Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten Media Partner
Bukan Crop Circle, Sawah Jaring Laba - Laba ini Ada di Manggarai
23 Juni 2019 14:02 WIB
![Sawah berbentuk jaring laba - laba di Cancar, Kabupaten Manggarai.Foto oleh: Elvis,florespedia/kumparan.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1561272985/cvznu62hfo8qprhayjva.jpg)
ADVERTISEMENT
RUTENG - Pulau Flores yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu kawasan dengan aneka ragam destinasi wisata yang menarik. Mulai dari keindahan alam yang memesona hingga tradisi unik masyarakat pada 8 Kabupaten di Pulau itu.
ADVERTISEMENT
Di bagian barat pulau ada Labuan Bajo, Ibukota Kabupaten Manggarai Barat yang telah lama mendunia dengan segala keindahan alamnya. Lebih dari itu, Labuan Bajo juga dikenal karena kota kecil itu merupakan pintu masuk menuju Taman Nasional Komodo, habitat binatang raksasa yang sepuluh tahuj terakhir berhasil memalingkan perhatian dunia.
Di ujung timur Flores, terdapat kota Larantuka Ibukota Kabupaten Flores Timur. Kota ini menjadi destinasi favorit para peziarah khusunya setiap hari raya Paskah karena ada tradisi unik yang dikenal dengan sebutan Samana Santa.
Baik Labuan Bajo maupun Larantuka, dua kota ini tidak cukup mewakili keindahan alam dan keunikan di Kabupaten-Kabupaten lain yang ada di Pulau Flores. Setiap Kabupaten di kawasan ini memiliki keindahan alam dan tradisi unik yang memukau para pelancong, termasuk di Kabupaten Manggarai.
ADVERTISEMENT
"Lodok", Sawah Berbentuk Jaring Laba-Laba
Bagi wisatawan yang melancong ke Flores, setelah menikmati keindahan Kawasan Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo, destinasi selanjutnya adalah Kabupaten Manggarai.
Di Kabupaten ini banyak tawaran objek wisata yang siap disuguhkan untuk anda. Mulai dari kampung tradisional Wae Rebo, Kota Seribu Gereja Ruteng, dan tak ketinggalan Sawah Lodok di Cancar serta tempat-tempat menarik lain.
Destinasi yang akses dan lokasinya dekat dengan kota Ruteng adalah "Lodok", persawahan dengan keindahan luar biasa, yang berada di Cancar dengan waktu tempuh sekira 20 menit dari Ruteng.
Di Lingko Lodok ini, para pelancong akan melihat dari ketinggian hamparan sawah berbentuk jaring laba-laba menyerupai jejak alien atau crop circle walau sebenarnya persawahan memesona itu adalah lukisan mahakarya warisan leluhur orang Manggarai.
ADVERTISEMENT
Filosofi Lodok
Lodok merupaka sistem pembagian lahan sawah yang merupakan warisan leluhur orang Manggarai. Penciptaan Lodok ini dilakukan secara berpusat. Dimana titik nolnya berada di tengah-tengah lahan ulayat atau disebut "Lingko" yang akan dibagi-bagi.
Polanya dengan menarik garis panjang dari titik tengah yang dalam bahasa Manggarai disebut lodok hingga ke bidang terluar atau cicing. Filosofinya mengikuti bentuk sarang laba-laba, dimana lodok, bagian yang kecil berada di bagian dalam (tengah) dan keluarnya makin lama semakin berbentuk lebar.
Pola Pembagian lahan seperti ini menjadi otoritas Tu'a Teno, sebutan untuk ketua adat yang ditugaskan khusus membagi lahan milik ulayat kampung. Saat awal pembagian terdapat ritual adat unik dikenal dengan sebutan Ritual Tente atau menancapkan kayu (teno) dititik paling sentral Lodok.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Tu’a Teno atau ketua adat dan Tu’a Golo atau tua kampung umumnya akan mendapatkan bagian luas sawah yang lebih besar. Konon pembagian tanah ulayat mengikuti rumus moso (jari tangan) disesuaikan dengan jumlah penerima tanah warisan dan keturunannya.
Sesuai rumus moso, pembagian tanah diprioritaskan bagi petinggi kampung beserta keluarganya, yang lalu diikuti warga biasa dari warga suku, baru setelahnya dari warga luar suku.
Ramai Dikunjungi Wisatawan
Keindahan Sawah Lodok yang makin dikenal publik ini, menyedot perhatian wisatawan dari berbagai belahan dunia termasuk wahyudi, wisatawan asal Jakarta yang menghabiskan liburan bersama keluarga nya di Flores. Wahyudi, mengunjungi Lodok setelah mendapat rekomendasi dari temannya.
"Kita tahu nya dari temen yang pernah kesini, keindahannya benar-benar luar biasa dan unik, benar-benar mirip seperti crop circle,"kata Wahyudi, Sabtu (22/06).
ADVERTISEMENT
Jika ingin menikmati keindahan lodok, terlebih dahulu diarahkan ke salah satu pintu masuk di Cancar untuk memarkir kendaraan. Selama ini tempat itu dikelola pemilik lahan disana dan setiap pengunjung wajib membanyar dengan kisaran sepuluh ribu hingga dua puluh ribu rupiah.
Dari pintu masuk, anda akan menanjak ratusan meter menuju puncak tempat keindahan persawahan dinikmati.
Yanto, salah seorang warga Cancar mengaku, kunjungan wisatwan baik lokal maupun mancanegara terus meningkat di tempat itu. Menurut dia, setiap hari ia menyaksikan wisatawan mendatangi tempat itu.
"Hampir setiap hari mereka (turis) ada yang datang. Tidak hanya orang indonesia, bule juga selalu singgah disini,"kata Yanto.(FP-06).