Konten Media Partner

Dinas Pertanian Sikka Gencarkan Tanaman Hortikultura dan Sistem Irigasi Tetes

4 Agustus 2021 19:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Kristian Amstrong saat melakukan survey di salah satu titik untuk pengembangan pertanian irigasi tetes. Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Kristian Amstrong saat melakukan survey di salah satu titik untuk pengembangan pertanian irigasi tetes. Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
MAUMERE – Berdasarkan penetepan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebanyak sembilan kecamatan di Kabupaten Sikka berstatus awas atau kode merah kekeringan meteorologis.
ADVERTISEMENT
Sembilan kecamatan itu antara lain, Kecamatan Alok, Alok Timur, Bola, Doreng, Hewokloang, Mapitara, Talibura, Waiblama dan Waigete.
Selain itu, empat kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Kangae, Kewapante, Nita dan Palue, masuk dalam status siaga kekeringan. Sedangkan sebanyak delapan kecamatan di Kabupaten Sikka masuk status waspada kekeringan yakni, Alok Barat, Koting, Lela, Magepanda, Mego, Nelle, Paga dan Tana Wawo.
Langkah antisipasi yang dilakukan, menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Sikka, Ota Tallo yakni menjalankan usaha budi daya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air. Selain itu melakukan penghematan air bersih dan harus mewaspadai kebakaran hutan, lahan dan semak.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sikka, Kristian Amstrong yang ditemui media ini, Rabu (4/8) di ruang kerjanya menjelaskan bahwa strategi Dinas Pertanian Kabupaten Sikka dalam kaitannya dengan ancaman kekeringan tersebut, yakni peningkatan kegiatan pertanian pada wilayah pegunungan yakni dilakukan penanaman tanaman hortikultura.
ADVERTISEMENT
Sedangkan tanaman perkebunan dan tanaman keras lainnya, kata Amstrong, bahwa selalu bertahan pada kondisi ekstrim atau kering.
“Sementara daerah pegunungan itu, juga selama ini seperti di daerah Nita, Nirangkliung, Mahebora, Doreng, di Kloangpopot dan sekitarnya itu, untuk bulan-bulan seperti ini, mereka tetap melakukan kegiatan usaha taninya termasuk juga melakukan usaha horti atau tanam sayur-sayuran, karena memang tanam sayur-sayuran juga tidak terlalu banyak membutuhkan air,” jelas Amstrong.
Untuk daerah yang berada di dataran atau pesisir di wilayah Kabupaten Sikka, Dinas Pertanian melalui PPL di tingkat kecamatan mengajak masyarakat petani untuk melakukan usaha tanaman pertanian di pekarangan rumah.
“Tetapi ada juga yang melakukan usaha horti yang luasnya lumayan, dalam arti, mereka menggunakan sumber air yang ada dan mereka melakukan usaha tani mereka itu, yang jelas bahwa dalam hitungan mereka, selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga juga untuk kebutuhan ekonomi lainnya, sehingga pada kondisi kekeringan seperti ini, kita dari Dinas Pertanian juga selalu mendorong petani pada wilayah atau lokasi yang mempunyai sumber air seperti yang sudah dibantu oleh pemerintah untuk irigasi, itu yang kita dorong mereka untuk melakukan penanaman jagung dan padi untuk wilayah kecamatan Magepanda sedangkan kecamatan lainnya yang berada di pesisir itu kita dorong untuk melakukan kegiatan tanaman pertanian khususnya horti, disesuaikan dengan sumber air yang ada,” jelas Amstrong.
ADVERTISEMENT
Kristian Amstrong juga menambahkan bahwa strategi lain guna menghadapi ancaman kekeringan yakni tanaman pertanian dengan sistem irigasi tetes.
Dikatakan, saat ini Dinas Pertanian telah melakukan survey di 10 titik di wilayah Kabupaten Sikka untuk pengembangan irigasi tetes yang dananya bersumber dari DID sebesar Rp 800 juta.
“Itu salah satu strategi yang kita lakukan untuk pemanfaatan air yang artinya wilayah kita ini kesulitan air, sehingga kita lakukan kegiatan dengan salah satu teknologi yang bisa menghemat air adalah irigasi tetes,” kata Amstrong.
Ke-10 titik yang akan dilakukan pengembangan tanaman pertanian dengan sistem irigasi tetes yakni di Kecamatan Nita sebanyak 2 titik, Kecamatan Koting 2 titik, Kecamatan Kangae 2 titik, Kecamatan Waigete 2 titik dan Kecamatan Talibura 1 titik.
ADVERTISEMENT
Kontributor : Albert Aquinaldo