Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Bupati Don Bosco: Pembangunan Waduk Lambo Tetap Berjalan
23 November 2020 16:41 WIB
ADVERTISEMENT
MBAY - Pemerintah Kabupaten Nagekeo menyatakan akan tetap berjalan pembangunan Waduk Lambo di kabupaten itu untuk mengatasi kesulitan air bersih.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do, di hadapan Forum Penolakan Waduk Lambo, Senin (23/11/2020).
Dihadapan forum itu ia mengatakan bahwa pembangunan waduk tetap berjalan. Karena kata Bupati Don ini merupakan program nasional.
"Kita tetap jalan untuk bangun Bendungan Lambo, untuk mengatasi masalah air bersih di daerah ini, " katanya.
Dijelaskan Bupati Don, Bendungan Lambo merupakan salah satu dari tujuh bendungan yang akan dibangun sesuai program Presiden Joko Widodo di NTT untuk memenuhi kebutuhan air bagi rakyat Nagekeo.
Warga di lokasi pembangunan Bendungan Lambo tepatnya dari Desa Rendubutowe tak ingin lokasi disana menjadi tempat serta dibangunnya bendungan tersebut.
Warga justru mendesak pemerintah agar lokasinya di pindahkan di lokasi lain, yakni Lowopebhu dan Malawaka kecamatan Aesesa Selatan.
ADVERTISEMENT
Warga di daerah itu menolak karena lokasi yang dipilih pemerintah merupakan daerah yang produktif dan daerah subur untuk pertanian.
Namun kata Bupati semua penolakan tersebut bagian dari perhatian publik terhadap proses pembangunan di daerah.
"Saat ini masih proses, kita berharap agar secepatnya bisa selesai sehingga sudah bisa mulai dikerjakan, " tambah dia.
Bupati minta BPN agar warga yang terkena dampak harus semua di ukur, agar kemudian dari pemerintah benar-benar perhatian.
Warga Menolak Pembangunan Waduk
Sementara Ketua Forum pembangunan Waduk Lambo Bernardinus Gaso di hadapan Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo Ia secara tegas menolak karena selain akan kehilangan luas lahan, juga di Lowo se, terdapat situs budaya, fasilitas umum, dan lahan pertanian.
ADVERTISEMENT
"Anak cucu kami akan dikemanakan. Situs budaya, kuburan leluhur kami, fasilitas umum, lahan pertanian dan ulayat semua akan hilang dan meninggalkan cerita,” ujarnya.
Ditegaskan lagi bahwa pada prinsipnya masyarakat tidak menolak kehadiran waduk Lambo, tetapi menolak penggunaan lahan yang saat ini akan dijadikan lokasi waduk Lambo.
Menurut dia, Pihaknya menolak karena di lokasi itu ada perkampungan warga, tempat ibadah dan tempat ritual adat.
“Ada dua lokasi yang sudah disiapkan oleh warga untuk dijadikan lokasi waduk (Malawaka atau Lowopebhu). Tinggal pilih itu," ujarnya.