Konten Media Partner

40 Peserta Pelatihan Kuliner di Sikka Olah Makanan Lokal Rasa Internasional

15 Oktober 2021 19:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vegetable Soap, salah satu olahan berbahan dasar lokal. Foto : Athy Meaq
zoom-in-whitePerbesar
Vegetable Soap, salah satu olahan berbahan dasar lokal. Foto : Athy Meaq
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Berinovasi dalam mengolah berbagai jenis bahan dan komponen makanan lokal menjadi sajian kuliner yang lezat dan higienis di destinasi pariwisata merupakan tantangan tersendiri bagi seorang chef.
ADVERTISEMENT
Sebagai instruktur yang diberikan kepercayaan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka, Paulina memberikan tantangan bagi ke 40 peserta pelatihan kuliner untuk berinovasi mengolah bahan makan lokal bersifat internasional yang memenuhi tuntutan pasar yang berstandar CHSE (Cleanliness , Health, Safety, Environment, Sustainability ).
Salah satu menu yang dibuat oleh peserta pelatihan. Foto : Athy Meaq
"Hari ini hari ketiga, saya memberikan tantangan praktik menu-menu makanan bersifat internasional yang dibagi dalam dua sesi yaitu kontinental dan oriental," ungkap Paulina kepada florespedia, Jumad (15/10) di ruang Tata Boga SMAK Tawa Tana Kewapante, Desa Namang Kewa, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.
Paulina menguraikan, dalam praktik menu kontinental antara lain, menu pertama, American Risoles, berbahan lokal tepung terigu berupa vegetables soup, wiener schnitzel, fruits potatoes, mixed vgetables dan choux fruit.
Ibu Paulina instruktur yang memberikan pelatihan kuliner praktek menu makan. Foto : Athy Meaq
Menu kedua, street food mof antara lain: soup ikan kelapa muda, fillet tuna gulung isi, teri balut daun singkong, nasi dalam daun, dan puding daun kelor.
ADVERTISEMENT
Menu ketiga : calamari salad yaitu shrimp bosque, ikan bakar colo-colo, tumis jamur kancing, kentang ongklok, dan mixed juice.
“Sementara menu oriental kita ambi Indonesia yang sering digunakan di hajatan-hajatan atau even-even. Salah satunya di ambil dari Sulawesi dan Bali," ujarnya.
Menu oriental sebut Paulina, berupa menu ayam betutu, pelecing kangkung, salad buah dan sambal mata.
Menu Kontinental jenis Street Food Mof (Soup Ikan Kelapa Muda). Foto : Athy Meaq
Pada saat praktek, Paulina melihat sebagian peserta sudah terbiasa dengan usaha kuliner dan kerjasama cukup baik sehingga prosesnya walaupun cukup rumit tapi dengan adanya pendampingan bisa dikerjakan dengan baik dan tentunya memenuhi standar CHSE.
"Untuk menu, saya melihat dari ke-40 peserta pelatihan ada beberapa yang punya usaha kuliner mereka bisa terapkan. Kegiatan berjalan baik tidak ada kendala ada kerjasama yang baik di antara mereka," ucap Paulina.
ADVERTISEMENT
Ia melihat, beberapa menu yang bisa diterapkan diantaranya street food Mof (soup ikan kelapa muda dan puding kelor saos vanila).
"Saya sarankan untuk di tempat usaha promosikan beberapa menu seperti soup ikan kelapa muda dan puding kelor saos vanila karena ini bahan lokal yang bisa didapat ," kata Paulina.
Dirinya berharap kegiatan yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka ini terus berkelanjutan sehingga bisa menghasilkan kuliner-kuliner yang siap bersaing di dunia pariwisata.
Sementara itu Kepala Bidang Industri dan Ekonomi Kreatif pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka, Emma Irmina Puli saat menutup kegiatan berharap pelatihan ini dapat bermanfaat bagi para peserta. Ini untuk meningkatkan kualitas produk kuliner mereka di pasaran.
ADVERTISEMENT
Emma, mengajak seluruh peserta pelatihan untuk fokus terhadap pengembangan industri kuliner lokal di Kabupaten Sikka dengan berinovasi dan tetap memperhatikan CHSE.
Kontributor : Athy Meaq