Konten Media Partner

Bersantai di Atas Karang 'Tanjung Watu Krus'

17 Juni 2019 0:44 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanjung Watu Krus, kafe yang dibangun di atas sebuah gua karang di Desa Ipir, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka. Foto oleh: Mario WP Sina, florespedia/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Tanjung Watu Krus, kafe yang dibangun di atas sebuah gua karang di Desa Ipir, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka. Foto oleh: Mario WP Sina, florespedia/kumparan.com
ADVERTISEMENT
Mengunjungi sejumlah objek wisata di wilayah Selatan Sikka seperti Pantai Doreng, Situs Wisata Rohani Watu Krus, Ogor Paret, dan Pantai Bola, tak lengkap rasanya jika belum menyinggahi Kafe Tanjung Watu Krus, sebuah kafe unik yang dibangun di atas gua karang di tepi Pantai Bola.
ADVERTISEMENT
Kafe ini berjarak sangat dekat dari situs wisata Rohani Watu Krus dan berada di tepi ruas jalan utama Bola-Hale tepatnya di Kampung Baluk, Desa Ipir, Kecamatan Bola. Ada sebuah spanduk yang dipasang di tepi jalan sebagai penanda sekaligus arah penunjuk menuju Kafe Tanjung Watu Krus.
Dari lokasi spanduk yang dipasang, anda tinggal memarkir kendaraan dan berjalan melewati sebuah jembatan bambu, jalan setapak sepanjang 5 meter dan jembatan bambu kedua sebelum mencapai pintu pagar pembatas kafe.
Pada pagar pembatas dari besi, sudah bertuliskan tarif masuk kafe sebesar Rp10 ribu. Jika sudah membayar tarif masuk kepada penjaga, anda pun bisa menikmati beragam keunikan di Kafe Tanjung Watu Krus.
Pintu masuk dengan jembatan bambu menuju Kafe Tanjung Watu Krus. Foto oleh: Mario WP Sina, florespedia/kumparan.com
Kafe di Atas Gua Karang Lian Goa
ADVERTISEMENT
Setelah memasuki pagar pembatas, anda akan melewati jalan setapak yang berukuran kecil yang kiri kanannya dibatasi oleh kebun warga dan batu karang berukuran besar khas Pantai Bola. Dari kejauhan, anda akan melihat kafe ini dibangun tepat di atas batu karang yang berukuran besar.
Jika sudah mencapai kafe ini, anda akan menyaksikan pemandangan lepas Pantai Bola dengan deretan kapal motor nelayan yang melegoh jangkar tidak jauh dari kafe. Saat kami datang pada Sabtu (16/6) sore, tampak banyak anak serta warga lainnya yang mendatangi pantai untuk menyuluh. Mereka mencari ikan, siput, maupun gurita yang bersembunyi di batu karang saat air laut surut.
Pengunjung melewati jembatan bambu kedua menuju Kafe Tanjung Watu Krus. Foto oleh: Mario WP sina, florespedia/kumparan.com
Pada tingkat pertama, ada serumpun pohon pandan hutan yang berdiri kokoh di atas gua karang atau disebut Lian Goa oleh warga setempat. Di samping serumpun pohon pandan hutan, ada pula sebuah kolam ikan. Anda bisa mengabadikan beberapa foto berlatar rimbunan pohon pandan dengan pemandangan lepas Pantai Bola.
ADVERTISEMENT
Jika sudah puas berfoto, Anda tinggal menaiki anak tangga menuju pondok-pondok yang berada sedikit lebih tinggi dari lokasi pertama. Ada 3 buah lopo yang dibangun bagi pengunjung untuk duduk bersantai menyeruput kopi atau menikmati ikan bakar yang tersedia di kafe ini.
Berhubung belum banyak pengunjung, untuk menikmati makanan di kafe ini, anda diperbolehkan membawa bekal makanan atau pun memesan di Rumah Makan Rasa Soba yang berada di pintu masuk kafe. Rumah Makan Rasa Soba dan Kafe Tanjung Watu Krus ini merupakan usaha yang dimiliki oleh Vensensius Ferer (46 tahun), warga Desa Ipir.
Kafe Dirintis Selama 3 Tahun
Lopo yang disediakan bagi pengunjung untuk bersantai sambil menikmati panorama Pantai Selatan Sikka. Foto oleh: Mario WP Sina,florespedia/kumparan.com
Sore itu, sambil menyeruput segelas kopi dan menikmati kudapan pisang molen, saya bercerita dengan Vensensius Ferer atau akrab disapa Veri terkait usahanya merintis kafe di atas sebuah gua karang.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Veri, ide untuk membangun kafe di lokasi yang tidak biasa yakni di atas sebuah gua karang diperolehnya saat merantau 6 tahun lalu di Tanjung Balai Karimun yang mana di sana banyak terdapat rumah makan dan kafe yang dibangun di lokasi-lokasi yang unik dan tidak biasa.
Setelah pulang ke kampung di Ipir dan membuka usaha rumah makan, ia pun berpikir untuk menggali bukit dan membangun sebuah kafe di atas gua karang. Gua karang yang berada di tepi pantai dan menempel langsung ke sebuah bukit, digalinya selama 3 tahun dengan alat seadanya hingga terlihat lapang dan dapat dibangun aneka bangunan.
Dengan modal seadanya hasil berjualan babi yang dipelihara, pelan-pelan ia membeli semen, batu kerikil, dan bahan bangunan lainnya untuk membangun satu per satu fasilitas untuk kafe tersebut.
ADVERTISEMENT
Kini di atas batu karang Lian Goa, sudah ada 3 buah lopo beratap alang-alang, sebuah dapur umum, sebuah kolam renang, dan sebuah kamar mandi sekaligus toilet bagi pengunjung.
"Pertama kali saya gali bukit dan menata gua karang ini, saya dianggap orang gila baik oleh orang lain maupun keluarga sendiri. Tetapi saya masa bodoh. Saya terus kerjakan pelan-pelan selama 3 tahun," ungkap Veri.
Lanjutnya, setelah 3 tahun lamanya bekerja sendirian merintis pembangunan kafe, pada 23 Desember 2018, kafe ini secara resmi dibuka untuk umum.
"Setelah melihat lopo-lopo, kamar mandi, dan tempat yang sudah tertata, semua orang yang semula anggap saya gila menjadi kaget dan tidak percaya kalau tempat yang dipercaya angker ini bisa ditata menjadi bagus," ungkap Veri mengenang.
ADVERTISEMENT
Lanjut Veri, pada bagian bawah kafe ada sebuah gua karang yang cukup dalam dan dapat dimasuki kalau air laut sedang surut. Banyak pengunjung kafe yang penasaran dengan gua karang ini sehingga menunggu air laut surut dan melihat dari dekat gua karang.
Jika pengunjung yang datang di sore hari dan duduk sampai malam hari, dapat menikmati deburan ombak dan suasana malam dengan aneka hiasan lampu. Ada juga sebuah lampu yang didesain membentuk gambar hati yang banyak dijadikan spot foto oleh pengunjung.
Vensensius Ferer (46), pemilik sekaligus orang yang merintis pembangunan kafe di atas gua karang Lian Goa. Foto oleh: Mario WP Sina,florespedia/kumparan.com
Akan Dibangun Homestay untuk Wisatawan
Ke depan, lanjut Veri, kafe yang sudah didata oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka sebagai salah satu alternatif destinasi wisata di wilayah Kecamatan Bola ini, akan dibangun juga dengan homestay bagi wisatawan yang berkunjung.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Veri, banyak wisatawan asing seperti dari Swis, Korea, Jerman dan Belanda yang datang berkunjung ke Kafe Tanjung Watu Krus dan mereka mengharapkan adanya sebuah penginapan (homestay) dibangun di kafe ini sehingga ia pun berusaha agar di tahun 2019 ini dapat membangun penginapan untuk memberi kenyamanan dan agar pengunjung bisa betah berlama-lama di kafe ini.
"Saya berusaha di 2019 ini bisa bangun homestay bagi wisatawan sehingga mereka bisa berlama-lama menikmati berbagai objek wisata di Kecamatan Bola dan Kecamatan Doreng," ungkap Veri. (FP-01).