Konten Media Partner

5 Fakta Banjir Bandang di NTT

5 April 2021 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir bandang di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Minggu (4/4). Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Banjir bandang di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Minggu (4/4). Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
KUPANG - Hujan disertai angin kencang beberapa hari terakhir melanda sebagian besar wilayah di Propinsi NTT.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, beberapa wilayah di NTT diantaranya mengalami banjir bandang dan juga tanah longsor.
Beberapa wilayah diantaranya yakni Kabupaten Lembata dan Adonara, Kabupaten Flores Timur mengalami kondisi terparah akibat banjir bandang dan tanah longsor.
Banyak korban berjatuhan akibat tertimbun longsor dan terseret banjir bandang.
Berikut 5 fakta banjir bandang di Provinsi NTT yang dirangkum media ini :
1. Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Kupang sejak tanggal 3 - 5 April 2021, wilayah yang berpotensi hujan disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat dari pagi hingga malam hari terjadi di Pulau Timor, Sabu, Rote, Pulau Flores, Lembata, Alor, Flores Timur, Sikka, Ngada, Nagekeo, Manggarai Raya dan Pulau Sumba.
Sedangkan wilayah yang berpotensi angin kencang berdasarkan laporan BMKG Kupang, terjadi pada tanggal 4 - 5 April 2021 diantaranya Pulau Timor, Sabu, Rote, Sumba, Flores Timur dan Alor.
ADVERTISEMENT
2.Akibat dari cuaca ekstrim yang melanda sebagian besar wilayah NTT beberapa hari terakhir, di beberapa daerah telah terjadi banjir bandang dan longsor yang mengakibatkan korban meninggal dunia diantaranya, di Desa Nelelamadike, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur korban meninggal dunia berjumlah 54 orang. Sedangkan di Kabupaten Lembata, korban meninggal dunia berjumlah 18 orang.
Banjir lahar dingin Gunung Ile Lewotolok di Desa Wowala, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Minggu (4/4). Foto: istimewa.
3. Selain menelan korban jiwa, banjir bandang juga merusak infrastruktur umum seperti jalan, jembatan dan beberapa infrastruktur lainnya diantaranya, 5 jembatan di Adonara putus, jembatan gantung Pandawai di Desa Kamba Tana, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur.
Beberapa buah jembatan di ruas jalan nasional Tarmana-Lantoka–Maritaing, Pulau Alor diantaranya Jembatan Tarmana 2, putus, Jembatan Kobra tergerus, jembatan Benlelang, tergerus, jembatan Naumang 2 tergerus.
ADVERTISEMENT
Badan jalan di Ruas jalan nasional Km. 96 + 350 di batas Kota Waikabubak–Sumba Timur, tergerus.
Jembatan Wae Longge di ruas jalan nasional Labuan Bajo–Malwatar, Pulau Flores, tergerus pondasi sumuran sudah tergantung 1,5 meter, abutmen 1 sisi sudah tergerus.
Jembatan Benenain di ruas Jalan Propinsi Halilulik–Besikama, Pulau Timor, roboh dan putus.
Akses jalan dalam Kota Atambua, Pulau Timor, Kenualain–Dafala dan jembatan Fatubenao, terendam banjir.
Jembatan Kaputu di ruas Jalan Provinsi yang menghubungkan Kabupaten TTS dan Kabupaten Malaka di Pulau Timor, putus.
Jembatan Kambaniru di ruas Jalan Provinsi Belakang bandara Umbumehang, Pulau Sumba, putus dan roboh.
Diperkirakan, masih ada jalan dan jembatan serta infrastruktur lainnya yang rusak akibat banjir bandang dan tanah longsor yang belum terdata.
ADVERTISEMENT
4. Kerugian lainnya berupa rumah dan kendaraan yang rusak diantaranya, BPBD Flores Timur melaporkan, kerugian materil sementara tercatat rumah hanyut 17 unit, rumah terendam lumpur 60 unit, 4 unit mobil tanki milik PT Pertamina rusak.
5. Saat ini, ratusan orang baik di Adonara, Kabupaten Flores Timur, Semparong, Kabupaten Sikka dan Kabupaten Lembata telah berada di camp pengungsian.
Untuk Kabupaten Lembata, sebanyak 317 warga yang mengungsi akibat banjir bandang yang menerjang 14 desa di 2 kecamatan di Kabupaten Lembata. 161 orang mengungsi di kebun daerah Lewileba dan 156 orang lainnya mengungsi di Kantor Camat Ile Ape. Mereka berasal dari Desa Jontana, Amakaka, Tanjungbatu dan Waowala.
Untuk Adonara, Kabupaten Flores Timur berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekitar 256 jiwa mengungsi di Kantor Desa Nelemawangi dan Nelelamadike.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menjelaskan, jumlah pengungsi terkini masih dalam pendataan petugas di lapangan.
Untuk Desa Semparong, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Desa Semparong, sebanyak 315 KK dengan total 1200 jiwa, 212 bayi balita, 35 ibu hamil dan 198 lansia.
Kontributor : Albert Aquinaldo.