Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
700 Rumah Relokasi Warga Korban Bencana Seroja di Lembata Siap Dihuni
5 April 2022 19:45 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
LEMBATA-Project Construction Manager (PCM) PT Adhi Karya, M Yoling, mengatakan progres pengerjaan rumah relokasi untuk warga korban bencana Badai Seroja di kabupaten Lembata sudah mencapai 94 persen.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, saat ini warga enam desa terdampak bencana seperti, Waowala, Tanjung Batu, Amakaka di kecamatan Ile Ape dan Waimatan dan Lamawolo di Ile Ape Timur sedang menanti proses akhir pengerjaan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) itu.
Kondisi itu lantaran masih ada banyak warga penyintas yang tinggal di pondok-pondok yang dibangun di lokasi perkebunan milik mereka.
Terhadap itu, dia juga sudah berkoordinasi dengan para kepala desa supaya kelompok warga itu bisa pindah ke kompleks perumahan Waisesa.
Sejak seminggu lalu, katanya, warga sudah mulai membersihkan rumah baru mereka agar dalam waktu dekat bisa ditempati.
Dijelaskan, ada tiga lokasi relokasi yang saat ini sedang dilakukan pengerjaan rumah bantuan pemerintah pusat yakni, Podu, Waisesa dan Tanah Merah.
ADVERTISEMENT
Dia merincikan, untuk lokasi Tanah Merah ada 294 unit rumah, Waisesa 173 unit, dan Podu 294 unit sehingga totalnya sebanyak 700 unit rumah.
"Semua lahan relokasi itu masih ada di wilayah kecamatan Ile Ape," katanya.
Manajemen PT Adhi Karya sendiri memberikan perhatian yang besar kepada pengerjaan rumah relokasi di Lembata dan Flores Timur.
Tiga komisaris PT Adhi Karya juga pada beberapa waktu lalu sudah berkunjung ke Lembata. Itu menunjukkan bentuk keseriusan manajemen perusahaan untuk menyelesaikan proyek relokasi perumahan tersebut.
Pihaknya berupaya supaya penyintas tidak terlalu lama tinggal di tempat pengungsian.
"Lebih cepat lebih bagus, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya," kata dia.
Menurutnya, setelah warga menempati rumah baru mereka, manajemen perusahaan masih punya tanggung jawab perawatan selama enam bulan.
ADVERTISEMENT
Pembangunan rumah relokasi dikerjakan secara padat karya baik material dan sumber daya manusia. Sebanyak 80 persen pekerja di Waisesa merupakan tenaga lokal.
Ia mengakui pembangunan sempat terhambat pandemi COVID-19 dan kebijakan lockdown akibat pandemi tahun lalu. Dampaknya saat itu, mobilisasi pekerja dan material dari Pulau Jawa terhambat.
Tidak hanya itu, Lembaga Caritas Keuskupan Larantuka pun mengambil bagian untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak.
Buktinya, saat ini ada sebanyak 125 unit rumah sedang mereka bangun khusus untuk relokasi desa Lamagute di Ile Ape Timur.
"Caritas sebagai lembaga kemanusiaan gereja Katolik juga sedang mendirikan 125 unit rumah untuk warga dari desa Lamagute," ungkap Koordinator Logistik Caritas Keuskupan Larantuka, Romo Kristo Soge, Senin (4/4).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, walau tidak terdampak langsung, pemerintah telah berencana untuk merelokasi desa Lamagute. Sebab itu, gereja membantu pemerintah untuk menyiapkan perumahan bagi warga Lamagute.
"Caritas itu lembaga kemanusiaan gereja, wujud nyata gereja membantu masyarakat dari sumbangan umat Katolik seluruh Indonesia. Caritas itu milik kita maka ketika ada bencana caritas hadir bersama kita," pesannya.
Kontributor: Teddi Lagamaking.