Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Berlayar ke Masa Depan : Panel Surya Terapung, Solusi Energi Bersih di Indonesia
13 Desember 2023 6:32 WIB
Tulisan dari fivedo epafroditus herdianta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa untuk pengembangan energi bersterbarukan, salah satunya adalah energi surya. Menurut data Kementerian ESDM tahun 2021, total potensi energi terbarukan Indonesia mencapai 417,8 gigawatt (GW) dan potensi terbesar berasal dari surya atau matahari sebesar 207,8 GW.
Potensi sebesar itu tentunya wajib dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, dan penerapan panel surya dapat menjadi langkah yang tepat untuk itu. namun, apakah tidak ada cara lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan potensi yang ada?
Tentunya ada, yaitu pembangkit listrik tenaga surya terapung atau floating PV.
ADVERTISEMENT
floating PV atau pembangkit listrik tenaga surya merupakan serangkaian panel surya yang dipasang diatas permukaan perairan baik laut, danau, atau waduk. Penerapan konsep ini dinilai dapat meningkatkan efisiensi dalam menyerap energi matahari atau surya. karena adanya pantulan sinar matahari dari permukaan air, sehingga efisiensi pengumpulan energi surya lebih tinggi dan dapat menghasilkan energi listrik lebih besar.
Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di indonesia sendiri sudah direalisasikan di tahun ini. Pada tanggal 9 November 2023 lalu, Presiden Jokowi meresmikan PLTS terapung Cirata yang merupakan floating PV pertama Indonesia dan berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat.
Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di indonesia sendiri sudah direalisasikan di tahun ini. Pada tanggal 9 November 2023 lalu, Presiden Jokowi meresmikan PLTS terapung Cirata yang merupakan floating PV pertama Indonesia dan berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. PLTS terapung Cirata dengan kapasitas 145 megawatt merupakan jenis panel surya bifacial, yang artinya panel surya memiliki kemampuan untuk menangkap sinar matahari dari kedua sisi nya, sehingga memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan panel surya konvensional. Pembangunan PLTS terapung Cirata tersebut dibangun dengan luas 200 hektar di atas permukaan waduk Cirata dan memakan biaya sekitar Rp1,7 triliun. Proyek energi terbarukan ini merupakan hasil kolaborasi antara subholding PLN Nusantara Power dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar. Menurut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE) proyek PLTS terapung Cirata ini dikatakan menjadi PLTS terapung terbesar di Asia tenggara.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya apa saja yang membedakan PV konvensional dengan PV terapung atau floating PV seperti PLTS Cirata?
Berikut merupakan beberapa perbedaan antara PV konvensional dengan konsep PV terapung yang wajib kamu ketahui :
ADVERTISEMENT
Dengan segala keunggulannya floating PV seperti PLTS terapung Cirata, menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan di lingkup global. Keberhasilan proyek ini sehingga menjadi yang terbesar di Asia tenggara diharapkan menjadi lompatan Indonesia untuk terus mengembangkan dan berkarya lebih lagi untuk keberlangsungan kehidupan di bumi sesuai dengan poin-poin yang ada dalam SDGs, terutama 7 dan 13.