Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Cegah Virus ASF, Warga Nagekeo Dilarang Buang Bangkai Babi di Sembarang Tempat
27 Juli 2020 23:20 WIB
ADVERTISEMENT
MBAY-Plt. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Polikarpus Meo Una, melalui Kepala Poskeswan Wolowae, drh. Maria Yasinta Manuama, meminta elemen warga, khususnya peternak babi agar tidak membuang babi mati dan bangkai babi pada sembarang tempat di Kota Mbay dan wilayah lainnya di Kabupaten Nagekeo.
ADVERTISEMENT
“Warga jangan membuang babi mati dan bangkai babi di sembarang tempat,” kata drh. Maria Yasinta Manuama, Selasa (28/7/2020).
Drh. Maria mengakui bahwa pihaknya selalu mendapatkan laporan dari masyarakat terkait ulah warga yang membuang bangkai babi dan babi mati di tempat-tempat umum dalam beberapa hari terakhir.
Dikatakan bahwa pada Sabtu, 18 Juli 2020, kemarin ditemukan bangkai babi dalam sebuah karung plastik, yang diduga dibuang ke kali dari atas jembatan Raterunu, Kaburea oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Setelah mendapat kabar adanya bangkai babi ini, kepala Pusat Kesehatan Hewan Kecamatan Wolowae, Yosef Theofilus Kusnandi, langsung menuju lokasi.
Tindakan pertama yang diambil yakni pemusnahan bangkai babi dengan cara membakar. Langkah tindak selanjutnya yakni, melakukan koordinasi dengan petugas peternakan kecamatan tetangga Maukaro.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pihaknya melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Tendakinde guna melakukan sosialisasi tentang penertiban ternak babi menggunakan mobil keliling dan koordinasi antar Camat Wolowae dan Camat Maukaro dalam hal pengawasan lalu lintas ternak dan penanganan bangkai.
Lanjutnya, pihaknya juga bertemu camat setempat, Ignasius Kapo, untuk koordinasi bersama berbagai tindakan pencegahan penyebaran virus ASF di lapangan.
Hasil yang diperoleh dari koordinasi ini yakni komitmen bersama untuk mencegah penyebaran virus ASF serta memperketat pengawasan di pos lintas batas wilayah.
"Kami tidak dapat melakukan nekropsi atau bedah bangkai untuk mengetahui penyebab kematian karena bangkainya sudah busuk, sehingga sulit diidentifikasi. Oleh karena itu langsung dimusnahkan," ungkapnya.