Konten Media Partner

253 Ekor Babi di 7 Kabupaten dan Kota di NTT Mati Terserang Virus ASF

26 Januari 2023 15:45 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keterangan foto: Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTT, drh. Melky Angsar, dalam Workshop Kampanye Kesadaran ASF dan Pencegahan Penyakit Hewan Menular Lainnya, di hotel Sylvia Maumere, Kamis (26/1/2023). Foto: Athy Meaq.
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan foto: Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTT, drh. Melky Angsar, dalam Workshop Kampanye Kesadaran ASF dan Pencegahan Penyakit Hewan Menular Lainnya, di hotel Sylvia Maumere, Kamis (26/1/2023). Foto: Athy Meaq.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - African Swine Fever (ASF) penyakit pada ternak babi yang menular cepat dan menyebabkan 253 ekor ternak babi dari 7 Kabupaten Kota di Provinsi NTT mati.
ADVERTISEMENT
Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTT, menyiapkan 39.200 liter disinfektan yang dibagikan secara gratis.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTT, drh. Melky Angsar, dalam Workshop Kampanye Kesadaran ASF dan Pencegahan Penyakit Hewan Menular Lainnya dalam rangka mendukung Pemulihan sektor Babi di Propinsi NTT, yang berlangsung di hotel Sylvia Maumere, Kamis (26/1).
"Selain melakukan edukasi, kami dari Keswan Provinsi NTT menyiapkan 39.200 liter disinfektan yang akan dibagikan secara gratis," kata Melky.
Ia menjelaskan dari 253 ekor babi yang mati tersebut tersebar di 7 Kabupaten Kota di NTT, yakni Kota Kupang 35 ekor mati, Kabupaten Kupang 75 ekor, Kabupaten Sumba Barat 1 ekor, Kabupaten Sumba Barat Daya 22 ekor, Kabupaten Ende 21 ekor, Kabupaten Sikka 44 ekor dan Kabupaten Flotim 33 ekor.
ADVERTISEMENT
Selain membagikan ribuan liter disinfektan secara gratis, juga melakukan workshop dengan melibatkan seluruh staf kesehatan hewan, termasuk pengusaha ternak babi.
Kegiatan workshop yang dilakukan oleh Keswan Provinsi NTT sudah 3 kali, yakni dari Tahun 2020, di Waingapu dengan melibatkan seluruh Kabupaten di daratan Sumba.
Sedangkan di Tahun 2021 diselenggarakan di Kupang dengan melibatkan petugas kesehatan hewan dari Kabupaten daratan Timor, Alor dan Rote Ndao.
Yang ketiga dilaksanakan di Maumere Kabupaten Sikka dengan melibatkan semua petugas kesehatan hewan dari seluruh Kabupaten di Flores daratan dan Lembata.
Workshop yang diselenggarakan Keswan Provinsi NTT juga menghadirkan peneliti dari Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) Animal Health Component dan PRISMA yang berkaitan dengan pasar sistemik.
ADVERTISEMENT
Manager PRISMA, Prajwal Shahi, menyampaikan bahwa PRISMA berinisiasi menghadirkan 3 alat diagnosis pendeteksi penyakit di berbagai hewan yang disebut LAMP, dimana secara khusus dapat mendeteksi virus ASF pada ternak babi.
Tujuan alat tersebut untuk mendukung pemerintah dalam upaya memulihkan sektor ternak babi di NTT yang terserang virus ASF.
Dimana prosesnya dapat dilakukan secara cepat dan akurat sehingga tindakan pengendalian dapat segera dilakukan agar tidak menimbulkan korban lebih banyak.
Selain itu, kehadiran LAMP diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi para pelaku pasar terkait dengan lalu lintas ternak dan produk turunannya.
"Kami berharap pada bulan Febuari 2023 ini, alat LAMP tersebut sudah dapat di gunakan di 3 pulau utama di NTT," ujarnya.
Technical Program Manager Animal Health AISHP (Australia Indonesia Health Security Partnership) Cut Permatasari, mengatakan AIHSP merupakan kemitraan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia
ADVERTISEMENT
Dalam menguatkan sistem ketahanan kesehatan yang menggunakan pendekatan integrasi antara kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan khususnya satwa liar.
"Termasuk virus ASF ini juga kami teliti dan kami menemukan alat pendeteksi yang diberi nama LAMP," ujarnya.
Diskusi berkaitan dengan kesehatan itu yang diikuti oleh pejabat kesehatan hewan dari seluruh Kabupaten di Flores dan Lembata dijadwalkan berlangsung selama 2 hari.
Kontributor : Athy Meaq.