Konten Media Partner

Air Bersih, Infrastruktur Jalan, dan Listrik Jadi Masalah di Atadei Lembata

3 Maret 2022 12:21 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musrenbang RKPD tahun 2023 Kecamatan Atadei. Foto : T. Aloysius Bestol
zoom-in-whitePerbesar
Musrenbang RKPD tahun 2023 Kecamatan Atadei. Foto : T. Aloysius Bestol
ADVERTISEMENT
LEMBATA - Rupanya masih banyak desa di kecamatan Atadei, kabupaten Lembata belum menikmati air bersih, layaknya desa-desa lainnya di wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Padahal, Atadei sendiri terkenal dengan daerah yang memiliki banyak sekali sumber mata air dan terbukti dinikmati oleh beberapa kecamatan di Lembata.
Informasi kekurangan air bersih ini mencuat dalam Musrenbang RKPD tahun 2023 di Kecamatan Atadei, Rabu (2/3) yang disampaikan oleh Camat Atadei Ryan Demoor.
Menurut Ryan, dari lima belas desa di kecamatan itu, ada empat desa yang sampai sekarang belum menikmati air bersih.
"Termasuk desa Atakore, Dulir, Lewogroma dan Lerek itu desa desa yang sampai saat ini sudah air," ungkap dia kepada media disela-sela Musrenbang.
Kondisi ini pun sudah terjadi sejak lama, dan selalu berulang tahun sehingga pada momentum Musrenbang tersebut hal serupa kembali diusulkan.
Usulan ini juga, sebut dia, tidak lagi menjadi usulan murni desa tapi sudah berubah menjadi usulan pemerintah kecamatan.
ADVERTISEMENT
"Dan rata-rata, usulan dari desa adalah kekurangan air bersih agar bisa diakomodir masalah ini oleh Pemkab Lembata," kata dia.
Selain air bersih, isu infrastruktur pun turut dibahas dalam kegiatan tersebut. Bayangkan saja, sejak Lembata otonom pada 7 Maret 1999, sebagian besar infrastruktur jalan di Atadei rusak berat.
Ryan mengungkapkan, hingga kini akses jalan dari dan ke desa Dulir sungguh memprihatinkan. Kendaraan roda empat tidak bisa lewat, hanya bisa roda dua.
Akses jalan dari desa Katakeja ke Nubaboli juga terputus. Masyarkat hanya bisa lewat dengan berjalan kaki.
Lalu, lanjutnya, akses jalan dari desa Merdeka di kecamatan Lebatukan ke desa Nubaboli juga ikut terputus. Kondisi ini semakin parah ketika musim hujan.
Tidak hanya itu, untuk wilayah Atadei sendiri juga ada beberapa titik yang masuk dalam segmen kritis.
ADVERTISEMENT
Sebut saja, di jalur Tengah dari Atadei Barat, dari desa Tubukrajan ke desa Lebaata yang semakin hancur karena tidak pernah diperhatikan.
Ia juga menuturkan, semua itu mereka usulkan melalui kegiatan Musrenbang dan diteruskan sampai tingkat kabupaten.
"Tetapi kita kembali lagi kepada kemampuan keuangan daerah, itu yang jadi soal," ujarnya.
Dirinya berharap, persoalan air bersih yang selama ini dialami beberapa desa itu kelak diperhatikan melalui eksekusi anggaran daerah.
Begitu juga dengan infrastruktur, adanya PEN Rp 225 miliar, dan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Rp 9.5 miliar diharapkan infrastruktur jalan di Atadei bisa dibangun.
Kemudian, di Atadei juga masih tersisa satu desa yang sampai saat ini belum menikmati jaringan listrik.
Dari waktu ke waktu, desa Dulir belum mendapat penerangan lampu PLN. Kehidupan masyarakat disana masih menggunakan lampu minyak atau Pelita.
ADVERTISEMENT
"Dalam Musrenbang ini juga diangkat. Kita angkat supaya instansi terkait dalam hal ini bagian ESDM di Setda bisa lakukan koordinasi dengan PLN," harapnya.
Terlepas dari kebutuhan air bersih, masalah infrastruktur jalan dan penerangan, ternyata semua desa di kecamatan Atadei sudah menikmati jaringan Telkomsel dan Indosat.
Layanan telekomunikasi dan internet itu pun sudah berjalan lancar tanpa hambatan.
"Rata-rata desa-desa yang selama ini sinyalnya tida ada tapi ketika dapat bantuan BTS Kemenkominfo semua sudah bisa akses," terangnya.
Anggota DPRD Lembata, Filbertus Kewuel yang hadir saat Musrenbang itu pun mengakui hal yang sama.
Sebagai wakil rakyat di lembaga legislatif, dia berjanji untuk mengkawal semua usulan yang diajukan lima belas kepala desa untuk diperhatikan Pemda.
ADVERTISEMENT
"Kita berupaya agar usulan, harapan dan program yang ada diakomodir Pemda Lembata," tandasnya.