Guru di NTT Keguguran Usai Evakuasi Perabot dari Rumahnya yang Roboh

Konten Media Partner
14 Februari 2020 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasimirus Mado Lewar dan Ermelinda Elviata, pasangan suami istri yang mengajar di SDN Hepang, Desa Nenbura. Rumah tinggal keduanya roboh diterjang angin sehingga terpaksa tinggal di ruang kelas. Foto: Albert Aquinaldo.
zoom-in-whitePerbesar
Kasimirus Mado Lewar dan Ermelinda Elviata, pasangan suami istri yang mengajar di SDN Hepang, Desa Nenbura. Rumah tinggal keduanya roboh diterjang angin sehingga terpaksa tinggal di ruang kelas. Foto: Albert Aquinaldo.
ADVERTISEMENT
MAUMERE – Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin itulah pepatah yang tepat diungkapkan saat mendengar kisah pilu yang diderita oleh Merlinda Elviata dan Kasimirus Medo Lewar, pasangan suami istri yang bertugas sebagai guru ASN di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Hepang, Dusun Hepang, Desa Nenbura, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, pada saat berusaha menyelamatkan diri dan mengevakuasi perabot rumah tangga pada saat kejadian robohnya rumah guru di SDN Hepang, Desa Nenbura, Kecamatan Doreng yang mereka tempati, Ibu Ermelinda Elviata mengalami keguguran pada usia kandungan memasuki bulan ketujuh.
Selain kehilangan tempat tinggal, dirinya bersama sang suami juga harus rela kehilangan calon anak ketiga dari buah cinta mereka demi pengabdian tanpa batas bagi pendidikan di Kabupaten Sikka.
Saat ditemui florespedia pada Kamis (13/2), Ermelinda Elviatan yang ditemani sang suami, Kasimirus Mado Lewar, dengan mata berkaca-kaca, menceritakan kembali kisah pilu yang mereka alami.
Ermelinda Elviatan menuturkan, saat kejadian itu, dirinya sedang hamil. Saat itu, usia kehamilannya 7 bulan. Saat terjadi angin kencang, ia dan suami sibuk memindahkan perabot dan barang lainnya ke rumah ruang kelas dengan panik. Semua serba cepat dan darurat.
ADVERTISEMENT
"Setelah angin, jadi mungkin sibuk pindah-pindah barang dari rumah ke ruang kelas, sedikit panik juga. Saat tinggal di ruang kelas, anak saya yang pertama sakit. Saya dengan anak ke Maumere untuk berobat. Tapi ternyata sampai di Maumere, saya yang dirawat di Puskesmas Beru. Mungkin karena kecapean. Tanggal 14 Januari itu saya masuk di Puskesmas Beru, itu pa guru (suami) disini. Saya telepon dia turun dan saya dirujuk ke Rumah Sakit TC Hilers. Tiba di rumah sakit, memang anak saya sudah meninggal di kandungan. Mungkin karena saat itu, saya terlalu kecapean,” tutur Ermelinda dengan raut wajah sedih.
Sang suami, Kasimirus Mado Lewar mengisahkan, kejadian robohnya rumah guru yang mereka tempati terjadi pada sore hari saat istrinya, Ermelinda Elviata sedang beristirahat.
Ruang kelas yang disekat dan dijadikan dapur serta ruang tidur pasutri guru di SDN Hepang, Kabupaten Sikka. Foto: Albert Aquinaldo.
“Waktu kejadian ibu (istri) lagi istirahat. Waktu angin jadi beberapa seng itu sudah terangkat dan saya panik dan lari keluar. Keadaan waktu itu sementara angin, tetapi kami berusaha pindahkan barang-barang termasuk ada beberapa berkas penting. Karena dalam kondisi hujan dan angin, jadi kami harus terpaksa geraknya cepat," ujar Kasimirus Mado Lewar .
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, saat kejadian pertama, belum ada warga yang datang membantu. Saya terpaksa bersama isstri dan dua anak yang kecil pindahkan semua barang. Sekitar 30 menit kemudian baru ada Ketua Komite bersama tetangga lainnya datang nenbantu.
Salah satu rumah guru di SDN Hepang, Desa Nenbura, Kecamatan Doreng roboh diterpa angin kencang. Foto Albert Aquinaldo
"Jadi saat itu kami menyelamatkan barang-barang tapi melihat juga posisi jatuhnya seng. Sehingga mungkin dari faktor panik dan kecapaian itu, ibu sampai alami keguguran,” ungkap Kasimirus yang didampingi sang istri yang hanya bisa menunduk sedih.
Kedua pasutri tersebut kemudian berharap, Pemerintah Kabupaten Sikka segera merealisasikan janjinya akan mengerjakan rumah guru yang permanen sehingga mereka dan bersama guru lainnya yang tinggal di rumah guru darurat di sekolah tersebut tidak lagi mengalami kejadian tersebut ditahun-tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Kontributor : Albert Aquinaldo
Story ini merupakan bagian dari campaign kumparanDerma. Ayo berderma sekarang. Untuk info, saran dan kritik mengenai kumparanDerma, sila kirim ke [email protected]