Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Disabilitas Asal Sikka Ikut Seleksi Komisioner Nasional Disabilitas
26 Mei 2021 15:32 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
MAUMERE - Keterbatasan fisik bukanlah menjadi sebuah penghalang untuk berprestasi, berkarya dan memimpin.
ADVERTISEMENT
Tentunya, seorang penyandang disabilitas sekalipun bisa meraih impianya untuk menjadi pemimpin apabila didukung dengan kerja keras serta tekat yang kuat.
Salah satu penyandang disabilitas asal Kabupaten Sikka, Norma Yunita Ngewi adalah salah satu contoh pemimpin masa depan.
Saat ini, Norma begitulah perempuan penyandang disabilitas yang juga merupakan Ketua Forsadika Kabupaten Sikka ini sedang mengikuti seleksi Komisioner Nasional Disabilitas (KND) tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial RI.
Tak tanggung-tanggung, ternyata Norma adalah satu-satunya peserta disabilitas pada seleksi KND itu yang mewakili Kabupaten Sikka dan Indonesia Timur.
Ditemui florespedia pada Selasa (25/5) di Aula Cherubim Convention Hall, Norma Yunita Ngewi menjelaskan bahwa Komisioner Nasional Disabilitas (KND) merupakan cikal bakal terbentuknya Komnas Disabilitas.
ADVERTISEMENT
"Saat ini saya sedang mengikuti rangkaian seleksi dan sudah lulus beberapa seleksi dan saya menjadi satu-satunya perempuan disabilitas yang mewakili Indonesia bagian Timur," beber almuni Universitas Nusa Nipa Maumere ini.
Norma menjelaskan bahwa saat ini dirinya sedang berada pada tahapan uji kualitas dimana ada tes objektif dan pembuat makalah.
Pada saat tes objektif inilah, kata Norma bahwa dirinya membutuhkan banyak dukungan secara objektif dari masyarakat Kabupaten Sikka dan NTT khususnya serta Indonesia Timur umumnya terhadap dirinya sebagai salah satu kandidat Komisioner Nasional Disabilitas (KND) untuk menjadi komisioner tingkat nasional.
Tahapan-tahapan seleksi yang harus dilalui para peserta seleksi termasuk Norma Yunita Ngewi yakin empat tahapan yakni seleksi administrasi, seleksi kualitas (tes objektif dan pembuatan makalah), seleksi integritas dan seleksi kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Saya bersyukur kepada Tuhan karena bisa ikut seleksi ini bahwa bicara soal disabilitas ini khususnya di Indonesia bagian Timur itu belum mendapatkan perhatian yang serius dan juga teman-teman difabel di Indonesia bagian Timur ini juga belum memiliki kompetensi untuk bisa bersaing dan saya bersyukur ketika saya melihat persyaratan itu dan saya lulus dari berbagai persyaratan itu dan akhirnya saya bisa ada ditapan seleksi ini dan saya dari urutan 109 dari 169 peserta saat ini ada yang difabel dan non difabel di seluruh Indonesia," ujar Norma.
Lebih lanjut Norma Yunita Ngewi menjelaskan bahwa nantinya hanya ada 7 komisioner yang dipilih dan dilantik di Istana Negara. Ke 7 calon Komisioner Nasional Disabilitas (KND), beber Norma terdiri dari 3 dari non difabel dan 4 lainnya dari penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
"Kita berharap dari 4 disabilitas itu saya salah satunya karena saat ini untuk Indonesia bagian Timur itu saya satu-satunya disabilitas jadi saya berharap banyak dukungan sehingga saya bisa masuk dan menduduki kursi dari 4 jatah disabilitas di Komisioner Nasional Disabilitas (KND)," tandasnya.
Untuk itu, Norma Yunita Ngewi sangat berharap dan meminta dukungan dari seluruh warga Kabupaten Sikka dan NTT khususnya dan Indonesia Timur umumnya dengan cara mengirimkan pernyataan dukungan melalui [email protected].
Komisi Nasional Disabilitas (KND) merupakan lembaga nonstruktural yang bersifat independen.
Pembentukan KND berdasarkan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2020. KND dibentuk dalam rangka penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
KND mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, evaluasi, advokasi pelaksanaan Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas. KND merupakan wujud dari upaya implementasi dan pemantauan nasional terhadap Convention of The Right of Person With Disabilities (CRPD).
Sekilas tentang Norma Yunita Ngewi
Norma Yunita Ngewi terlahir normal seperti anak-anak pada umumnya. Namun, pada saat ia berusia 4 tahun, Norma Yunita Ngewi terkena polio hingga membuat dirinya menjadi penyandang disabilitas seperti saat ini.
Sejak saat itu, ia dibesarkan oleh seorang misionaris awam berkebangsaan Belgia yang dikenal dengan panggilan Mama Belgi.
"Saya dibesarkan oleh Mama Belgi, disekolahkan dan kembali saya bekerja di Yayasan Nativitas yang didirikan oleh Mama Belgi," kisah Norma.
Pada tahun 2013, Norma diutus oleh Mama Belgi sebagai perwakilan dari Yayasan Nativitas untuk bermitra dengan Caritas Keuskupan Maumere melalui sebuah program yakni rehabilitatif bersumber daya masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Sejak saat itu kita mulai bekerja, berkolaborasi dalam isu penyandang disabilitas dan sampai dengan tahun 2018 Caritas Keuskupan Maumere memfasilitasi lahirnya sebuah organisasi gerakan inklusi yang diberi nama Forum Bela Rasa Difabel Nian Sikka (Forsadika) dan oleh teman-teman, pemerhati serta dari Keuskupan, mereka mempercayai saya untuk memimpin teman-teman disabilitas," ungkap Norma.
Kontributor : Albert Aquinaldo