Konten Media Partner

Bunga Bangkai Suweg Beda Warna Mekar di Halaman Rumah Warga di Sikka

21 November 2020 18:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bunga bangkai suweg beda warna yang mekar di halaman rumah warga Sikka, Angga Sareng. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Bunga bangkai suweg beda warna yang mekar di halaman rumah warga Sikka, Angga Sareng. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Dua bunga bangkai suweg warna ungu dan hijau yang merupakan anggota marga armorphophallus mekar di pekarangan rumah seorang warga di Kampung Gehak, Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka.
ADVERTISEMENT
Jika bunga bangkai raksasa bisa tumbuh hingga tinggi 5 meter, bunga bangkai suweg di Desa Koting D ini hanya memiliki tinggi sekitar 40 Cm atau setinggi betis orang dewasa.
"Bunga bangkai suweg ini baru mekar kemarin (Jumat, 20 Nover 2020) pagi. Yang mekar duluan bunga suweg warga ungu. Kemudian hari ini suweg yang warna hijau baru mekar," ungkap Angga Sareng, warga yang memelihara bunga suweg kepada media ini, Sabtu (21/11/2020) sore.
Angga sareng mengaku, baru kali ini melihat bunga suweg berwarna hijau mekar. Biasanya, selama ini bunga suweg yang mekar saat musim hujan adalah yang berwarna ungu.
Bunga bangkai suweg berwarna ungu yang mekar di halaman rumah Angga Sareng. Foto: istimewa.
Lanjutnya, sebagai seorang penghobi bunga, dirinya mengambil tanaman suweg dari hutan di Desa Koting D, kemudian menanam di sekeliling pekarangan rumahnya sekitar 20 pohon.
ADVERTISEMENT
Ia menanam tanaman suweg sejak 2019 lalu dan biasanya saat musim penghujan, bunga suweg mulai bermekaran. Pada tahun 2020 ini, bunga suweg baru nampak mekar pada tanggal 20 November 2020.
Dikatakan Angga Sareng, bunga suweg yang kembang duluan yakni yang berwarna ungu. Kemudian di Sabtu (201/11/2020), barulah bunga suweg yang berwarna hijau pun ikut mekar.
Bunga suweg yang mekar berwarna ungu memiliki tinggi sekitar 40 Cm dengan diameter 25 Cm. Sedangkan suweg yang berwarna hijau tinggi sekitar 31 Cm dengan diameter 25 cm.
Menurutnya, saat bunga suweg berwarna ungu mekar, baunya terasa menyengat hidung, sampai radius 50 meter pun masih mencium bau bunga bangkai ini.
Kendati demikian, bunga yang mengeluarkan bau tidak sedap seperti bangkai ini justru disukai oleh lalat sehingga mereka menghinggapi.
ADVERTISEMENT
Kata dia, ada lalat hijau juga lalat kecil yang menghinggapi bunga suweg saat bermekaran.
"Yang merah sudah tidak bau lagi karena sudah mekar kemarin. Kalau mekar itu, bunga ini sangat tajam baunya, tapi ada lalat banyak yang datang hinggap," ungkap Angga Sareng.
Bunga bangkai suweg yang berwarna hijau mulai mekar di halaman rumah penghobi tanaman hias, Angga Sareng. Foto: istimewa.
Lanjutnya, biasanya setelah kembang layu, maka muncul biji suweg. Biji ini kemudian diambil lagi untuk dijadikan bibit," ungkap Angga Sareng.
Dijelaskannya, sebagai seorang penghobi tanaman, dirinya memang tertarik menamam bunga suweg yang memiliki siklus hidup yang unik, yang mana tumbuh dahulu adanya daun suweg.
Kemudian saat daunnya layu dan mati, maka akan muncul kembangnya. Setelah kembangnya layu dan mati, maka akan muncul biji tanaman suweg.
Angga Sareng dengan 2 bunga bangkai suweg yang tengah mekar di halaman rumahnya di Kampung Gehak, Desa Koting D, Sabtu (21/11/2020) sore. Foto:istimewa.
"Bagi saya siklus hidup tanaman suweg ini unik. Pertama muncul daun dulu, setelah daunnya mati muncul kembangnya. Setelah kembangnya mati, muncul bijinya yang berwarna hijau bercampur kuning," ungkap Angga Sareng.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, tanaman suweg memang banyak tumbuh liar di hutan dan bisa ditemukan mekar saat musim penghujan.
Dirinya menyukai tanaman ini selain siklus hidup yang unik, juga karena memiliki kembang yang menarik sehingga turut mempercantik halaman rumahnya yang dipenuhi aneka bunga.
Jika anda tertarik untuk melihat bunga suweg besar dan unik ini tengah mekar, anda bisa menyempatkan waktu untuk mengunjungi rumah Angga Sareng di Kampung Gehak, Desa Koting D.
"Bunga suweg ini mekar paling lama 2 hari. Kembangnya menarik apalagi kalau diabadikan dalam foto," ungkap Angga Sareng.