Akses Jalan Rusak Berat, Warga Desa Gera, Sikka, Kesulitan Jual Hasil Komoditi

Konten Media Partner
26 November 2020 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi jalan menuju Desa Gera. Foto : Albert Aquinaldo
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi jalan menuju Desa Gera. Foto : Albert Aquinaldo
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Slogan “Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat” yang merupakan program unggulan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Sikka periode 2018-2023, Fransiskus Roberto Diogo dan Romanus Woga, belum sepenuhnya terealisasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah 2 tahun memimpin, masih banyak wilayah di pelosok Kabupaten Sikka yang belum mempunyai jaringan listrik dan akses jalan yang baik.
Salah satu wilayah yang hingga saat ini masih sulit diakses yakni Desa Gera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.
Meskipun daerah ini memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, akses transportasilah menjadi kendala utama warga Desa Gera untuk menjual hasil komoditi mereka.
Mereka terpaksa menjual ke para “papalele” atau pengusaha yang dengan susah payah menuju Desa Gera untuk membeli hasil komoditi warga setempat.
Tentu saja harga yang ditawarkan pun sesuai dengan keinginan para pengusaha atau para pembeli hasil bumi yang biasanya membeli dengan harga murah.
ADVERTISEMENT
Namun, karena kondisi jalan yang rusak parah dan mahalnya biaya tranportasi, warga Desa Gera terpaksa menjual hasil buminya dengan harga murah karena tidak membawanya keluar wilayah mereka.
Kondisi jalan menuju Desa Gera. Foto : Albert Aquinaldo
Hal itu disampaikan Penjabat Kepala Desa Gera, Antonius Toni kepada florespedia saat ditemui media ini, Rabu (25/11/2020) siang.
Antonius Toni menjelaskan bahwa jalan rabat tersebut dikerjakan dengan mengguanakan Program PNPM Pedesaan. Itupun, kata Antonius, pengerjaan rabat di Desa Gera tidak secara keseluruhan, namun hanya mencapai 3 kilometer. Namun, saat ini, kondisi jalan tersebut rusak parah.
“Jalan rusak itu dari Dusun 1, RT. 003 sampai dengan Dusun 3, RT. 017, RT paling terakhir sudah, kondisi jalanya rusak parah begitu,” ungkap Antonius Toni.
ADVERTISEMENT
Ruas jalan Keluluju-Magepanda, kata Antonius Toni adalah ruas jalan yang berstatus jalan kabupaten yang menghubungkan beberapa desa di 3 wilayah kecamatan yakni Desa Gera dan Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Desa Magepanda, Kecamatan Magepanda dan Nirangkliung, Kecamatan Nita.
Selain ruas jalan Keluluju-Magepanda, ruas jalan Keluluju-Wololangga juga mengalami kondisi yang rusak parah.
“Ruas jalan Keluluju-Magepanda itu jaraknya bisa puluhan kilometer, kalau ke Magepanda, jalanya itu untuk sementara mereka buka lagi jalan sepanjang 4 kilometer.,” ujarnya.
Sumber daya alam di Desa Gera sendiri menurut Antonius Toni sangat berlimpah. Komoditi yang menjadi andalan masyarakat Desa Gera yakni kopi, kemiri, vanili, cengkeh, kakao dan hasil buah-buahan.
Sebuah kendaraan pick up yang kesulitan melewati jalan mendaki di Desa Gera. Foto : Albert Aquinaldo
Meskipun kondisi jalan rusak parah, warga Desa Gera tetap berusaha untuk pergi menjual hasil bumi ke Kota Maumere untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
ADVERTISEMENT
“Biar kondisi jalan kami seperti ini mau tidak mau masyarakat harus bersusah payah pergi jual. Kemudian juga banyak yang istilahnya kaki tiga atau papalele yang naik kesini untuk beli hasil bumi.
Mereka juga karena dengan kondisi jalan, ya mereka terima dengan harga yang ada, terpaksa, karena memang kalau mau turun jual di kota juga sama saja, jadi meskipun harga yang ditawarkan papalele tidak sesuai hasil kerja juga warga terpaksa jual saja karena kondisi jalan,” tandasnya.
Sedangkan untuk biaya tranportasi yang kebanyakan menggunakan jasa ojek, bisa mencapai Rp.200.000 ditambah dengan ongkos muatan. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, kata Antonius, penentua harga tergantung dari banyaknya muatan.
“Tidak ada harga trayek khusus untuk kendaraan yang masuk kesini, karena orang mau naik kesini ini orang takut semua dengan kondisi jalan. Apalagi disini sudah ada pernah ada korban, tahun kemarin satu orang meninggal karena mobil terjungkal, jadi jalan ini sudah makan korban sekitar 3 atau 4 orang,” ungkap pejabat Kepala Desa Gera yang baru dilantik 14 Maret 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Antonius Toni juga mengungkapkan bahwa satu minggu setelah dirinya dilantik sebagai penjabat Kepala Desa Gera, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo berkunjung ke Desa Gera dan berjanji akan melakukan perbaikan berupa agregat jalan melalui dana perubahan.
“Tadi sudah ada telepon dari Bina Marga, nanti mereka dalam waktu dekat ini lakukan survey, mungkin juga mereka mau buat agregat sesuai dengan janji Bupati atau apa saya tidak tau. Mereka telepon tanya mengenai titik-titik rawan, jadi saya sudah gambarkan bahwa titik rawan itu mulai dari ujung aspal sampai ke atas kurang lebih 3 kilo dan itu rawan longsor,” tandasnya.
Pantaun media ini saat dalam perjalanan pulang dari Desa Gera, sebuah mobil pick up bermuatan bahan bangunan tampak kesulitan melewati salah satu jalan tanjakan di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Kontributor : Albert Aquinaldo