Konten Media Partner

Johnny G. Plate, Anak Mantri Desa yang Kini Jadi Menkominfo

23 Oktober 2019 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Johnny Plate bersama Presiden Joko Widodo.Sumber foto: Fanspage Johnny G.Plate.
zoom-in-whitePerbesar
Johnny Plate bersama Presiden Joko Widodo.Sumber foto: Fanspage Johnny G.Plate.
ADVERTISEMENT
RUTENG- Presiden Joko Widodo resmi menetapkan para menteri yang akan membantunya dalam periode kedua masa kepemimpinan bersama wakil Presiden Ma'ruf Amin. Pengumuman nama-nama menteri yang tergabung dalam kabinet Indonesia Maju ini diumumkan pada Rabu (23/10) pagi langsung dari Istana Negara Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dari 34 Menteri yang resmi diumumkan ke publik itu, terdapat nama Johnny G. Plate. Ia dipercayakan sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) untuk periode 2019-2024, menggantikan posisi Rudiantara.
Terpilihnya Johnny, menjadi kabar gembira bagi masyarakat NTT khususnya warga Kabupaten Manggarai tempat asal politisi yang menjabat sebagai Sekjend NasDem tersebut.
Bagi sebagain orang NTT, pemilik nama lengkap Johnny Gerald Plate ini mungkin tidak asing lagi. Apalagi sejak menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai NasDem, wajahnya sering menghiasi media-media Nasional. Namanya kian dikenal kala dirinya selalu mewakili Tim Kerja Nasional (TKN) pada berbagai diskusi dan perdebatan pada pilpres kali lalu.
Terlepas dari ketenaran Johnny saat ini, mungkin tidak banyak yang mengetahui jika pria 63 tahun ini lahir dari latar belakang keluarga yang sangat sederhana. Suami dari Maria Ana Soe Plate ini lahir di Ruteng, Kabupaten Manggarai, pada 10 Spetember 1956 silam.
Johnny G. Plate tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Dia merupakan anak dari pasangan Paulus Plate dan Alm. Theresia Pora. Ayah Johnny merupakan seorang perawat kesehatan atau masyarakat umum mengenalnya sebagai mantri. Saat ini ayahnya menghabiskan masa pensiunan di Reo yang terletak di utara Kabupaten Manggarai, NTT.
ADVERTISEMENT
Sementara ibu Johnny merupakan seorang guru yang menghabiskan masa hidupnya menjadi pendidik Sekolah Dasar (SD) di Flores. Masa kecil Johnny dihabiskan di Flores hingga merampungkan studi Sekolah Menengah Atas (SMA).
Masa SMP dan SMA ia lalui di Seminari Pius XII Kisol, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, sebuah sekolah untuk para calon imam atau pastor Katolik. Meski mengenyam pendidikan pada sekolah calon imam, saat hendak menamatkan pendidikan seminari, Johnny memilih untuk melanjutkan pendidikannya di SMA biasa di Ruteng.
Di mata teman-teman SMP dan SMA sosok Menkominfo ini adalah seorang yang cerdas baik secara intelektual maupun emosional dan spiritual. Dia juga dikenal karena ketekunannya dalam belajar dan menjadi siswa berprestasi saat masih di seminari.
Sekjen Partai Nasdem, Johnny G Plate Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
"Kami bersama dari tahun 1970 hingga 1974 SMP Seminari Pius XII Kisol. Kemudian tahun 1974 sampai 1975 lanjut di SMA Seminari Pius XII Kisol. Tahun 1976 dia pindah ke SMA Swadaya Ruteng yg sekarang SMAN I Ruteng. Dia cerdas secara akademis, secara sosial dan spiritual," kata RD.Herman Ando, sahabat Johnny saat di seminari.
ADVERTISEMENT
Masih segar dalam ingatan RD.Herman yang saat ini menjadi biarawan Katolik di Flores, saat di seminari ada insiden yang membuat dia dan teman seangkatannya selalu mengenang Johnny. Insiden itu ketika Johnny menangkap burung milik salah seorang pembina di seminari lalu menyembunyikannya di laci kelas.
"Dulu ada insiden kecil, dia dan teman kami, Felix Syukur Pano, pernah menangkap burung tekukur dan simpan di laci kelas. Sore hari les drama liturgi dari RP. Frans Mido dan burung bersuara, seluruh kelas ribut. 'Burungnya Plate pater' teriak teman yang lain ," kenang RD.Herman.
Rupanya insiden kecil itu membuat Johnny dan beberapa temannya harus menerima sanksi berat dari pihak sekolah. "Akhir tahun mereka dapat surat peringatan. Mereka akhirnya tak kembali dan melanjutkan studi di Ruteng," kenang RD.Herman.
ADVERTISEMENT
RD. Herman berharap selama jadi menteri Johnny bisa menjadi 'garam' dan 'terang' bagi dunia dan menjadi pribadi yang pancasilais.
"Pesan saya Johnny harus menjadi 'garam' dan 'terang' dunia. Doaku agar Johnny tetap menjadi pribadi yang berkarakter kristiani dan berintegritas pancasilais", harapnya.(FP-06).