Konten Media Partner

Jalan Salib di Paroki Habi, Maumere Diwarnai Derai Air Mata Umat Katolik

15 April 2022 21:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu perhentian Jalan Salib Kisah Sengsara Yesus di Paroki Santa Maria Imakulata Asumphta Habi, Jumat (15/4). Foto : Albert Aquinaldo
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu perhentian Jalan Salib Kisah Sengsara Yesus di Paroki Santa Maria Imakulata Asumphta Habi, Jumat (15/4). Foto : Albert Aquinaldo
ADVERTISEMENT
MAUMERE – Sejak pagi hari, sekitar pukul 06.00 WITA, umat Katolik Paroki Santa Maria Imakulata Asumphta Habi, Keuskupan Maumere sudah memadati rute Jalan Salib Kisah Sengsara Yesus Kristus.
ADVERTISEMENT
Sekitar kurang lebih enam tahun, gelaran Jalan Salib Kisah Sengsara Yesus yang biasanya digelar dalam bentuk tablo ini vakum, kini, pada Jumat (15/4) umat Paroki Habi kembali menggelar Jalan Salib keliling kampung yang berada di areal stasi pusat Paroki Habi.
Panitia yang merupakan kolaborasi antara kelompok bapa-bapa yang menamai dirinya Ring 1 Kompleks Pastoran (Kompas) dan Orang Muda Katolik (OMK) Stasi Pusat Paroki Habi sejak pagi sudah mempersiapkan gelaran Jalan Salib itu.
Sejak perhentian pertama di Dusun Habi Gahar, Desa Habi, Kecamatan Kange, umat Katolik di wilayah itu sudah memadati areal itu sejak pagi.
Frater dan Suster sebagai pembaca doa dan renungan Jalan Salib, kelompok ibu-ibu sebagai penyanyi owos, dan beberapa anak muda dengan perannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Sejak perhentian pertama, derai air mata umat Katolik di Paroki Habi sudah mulai menetes. Mereka merenungkan kembali kisah sengsara Yesus. Lantunan doa, baik menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah Sikka yang sangat menyentuh, dengan lantuan owos yang sungguh menyayat hati, membuat ribuan umat Katolik di Paroki Habi yang mengikuti Jalan Salib Kisah Sengsara Yesus itu tak bisa menahan air mata.
Maria Paskalia, salah seorang umat Paroki Habi, mengaku, dirinya merasa tersentuh mendengar lantunan doa, nyanyian owos dan kisah sengsara Yesus.
“Sedih sekali, sekitar enam tahun kami tidak buat lagi tablo, tahun ini, meskipun tidak dibuat dalam bentuk tablo tetapi sangat menyentuh sekali,” ungkap Maria.
Meskipun cuaca sangat panas, tidak menyurutkan niat umat Katolik di Paroki Habi untuk mengikuti Jalan Salib Kisah Sengsara Yesus itu hingga selesai.
ADVERTISEMENT
Perhentian pertama, kedua dan ketiga, berada di Dusun Habi Gahar, Desa Habi, Kecamatan Kangae. Perhentian keempat berada di Dusun Habi Langir, Desa Habi sedangkan perhentian kelima dan keenam berada di Dusun Sari, Desa Langir, Kecamatan Kangae.
Perhentian ketujuh, delapan, sembilan berada di Dusun Baoloka, Desa Langir, perhentian kesepuluh dan sebelas berada di Selodue, Dusun Habi Langir, Desa Habi dan perhentian kedua belas, tiga belas berada di halaman Gereja Paroki Habi sedangkan perhentian ke empat belas berada di dalam Gereja Katolik Paroki Santa Maria Imakulata Asumphta Habi.
Umat hanya diperbolehkan menunggu di masing-masing perhentian dan tidak diperkenankan untuk mengikuti Jalan Salib di setiap perhentian.
“Umat tetap berada di masing-masing perhentian yang sudah di bagi, sedangkan panitia bersama petugas yang jalan keliling, kita live di media sosial jadi memudahkan umat untuk mengikuti jalan Salib sejak perhentian pertama,” ujar Loly Pareira selaku Koordinator Jalan Salib di Paroki Habi kali ini.
ADVERTISEMENT
Sepanjang rute Jalan Salib, Pastor Paroki Habi, Ferer Mere bersama para biarawati SMI memberkati para lansia atau umat yang sakit yang sudah menunggu di rumahnya masing-masing. Selain diberkati oleh Pastor Paroki, mereka juga diberikan kesempatan untuk menghormati salib Yesus terlebih dahulu.
Beberapa dari mereka tampak menitikkan air mata saat Pastor Paroki Habi, Ferer Mere memberkati dan mempersilahkan mereka menghormati Salib Yesus terlebih dahulu.
“Rasanya sedih sekali, Yesus rela mati untuk kita, dia rela sengsara untuk kita, kita hanya bisa mengenang sengsaranya dengan cara Jalan Salib seperti ini, biar panas juga kita harus ikuti sampai selesai, kebetulan panitia live di media sosial jadi kami bisa ikuti dari awal sampai akhir dari rumah saja,” ujar salah seorang umat Katolik Paroki Habi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, usai menggelar Jalan Salib Kisah Sengsara Yesus yang berakhir sekitar pukul 12.30 WITA, Koordinator Panitia, Loly Pareira menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh umat Katolik Paroki Habi, panitia, OMK dan semua orang yang terlibat dalam acara itu.
“Terima kasih kepada semua umat Paroki Habi yang sudah ikut ambil bagian dalam Jalan Salib ini, terima kasih juga kepada suster, frater, panitia, adik-adik OMK dan semua yang sudah terlibat,” ujar Loly Pareira.
Usai mengikuti Jalan Salib , pada pukul 15.00 WITA, umat Paroki Habi kembali mengikuti misa Jumat Agung sekaligus penghormatan kepada Salib Yesus.
Misa Jumat Agung dipimpin oleh satu Pastor tamu dan diakon.
Koordinator : Albert Aquinaldo