Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Foto: Keindahan Bawah Laut Lokasi Bekas Patahan Bumi di Perairan Pulau Babi, NTT
23 Agustus 2020 12:16 WIB
ADVERTISEMENT
MAUMERE - 28 tahun lalu, tepatnya 12 Desember 1992, bencana gempa bumi dan tsunami meluluhlantakan Kabupaten Sikka, Provinsi NTT. Pulau Babi merupakan pulau yang terdampak paling parah akibat bencana alam pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Selain ribuan nyawa manusia melayang, terumbu karang dan biota laut di Teluk Maumere pun rusak akibat hantaman tsunami dahsyat pada saat itu.
Seiring berjalannya waktu, terumbu karang dan biota laut di Teluk Maumere tepatnya di lokasi patahan gempa bumi dan tsunami tersebut mulai tumbuh kembali. Sehingga dijadikan sebagai rumah bagi berbagai jenis ikan.
Lokasi bawah laut perairan Pulau Babi ini pada Sabtu, 15 Agustus 2020 dijadikan sebagai lokasi pengibaran bendera merah putih di bawah laut oleh komunitas Maumere Divers Community (MDC), tepatnya di patahan gempa tsunami 1992.
Rikardus Fransiskus Lada, salah satu pegiat pariwisata Kabupaten Sikka sekaligus Ketua Panitia pengibaran bendera merah putih pada 15 Agustus 2020 kepada media ini mengatakan lokasi pengibaran bendera merah putih di bawah laut tepat di patahan gempa tsunami 1992 lalu juga merupakan sarang hiu.
ADVERTISEMENT
Sebagai diver, Rikardus mengatakan bahwa ingin menunjukkan bahwa dunia bawah laut di Teluk Maumere sangat indah.
Terumbu karang yang indah sangat cocok dijadikan tempat diving atau snorkeling bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut.
Selain ingin mempromosikan dunia bawah laut di Teluk Maumere, Rikardus juga mengatakan bahwa pemilihan lokasi pengibaran bendera merah putih di patahan gempa tsunami 1992 tersebut merupakan tempat bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Sikka.
Cucun Suryani, salah satu pegiat pariwisata Kabupaten Sikka mengungkapkan alam bawah laut Teluk Maumere sangat indah.
"Saya dari tahun 2014 mengunjungi Pulau Babi, saat itu pertama kali menemani 2 pelancong dari prancis. Mereka begitu gembira dan puas melihat keindahan bawah laut Pulau Babi dengan ikan dasar beraneka ragam dan warna bikin betah untuk snorkeling," ungkap wanita asal Sunda yang lama berdomisili di Kota Maumere.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Cucun Suryani juga mengatakan, gagasan MDC untuk membentangkan bendera di sepanjang 10 meter retakan gempa tsunami 1992 adalah ide yang cemerlang.
"Bahwa kita jangan pernah melupakan sejarah. Dan sekarang sejarah itu mempunyai nilai jual yang bagus. Tentunya harus juga diikuti dengan pemeliharaan yang baik. Saya lihat tadi banyak sekali patahan karang yang hancur. Saya sendiri tidak tahu apa sebabnya. Hendaknya pihak terkait mengetahui hal ini dan bertindak untuk melakukan pencegahan," ujarnya.
Selain itu, ia juga mengeluhkan banyaknya sampah yang ditinggalkan pengunjung di area pantai di Pulau Babi dan juga minimnya sarana umum selayaknya tempat wisata.
"Kamar mandi umum salah satu contoh. Itu adalah hal yang paling urgent saat ini. Mengingat tempat ini juga berpenghuni jadi sangat layak diperhatikan pemerintah. Mereka bisa dilatih untuk mengelola tempat ini," ujar wanita Sunda yang mengaku pemula snorkeling tersebut.
Sementara itu, Ketua Maumere Divers Community (MDC) Dionisius Bruno Conterius menjelaskan, panjang patahan gempa tsunami 1992 di Teluk Maumere tepatnya di depan Pulau Babi sekitar 5-6 meter memanjang ke bawah.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk jenis karang di patahan tersebut, ada sea fun, acropora, sponge, dan jenis soft coral. Untuk jenis ikan, terdapat ikan hiu, ikan badut, ikan ayam, penyu serta jenis ikan karang.
Kontributor : Albert Aquinaldo