Konten dari Pengguna

Kenapa Bantuan Sosial Tidak Tepat Sasaran

Flora Enjelina Saruksuk
Mahasiswa Hukum dari Universitas katolik Santo Thomas Medan
23 Januari 2025 18:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Flora Enjelina Saruksuk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh RDNE Stock project: https://www.pexels.com/id-id/foto/makanan-orang-orang-masyarakat-rakyat-6646917/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh RDNE Stock project: https://www.pexels.com/id-id/foto/makanan-orang-orang-masyarakat-rakyat-6646917/
ADVERTISEMENT
Program-program bansos untuk rakyat mencakup Program Indonesia Pintar,Program Jaminan Kesehatan Nasional , Program Keluarga Harapan, dan Bansos Rastra/ Bantuan Pangan Non Tunai. Perluasan program bantuan sosial merupakan komitmen pemerintah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan. Namun, apakah pemberian bansos itu sudah sesuai dengan sasaran?
ADVERTISEMENT
Badan Pemeriksa Keuangan menemukan kesalahan penyaluran bansos pemerintah yang mengakibatkan kerugian negara hingga 6,9 triliun rupiah. Laporan Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2021 menyebut kesalahan penyaluran bansos terjadi pada Program Keluarga Harapan ,Bantuan Pangan Non Tunai Bantuan Sosial tunai.
bantuan sosial idealnya diberikan untuk mengatasi berbagai risiko sosial baik dari aspek rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan, dan penanggulangan kemiskinan.
Dengan demikian, program bantuan sosial ini diperuntukkan misalnya untuk masyarakat rentan dan masyarakat terdampak bencana. Persoalan pada penyaluran yang salah sasaran membuat kebijakan bantuan sosial menjadi kurang efektif.
Kebocoran sedikit saja dalam bantuan sosial memiliki dampak yang besar bagi kemanusiaan. Kendati hanya sekitar 3% (Rp.10.000/paket bansos) jika dikalikan dengan total nilai bantuan yang besar tentu akan memberikan nominal kebocoran tidak bisa dibilang kecil. Hal ini yang terjadi pada dugaan korupsi dana bansos di Jabodetabek yang menimpa mantan Menteri Sosial Juliari Batubara sebesar Rp17 Miliar
ADVERTISEMENT
Permasalahan penyaluran bansos di Indonesia memang masih menjadi isu yang belum memiliki solusi tepat. Ketidaktepatsasaran selalu terjadi di tengah penyaluran bansos di Indonesia, baik sebelum pandemi maupun ketika pandemi.
Faktanya di sebuah desa terpencil telah dibagikan dana bantuan tersebut hanya berupa beras 25 kg. Serta  bantuan  lainnya yang dibagikan secara tidak merata, banyak masyarakat kecil yang mengeluh merasa terkucilkan oleh pemerintahnya mereka merasa tidak diperhatikan. Namun tidak sedikit oknum-oknum  yang melakukan sunat dalam anggaran sehingga penerima tidak menerima bantuan dalam jumlah utuh. Adanya kesepakatan pemotongan bantuan  dana desa dari bantuan berupa uang tunai menjadi sembako dengan oknum aparat desa melalui rembuk desa.