195 Pengungsi Masih Bertahan di Rujab Bupati Sikka

Konten Media Partner
15 Desember 2021 11:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keterangan foto: Warga Kelurahan Wolomarang masih bertahan di Rujab Bupati Sikka, Rabu (15/12) Foto:Athy Meaq.
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan foto: Warga Kelurahan Wolomarang masih bertahan di Rujab Bupati Sikka, Rabu (15/12) Foto:Athy Meaq.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MAUMERE-Sejumlah pengungsi bencana gempa bumi di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, berangsur pulang ke rumah dari lokasi pengungsian karena sudah merasa aman. Namun,masih ada 195 warga tetap bertahan di pengungsian Rujab Bupati Sikka.
ADVERTISEMENT
195 warga dari kelurahan Wolomarang ini memilih bertahan di tempat pengungsian Rujab Bupati Sikka, karena merasa takut terjadi gempa susulan dan tsunami. Warga pun menanti kepastian dari pemerintah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Sikka mencatat jumlah pengungsi hari pertama Selasa, (14/12) sebanyak 350 orang. Dan hari kedua Rabu (15/12) sebanyak 195 warga. Jumlah pengungsi di kabarkan akan terus bertambah.
Pantauan media warga dari kelurahan Wolomarang terus berdatangan di lokasi pengungsian Rujab Bupati Sikka, Rabu (15/12). Pengungsi didominasi oleh anak-anak dan ibu- ibu.
Linting (67) salah satu pengungsi dari Wuring mengatakan, ia bersama keluarga takut pulang kerumah karena merasa belum aman dan masih trauma dengan kejadian gempa pada tahun 1992 silam.
ADVERTISEMENT
"Saya bersama anak- anak untuk sementara mengungsi dulu di Rujab. Karena masih trauma dengan kejadian gempa pada tahun 1992, " ucapnya.
Keterangan foto: Warga Kelurahan Wolomarang masih bertahan di Rujab Bupati Sikka, Rabu (15/12) Foto:Athy Meaq.
Sementara itu Kepala BMKG Franseda Sikka Ota Thallo, dalam siaran pers, Rabu (15/12) mengatakan, sesuai dengan pengamatan dari BMKG untuk perkembangan gempa susulan yang terjadi di Flores umumnya dan kabupaten Sikka khususnya gempa yang terjadi itu cenderung menurun.
"kami menghimbau agar masyarakat yang berada di lokasi pengungsian baik di daerah pegunungan, di dataran tinggi dan di kebun kebun agar boleh kembali ke rumah masing masing untuk melakukan aktifitas sebagai mana biasanya," ungkap Ota
Dia berharap agar masyarakat tetap waspada dan tenang serta tetap memantau informasi yang di keluarkan oleh BMKG.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Ota, ketika berada di rumah dan terasa mungkin terjadi gempa seperti goyangan benda benda didalam rumah sangat kuat, atau seperti mobil yang lewat sangat kencang segera lakukan evakuasi mandiri hal tersebut langkah awal yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah pesisir.
Ota juga berharap kepada para pengungsi agar segera kembali ke rumah masing masing untuk melakukan aktivitas sebagaimana biasanya.
Kontributor Athy Meaq.