Jalan di Nagekeo, NTT, yang Dibangun dari Dana Rp 2,8 M Hanya Bertahan Sebulan

Konten Media Partner
21 Februari 2020 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruas jalan Pauhea-Alorawe yang sudah mengalami kerusakan pada beberapa titik jalan. Foto: Arkadius Togo.
zoom-in-whitePerbesar
Ruas jalan Pauhea-Alorawe yang sudah mengalami kerusakan pada beberapa titik jalan. Foto: Arkadius Togo.
ADVERTISEMENT
MBAY - Proyek peningkatan jalan lapisan penetrasi macadam (Lapen) Pauhea-Alorawe di Kecamatan Boawae Kabupaten Nagekeo Provinsi NTT, sudah rusak di beberapa titik. Kondisinya memprihatinkan karena aspal tampak sudah pecah dan terkupas. Padahal, proyek dengan pagu anggaran senilai Rp 2,8 miliar tersebut baru selesai dikerjakan sekitar satu bulan yang lalu.
ADVERTISEMENT
“Kondisi tersebut parah di beberapa titik. Padahal kami masyarakat sangat membutuhan jalan ini," ujar Marsel Ame, warga Boawae saat ditemui media ini, Kamis (20/2/2020)
Dari kondisi jalan yang ada, Marsel menduga proyek peningkatan jalan lapen Pauhea-Alorawe dikerjakan asal jadi itu. Dia berharap dinas teknis terkait segera turun ke lokasi proyek guna mengecek kualitas konstruksi jalan tersebut.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang Bina Marga Program Pembangunan Jalan dan Jembatan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Nagekeo, Fanci Djogo, kepada media ini mengatakan anggaran proyek peningkatan jalan non status (Pauhea-Alorawe) senilai Rp 2 miliar lebih bersumber dari APBD tahun 2019. Proyek ini dikerjakan oleh PT Mbay Indah dari Desa Nggolo Mbay Kecamatan Aesesa.
ADVERTISEMENT
Fanci Djogo memgaku, pihaknya telah meminta rekanan untuk melakukan perbaikan pada titik-titik yang sudah rusak. Sebab pekerjaan itu belum dilakukan PHO (Provisional Hand Over) atau serah terima pekerjaan.
Ruas jalan yang sudah mengalami kerusakan. Foto: Arkadius Togo.
"Saat ini jalan yang rusak itu sedang diperbaiki oleh rekanan," ujar Fanci.
Sementara Sam Sore selaku rekanan ketika dihubungi media ini mengaku ada beberapa titik jalan yang rusak. Menurut dia, kerusakan itu bukan karena unsur kesengajaan atau keinginan dari rekanan. Sebaliknya karena faktor alam yakni banjir disertai struktur tanah yang kurang bagus.
Terkait kerusakan itu, Sam mengatakan, pihaknya sementara melakukan perbaikan. Namun ada beberapa titik yang tidak bisa diperbaiki saat musim hujan.
"Ada satu atau dua titik jalan yang rusak itu belum bisa kita perbaiki karena faktor tanah yang cepat longsor akibat dikikis banjir. Nanti tunggu musim panas baru kita perbaiki dan itu tanggung jawab saya sebagai rekanan," ungkapnya.
Ilustrasi jalan rusak. Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan