Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Bupati Don Minta Dekranasda Populerkan Anyaman khas Nagekeo
7 Juli 2020 12:07 WIB

ADVERTISEMENT
MBAY-Kerajinan anyaman perlu dukungan promosi karena tidak banyak dikenal di kalangan konsumen pencinta seni kerajinan.
ADVERTISEMENT
Padahal anyaman merupakan salah satu bentuk kerajinan tertua yang dapat ditemukan di hampir seluruh desa yang ada di Nagekeo.
"Kerajinan anyaman harus terus dilestarikan dan dikembangkan oleh berbagai komunitas perajin," ujar Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do saat mengukuhkan 20 orang Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nagekeo masa bakti 2019-2023 di aula Kantor Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Nagekeo Selasa (7/7/2020).
Menurut Bupati Don, kerajinan anyaman memiliki daya tarik tinggi karena bahan bakunya yang khas dari daerah asal pengrajin, memiliki nilai artistik ihwal motif, warna, serta bahannya. Selain itu juga, anyaman mudah didaur.
Kerajinan anyaman dibuat dari berbagai bahan seperti bambu, daun kelapa, lidi, daun lontar, rotan, dan daun pandan. Ini bisa dijadikan berbagai produk seperti keranjang, tas, tikar, peranti saji, dan hiasan dinding.
ADVERTISEMENT
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do meminta agar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nagekeo mulai bekerja dan memberikan yang terbaik ke depan.
"Saya minta kelompok kerja ini harus bisa mulai bekerja. Kita harus bergerak betul ke pasar yang istimewa," ujarnya.
Ia juga menekankan agar anyaman khas Nagekeo harus mulai dipopulerkan lagi. Anyaman khas Nagekeo harus bisa diwujudkan melalui pendampingan oleh Dekrenasda terhadap pengrajin.
"Selain itu anyaman kita. Kalau kita dulu itu ada dua anyam. Pengrajin kita harus didampingi. Saya minta dekrenasda ini untuk kembalikan minat menganyam," ujarnya.
Ia meminta agar Dekrenasda Nagekeo bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk masuk ke sekolah-sekolah.
"Dekrenasda harus bekerjasama dengan dinas Pendidikan kita. Tenun masuk sekolah, anyaman masuk sekolah, fashion masuk sekolah. Anyaman dari daun lontar. Produk mereka harus massal dan masuk pasar. Ini sekaligus untuk kita perangi plastik. Kalau ini produksi massal akan baik. Mulai memang sangat susah, tapi coba mulai," harap Bupati Nagekeo.
ADVERTISEMENT