Konten Media Partner

Gunung Ile Lewotolok Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 500 Meter

13 Mei 2022 19:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keterangan foto: Lontaran lava pijar gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata. Sumber foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan foto: Lontaran lava pijar gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata. Sumber foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
LEMBATA - Gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur sampai saat ini masih terus erupsi.
ADVERTISEMENT
Terhitung sejak erupsi besar dengan tinggi kolom abu mencapai 4.000 meter pada Minggu 29 November 2020 membuat salah satu gunung api aktif di Lembata itu masih terus menunjukan aktivitas vulkanik baik siang mau pun malam hari.
Dan hari ini, gunung api itu kembali mengeluarkan lava pijarnya ke permukaan kawah.
Dilaporkan oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok, tercatat jumlah letusan sebanyak 1 kali dan sebanyak 22 kali terjadi hembusan.
Dari jumlah letusan dan hembusan itu dilaporkan tinggi kolom abu mencapai 500 meter dari puncak kawah.
Kemudian asap kawah akibat letusan dan hembusan itu tingginya berkisar dari 100-700 meter.
"Aktivitas vulkanik masih saja terjadi sampai sekarang," kata Stanis Ara Kian, Kepala PGA Ile Lewotolok, Jumat (13/5).
ADVERTISEMENT
Adanya aktivitas vulkanik itu pun sejak terjadi erupsi dahsyat pada 2020 lalu tercatat dalam sesmogram PPGA sampai sekarang.
Melalui sesmogram, seluruh aktivitas vulkanik gunung beserta fenomena ikutan seperti adanya gempa tremor non harmonik, tremor menerus, tektonik jauh dan vulkanik dangkal tetap terekam.
"Karena sudah open sistem dan ada suplai magma maka erupsi selalu terjadi," ujarnya.
Pihak PGA Ile Lewotolok melalui Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung pun berencana menurunkan status gunung Ile Lewotolok dari level III (siaga) ke level II (waspada).
Akan tetapi mereka harus melakukan studi dan atau kajian ilmiah dan akademik untuk bisa mengambil keputusan terkait menurunkan status gunung api itu.
Karena masih aktif dan selalu erupsi maka masyarakat kabupaten Lembata khusus dua kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur harus tetap waspada.
ADVERTISEMENT
PPGA juga memberi sejumlah rekomendasi kepada masyarakat diantaranya ;
1). Dalam Tingkat Aktivitas Level III (Siaga) Masyarakat di sekitar gunung maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah. Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak.
2). Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada disekitar gunung agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
3). Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling gunung maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung agar mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan.
ADVERTISEMENT
4). Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi gunung setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation).
5). Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi gunung yang tidak jelas sumbernya.
6). Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.