Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Dampak PPKM, Objek Wisata di Sikka Sepi
18 Juli 2021 19:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
MAUMERE – Sejak pengumuman pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 28 Juni 2021, usaha tempat wisata sebagai pendukung sektor pariwisata di Kabupaten Sikka langsung tiarap. Tempat wisata sama sekali tidak ada pengunjung.
ADVERTISEMENT
Obyek wisata Pintar Asia Beach di Nubat, Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka yang dibuka untuk masyarakat umum sejak 28 Oktober 2020 lalu tak pernah sepi pengunjung. Kini saat diberlakukan PPKM keramaian pun hilang dalam sekejap.
“Sejak diresmikan, setiap minggu dan hari libur sangat ramai. Namun saat pemberlakuan PPKM benar-benar tiarap. Pengunjung sama sekali tidak ada. Kami juga batasi pengunjung dengan waktu buka Sampai pukul 17.00. Tapi iya kenyataan seperti yang kita lihat sekarang, tidak ada satupun pengunjung yang datang," ungkap Manager Pintar Asia Beach, Stefanus Wona ketika ditemui media ini dilokasi wisata,Minggu(18/7).
Untuk ke lokasi rekreasi wisata ini, hanya butuh waktu 10 sampai 15 menit dari Kota Maumere ke arah Magepanda.
ADVERTISEMENT
Pintar Asia Beach adalah milik KSP.Kopdit Pintu Air sebagai objek wisata yang diincar warga Kabupaten Sikka ini dengan luas sekitar 6 hektar yang di kelilingi pohon kelapa yang tinggi menjulang serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti lopo-lopo dan tenda serta toilet kini hanya sebagai pajangan saja.
"Lokasi wisata ini kami siapkan puluhan lopo dan tenda untuk disewa oleh pengunjung. Lopo sekali sewa Rp 50 ribu sudah ada tempat bakar, colok listrik dan gratis WIFI, sementara tenda Rp 25 ribu, biaya masuk per-orang Rp 5 ribu untuk dewasa dan Rp 2 ribu bagi anak,” kata Stefanus.
Saat ini, kata Stefanus, pihak pengelola sudah membangun resto sebagai pendukung namun belum bisa digunakan karena masih diberlakukan PPKM jadi sama sekali tidak ada pemasukan. Pengunjung sepih bahkan hari Minggu rasa hari biasa rasa seperti tidak ada penghuni. Sekarang hanya karyawan saja yang keluar masuk diarea wisata.
ADVERTISEMENT
"Kita saat ini sama sekali tidak ada pemasukan. Karena selama ini kita berharap dari sewa lopo dan tenda. Kalau sebelum PPKM pemasukan satu Minggu sekitar Rp 1-2 juta tapi sekarang sama tidak ada pemasukan. Lokasi wisata ini seperti tidak ada penghuni," kata Sfefanus.
Dikatakannya, apabila PPKM ini sudah tidak berlaku lagi, pihak pengelola juga akan menyediakan lokasi chatering family dan menyediakan kolam renang karena pantai ini nyaman untuk dijadikan tempat mandi.
"Kedepannya jika PPKM sudah selesai, Pintar Asia Beach akan menyediakan lokasi Chatering family dan kolam renang untuk menunjang penghasilan. Karena selama ini kami masih membolehkan pengunjung membawa makanan sendiri,” ujarnya.
Pantai ini menyuguhkan aneka keindahan sejauh mata memandang. Dengan keindahan barisan pohon kelapa. Dari lopo-lopo, pengunjung dengan leluasa memandang eksotisnya keindahan Teluk Maumere dengan beberapa pulau seperti Pulau Besar, Pulau Pangabatang, keindahan Gunung Egon dan panorama alam lainnya.
ADVERTISEMENT
Dirinya berharap, pandemi COVID-19 segera berakhir sehingga warga Kota Maumere bisa berkunjung ke Pantai Pintar Asia Beach Maumere guna melihat keindahan pantai dan sambil santai bersama keluarga serta teman.
Hal senada juga disampaikan oleh ibu Yustina, pemilik Pantai Juandinong atau yang lebih dikenal dengan pantai Kita yang berada di Hewuli Kecamatan Alok Barat. Sejak pemberlakuan PPKM, lokasi wisata tiarap. Pengunjung sepih sehingga sama sekali tidak ada pemasukan.
"Saat ini kami benar-benar tiarap, pengunjung sepi. Sebelumnya biasa dengan satu Minggu Rp 1-2 juta kini satu Minggu hanya bisa dapat Rp 200 ribu saja. Kami benar-benar merasakan dampaknya," ucap ibu Yustina.
Selain untuk pemenuhan kebutuhan hidup, Ibu Yustina juga mempunyai 4 orang anak dan anak sulung kuliah Dokter Hewan di Surabaya. Dari hasil lokasi pantai Kita dirinya bisa membiayai kuliah anaknya. Namum saat ini ia bersama suami benar-benar tidak berdaya.
ADVERTISEMENT
"Saya punya 4 orang anak dan yang sulung saat ini kuliah Dokter Hewan diSurabaya. Saat ini saya benar-benar pasrah dengan keadaan. Mau bagaimana lagi. Kita hanya bisa berdoa saja," ungkap ibu Yustilagi.
Dirinya juga mengharapkan hal yang sama, semoga pandemi COVID-19 segera berakhir sehingga perekonomian bisa kembali normal.
Kontributor : Athy Meaq