitas Dine-In, akan dikenakan pajak restoran yang dipungut dan dikelola oleh Pemerintah Daerah. Bagi UMKM yang turut berdampak oleh maraknya Coffee Shop juga memberikan sumbangsih kepada daerah dalam bentuk pajak daerah dan retribusi daerah lainnya. Pajak daerah dan retribusi ini tentunya akan bermanfaat bagi masyarakat lokal dengan tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang dibiayai dari sumber pendapatan daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, tidak selamanya nongkrong di Cafe adalah pekerjaan yang sia-sia. Gen Z memainkan peran yang krusial dalam rantai perekonomian suatu daerah. Kreatifitas Gen Z yang memacu geliat coffee shop dapat menghidupkan rantai perekonomian yang menghasilkan lapangan pekerjaan, mendukung bisnis lokal, menghidupkan harapan petani kopi lokal dan berkontribusi dalam menambah pendapatan daerah dalam bentuk pajak dan retribusi. Harapannya, coffee shop tetap hidup dan berkembang dalam menyediakan wadah dan media penyalur kreatifitas dan menjadi roda perputaran ekonomi daerah.