Konten Media Partner

Dana BOK Tahap II Puskesmas di Sikka Belum Cair, Nilainya Rp 17 Miliar

10 Januari 2022 14:53 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelayanan kesehatan di salah satu puskemas di Kabupaten Sikka. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pelayanan kesehatan di salah satu puskemas di Kabupaten Sikka. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Ribuan tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Sikka tengah menunggu pencarian dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dengan beribu pertanyaan dan berbagai macam dugaan.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, hingga menjelang pertengahan bulan Januari tahun 2022, dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang merupakan bantuan pemerintah kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dalam rangka Tugas Pembantuan, utamanya untuk kegiatan operasional Puskesmas yang bersifat promotif dan preventif dalam pencapaian indikator SPM Bidang Kesehatan menuju pencapaian target MDGs tahun 2015, belum kunjung dicairkan.
Informasi yang diperoleh media ini dari salah satu tenaga kesehatan yang bertugas di salah satu Puskemas di Kabupaten Sikka bahwa hampir seluruh Puskesmas di wilayah Kabupaten Sikka belum mendapatkan dana yang biasanya diklaim dua kali dalam setahun itu.
Nilai dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) masing-masing Puskesmas mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah per tahun yang dicairkan dalam dua tahap yakni tahap pertama dari Januari-Juni dan tahap dua terhitung dari Juli-Desember.
ADVERTISEMENT
Armania Sukance, Kepala Puskesmas Waipare saat ditemui media ini, Sabtu (9/1) di Puskesmas Waipare membenarkan hal itu.
Dirinya juga menjelaskan bahwa pertanggungjawaban pihak Puskesmas dalam hal ini laporan kegiatan tahap II yang dibiayai dari dana BOK sudah diselesaikan oleh pihak Puskesmas Waipare.
"Pertanggungjawaban kami sudah selesaikan tapi soal dibayar atau tidak itu kami belum mendapat informasi," kata Armania.
Pada tahun sebelumnya, lanjut Armania, biasanya sudah diselesaikan pada bulan Desember. Namun, dirinya menjelaskan bahwa pada tahun 2021, ada sistem baru terkait perencanaan dan pelaporan kegiatan.
"Sistem perencanaan inikan ada aplikasi baru, kita penginputan sampai dengan final RKA untuk tahun 2021 itu kan di November itu, tapi sejauh ini kami belum dapat info untuk tahap duanya, tahap dua ini belum dibayar dan jadi dan tidak, entah hangus atau dibayar, kami belum mendapat informasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Armania bahwa dana BOK untuk Puskesmas Waipare sebesar kurang lebih Rp 800 juta.
Lanjutnya bahwa ada beberapa kegiatan yang secara terpaksa pihak Puskesmas melakukan pinjaman guna mensukseskan kegiatan dimaksud dan berharap setelah pencarian dana BOK baru bisa dilunasi. Namun dengan kondisi demikian, Armania mengaku kebingungan untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut.
Hal senada juga dikatakan Kepala Puskesmas Paga, Gabriel P. Panditi saat dikonfirmasi media ini Sabtu (9/1) siang melalui telepon selulernya.
"Untuk informasi pastinya itu, Pa Kadis belum sampaikan ke kami para kepala Puskesmas benar atau tidaknya, kami sementara menunggu informasi resminya dari Dinas Kesehatan," ujar Gabriel Panditi.
Besaran dana BOK untuk Puskesmas Paga tahun 2021, kata Gabriel Panditi, sebesar Rp 1 miliar lebih dengan total pencarian tahap pertama sekitar Rp 400 juta lebih dan tahap kedua diperkirakan berjumlah sekitar Rp 400-500 juta lebih.
ADVERTISEMENT
Ditanya terkait laporan pertanggungjawaban kegiatan, Kepala Puskesmas, Paga Gabriel P Panditi menjelaskan bahwa pihaknya selalu melengkapi laporan pertanggungjawaban kegiatan setiap tanggal 5 dalam bulan.
Dikatakan bahwa meskipun dalam beberapa kegiatan pihaknya mengalami ketiadaan anggaran, namum mereka tetap melaksanakan kegiatan dimaksud.
"Misalkan dari Bulan Januari kan baru terbayarkan di Bulan Desember, menyangkut kebutuhan di Puskesmas, keuangan dan lain-lain tapi Pa Kadis selalu berpesan bahwa pasien harus tetap dilayani dan itu sudah kami lakukan sampai hari ini, tapi kalau informasi yang berkembang itu benar adanya, kami sudah tidak tahu lagi harus bertemu dan bertanggung jawab dengan pihak ketiga," tandas Gabriel.
Selain itu, Gabriel juga mengaku bahwa meskipun dengan kondisi ketiadaan anggaran, pihaknya tetap gencar melakukan penekanan terhadap angka kasus DBD, gencar melakukan capaian vaksinasi COVID-19, dan banyak target lainnya.
ADVERTISEMENT
"Jago-jagonya kami sudah kami keluarkan semua, dan kondisi pada tahun 2021 aman terkendali, sekarang, orang sudah tagih kami," ujar Gabriel sambil tertawa.
Dia juga mengaku bahwa kondisi pada tahun sebelumnya juga pencarian dana BOK mengalami keterlambatan tetapi tidak terjadi seperti tahun 2021 yang hingga menjelang pertengahan bulan Januari 2022 belum juga dicairkan.
Dirinya juga mengatakan bahwa keterlambatan pencarian dana BOK pernah terjadi pada tahun 2013 lalu namun pada saat itu karena adanya pergantian Petunjuk Teknis (Juknis) dana BOK. Seharusnya, kata Gabriel, meskipun ada perubahan juknis, seharusnya diterjemahkan saja dari Juknis yang sebelumnya.
"Pertanyaannya, kenapa hanya terjadi di Sikka, kabupaten lain se-NTT jalan aman, kalau memang ada kesalahan, atau kekurangan di Juknis atau di tim perencanaan, tetapi kenapa hanya di Sikka, kalau benar terjadi, tidak di kabupaten lain sedangkan juknisnya sama," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dirinya selaku Kepala Puskesmas Paga tetap menunggu informasi resmi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus atas keterlambatan pencarian dana BOK tahap II tahun 2021 ini.
Kontributor : Albert Aquinaldo