45 Anggota Brimob Diterjunkan untuk Amankan Lokasi Pascabentrok Antarsuku di NTT

Konten Media Partner
5 Maret 2020 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personil Brimob mengadakan apel kesiapan sebelum berangkat menuju Kabupaten Flores Timur, Kamis (5/3/2020) malam. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Personil Brimob mengadakan apel kesiapan sebelum berangkat menuju Kabupaten Flores Timur, Kamis (5/3/2020) malam. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Sebanyak 45 personel Brimob Batalyon B Pelopor Maumere diterjukan ke Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, NTT, untuk membantu menjaga keamanan pasca-bentrok berdarah yang terjadi antara Suku Lamatokan dan Suku Kwaelaga, Kamis (5/3/2020).
ADVERTISEMENT
Puluhan personel Brimob ini diberangkatkan dari Maumere pada Kamis (5/3/2020) malam, di bawah pimpinan Wadanyon B Pelopor Maumere, AKP Dewa Made Suarsana.
Dewa Made Suarsana melalui Komandan Kompi 1 Batalyon B Pelopor, Iptu Inacio Ximenes, menjelaskan ke-45 personel Brimob Yon B Pelopor Kompi 1 nantinya akan bergabung dengan anggota Brimob dari Ende untuk mengamankan situasi di lokasi kejadian.
Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hadjon, mengatakan dirinya saat ini memantau dari Waiwerang dan situasi sekarang sudah mulai kondusif. Saat ini, jenazah korban sudah dievakuasi pada masing-masing rumah adat, yakni di rumah adat Suku Lamatokan dan Suku Kewaelaga guna dilakukan autopsi.
"Keenam korban sudah dievakuasi ke rumah adat masing-masing untuk diautopsi," ungkap Antonius, saat dihubungi florespedia via telepon, Kamis malam (5/3).
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, Camat Witihama bersama Danramil dan Kapolsek juga melakukan pembicaraan dengan orang tua masing-masing suku. Hal ini untuk dilakukan agar bentrok ini tidak melebar.
Ia juga menegaskan, bentrokan yang menewaskan 6 orang warga tersebut sesungguhnya bukanlah perang antarsuku. Tetapi antar keluarga dari kedua suku yang sedang bersengketa tanah.
"Pihak keamanan sudah lengkap di lokasi. Kita juga dibantu oleh polisi dari Polres Lembata," ungkap Bupati Anton Hajon.