Konten Media Partner

BUMDes di Sikka Berdayakan Kaum Ibu Mendulang Rupiah dari Bisnis Hortikultura

28 November 2023 19:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keterangan foto: Panen tanaman sela berupa sayur sawi bungkus pada kebun dasawisma binaan BUMDes Jaga Nian Tanah, Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan foto: Panen tanaman sela berupa sayur sawi bungkus pada kebun dasawisma binaan BUMDes Jaga Nian Tanah, Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.
ADVERTISEMENT
MAUMERE-Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Jaga Nian Tana di Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka mengembangkan 2 hektar lahan pertanian untuk budidaya tanaman pangan dan hortikultura.
ADVERTISEMENT
Pengembangan tanaman hortikultura ini dengan melibatkan kaum ibu yang tergabung dalam dasawisma dan kelompok tani untuk bertani sekaligus berbinis hortikultura.
Direktur BUMDes Jaga Nian Tana Desa Watuliwung, Kris Sologus Dami, kepada media ini mengatakan, BUMDes Jaga Nian Tana Desa Watuliwung melalui unit usaha pertanian bermitra dengan kelompok Ibu-ibu Dasawisma RT. 020 Desa Watuliwung berhasil mengolah lahan pertanian yang dulunya merupakan lahan tadah hujan kini menjadi lahan produktif yang dapat berproduksi sepanjang tahun.
"Melalui kerjasama kemitraan yang dibangun antara BUMDes Watuliwung dengan kelompok Ibu-ibu Dasawisma ini merupakan salah satu usaha rintisan yang digagas BUMDes untuk memaksimalkan potensi kelembagaan yang ada di desa agar lebih produktif selaras dengan visi pemulihan ekonomi," ungkap Kris Sologus Dami, Selasa (28/11/2023) sore.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, pasca pandemi covid-19 ada banyak sekali program yang ditujukan untuk memulihkan perekonomian keluarga, salah satunya melalui bidang pemberdayaan yakni program ketahanan pangan dan hewani yang diinstruksikan paling sedikit 20% dari anggaran Dana Desa termasuk untuk pembangunan lumbung pangan Desa.
Keterangan foto: Ibu-ibu kelompok dasawisma binaan BUMDes Jaga Nian Tanah di lahan hortikultura di Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.
Dikatakannya, program prioritas BUMDes Watuliwung terkonsentrasi pada sektor pertanian mengingat sektor pertanian merupakan potensi terbesar di Desa Watuliwung.
Dukungan program sektor prioritas ini baru dapat direalisasi pada pertengahan tahun 2023 berupa bantuan permodalan kepada BUMDes yang selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk belanja modal alat dan mesin pertanian, serta sarana dan prasarana penunjang produksi lainnya.
"Tahun ini kami mengembangkan kurang-lebih 2 hektar lahan pertanian tadah hujan yang tersebar di 4 titik di wilayah Desa Watuliwung," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam pengembangan lahan pertanian untuk hortikultura ini, pihaknya menawarkan kerjasama dengan kelompok tani, kelompok Ibu-ibu dasawisma, maupun usaha pribadi warga Desa Watuliwung yang punya potensi.
"Untuk potensi yang dimaksudkan ini, pihaknya mengukurnya dari 3 hal saja, pertama, harus tersedia lahan minimal 1000m², kalau kurang dari 1000m² untuk investasi tidak bisa sampai target, bisa rugi kita. Yang kedua harus ada air tanah, itulah kenapa kita konsentrasi di dataran rendah di dusun Wairhubing. Yang terakhir harus ada kesiapan bekerja secara swadaya dari kelompok mitra," jelasnya.
Keterangan foto: Pemasangan irigasi tetes di lahan tadah hujan yang akan dikembangkan ibu-ibu dasawisma untuk penanaman tanaman hortikultura.
Lanjut Kris, demikian ia disapa, sejauh ini dari 4 titik dan 3 kelompok yang didampingi, justru dengan kelompok ibu-ibu lebih produktif dan kini sudah bisa menghasilkan profit rutin hariannya. Sementara lainnya masih berproses dan agak terlambat, melenceng dari target yang direncanakan di awal.
ADVERTISEMENT
"Kedepannya kalau setiap kelompok sudah bisa menjalankan kegiatan produksi sendiri secara profesional, akan kita lepas dan unit usaha BUMDes ini akan dialihkan, tidak lagi bergerak di bidang produksi, tapi menjadi induk usaha yang menyiapkan akses permodalan usaha dalam bentuk saprodi, jasa pendampingan teknis produksi dan akan merambah bidang perdagangan dengan berperan sebagai off taker hasil produksi pertanian," ungkap lulusan Sarjana Pertanian Universitas Nusa Nipa Maumere.
Kata Kris, saat ini pihaknya masih membuka ruang kerjasama khusus untuk usaha rintisan pertanian hortikultura dan tanaman pangan.
Keterangan foto: Direktur BUMDes Jaga Nian Tanah, Kris Sologus Dami saat panen sayuran di kebun dasawisma.
"Kami siap memberikan jaminan jasa pendampingan teknis produksi dengan menggunakan input teknologi tepat guna yang murah dan ramah lingkungan. Kami juga masih membuka peluang investasi modal maupun sarana produksi dari berbagai pihak, yang tentunya ada sharing profit yang bisa dinegosiasikan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Rosalia Bhae Ketua Dasawisma RT. 020 menuturkan, pihaknya bekerja hanya 2 jam dalam sehari, dimana dari pihak BUMDes yang memasang pipa irigasi tetesnya di lahan ukuran 30x30 meter dan kemudian dimanfaatkan ibu-ibu dasawisma untuk menaman, merawat sampai memanen tanaman sayur.
"Mereka yang kasih contoh cara kerjanya, mulai dari cara buat bedengan, perawatan sampai dengan saat panen. Kami pakai irigasi tetes, mulsa nya pakai mulsa organik dari daun alang-alang kering bekas atap rumah. Hasilnya bagus, biayanya juga jadi murah. Jadi kalau kami jual sayurnya dengan harga lebih murah dari harga di pasar pun masih tetap untung," ungkap Rosalia Bhae.