Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kata DPRD dan Aktivis LSM soal Penyintas Badai Seroja di Lembata Minum Air Asin
22 September 2021 17:46 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
LEWOLEBA - Menyoal krisis air bersih yang dialami para penyintas bencana Siklon Tropis Seroja di Kecamatan Ile Ape dan Ile Timur memantik tanggapan dari berbagai pihak di Kabupaten Lembata.
ADVERTISEMENT
Beragam tanggapan dari berbagai pihak itu menjelaskan kalau selama ini Pemda Lembata tidak becus mengurus para penyintas pasca bencana alam.
Mereka bahkan menilai Pemda hanya konsen memantau pembangunan hunian tetap RISHA ketimbang mencari solusi mengatasi krisis air bersih yang melanda pengungsi di dua kecamatan itu.
Anggota DPRD Kabupaten Lembata, Piter Bala Wukak menyayangkan hal itu. Dia menaruh prihatin terhadap kondisi yang dialami warga dengan status pengungsi.
"Prihatin dengan kondisi ini. Kita berharap Pemda cepat mengambil tindakan emergency untuk masalah ini," ungkap Piter Bala Wukak ketika dikonfirmasi, Rabu (22/9).
Menanggapi pernyataan Kalak BPBD Kabupaten Lembata, Sipri Meru bahwa BPBD hanya punya satu unit mobil tangki sehingga proses penyaluran air bersih terkendala, Bala Wukak menilai itu jawaban tidak tepat.
ADVERTISEMENT
Politisi kawakan Partai Golkar Lembata ini bahkan menilai bahwa Kalak Sipri Meru sedang mempertontonkan hal yang lucu dan itu baginya sangat tidak logis.
"Kalak tidak bisa jawab pemerintah hanya punya satu tangki, kan lucu, pantasan yang kerja di sana itu hanya LSM dan ormas yang membantu masyarakat," tegas PBW, sapaan akrab Piter Bala Wukak.
Tidak hanya, aktivis LSM Barakat, Kanis Soge juga memberikan tanggapan menohok atas kerja-kerja Pemda Lembata selama ini.
Bagi Kanis Soge, Pemda Lembata terlalu santai dan terkesan berleha-leha mengurus pengungsi pasca bencana.
Padahal, menurutnya, justru pemerintah harus lebih responsif membantu warga penyintas keluar dari masalah krisis air bersih saat ini.
"Jangan buat masalah baru lagi, atau jangan hanya urus RISHA saja, disana itu manusia, mereka berhak mendapat porsi pelayanan yang baik, kasihan setiap hari harus minum air asin yang berbahaya untuk kesehatan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, Kansi Soge pun menyoroti pernyataan Kalak BPBD Sipri Meru. Baginya, pernyataan itu adalah tidak tepat dan hanya untuk membela diri.
"Masa alasan hanya ada satu mobil tangki air dan korbannya masyarakat pengungsi, lebih aneh lagi dia bilang Kepala Desa harus sampaikan dulu baru mereka layani air bersih. Ini kan konyol sekali," sebutnya.
Tidak hanya itu, aktivis Gerakan Anti Korupsi (Gertak) Flores-Lembata ini juga meminta agar Kalak BPBD Sipri Meru perlu diganti lantaran tidak becus mengurus penyintas pasca bencana.
"Silahkan ganti saja Kalak BPBD, masa urus hal remeh temeh seperti air bersih saja tidak bisa," tegasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kalak BPBD Lembata Sipri Meru mengklaim bahwa pihaknya selalu mendistribusi air setiap hari.
ADVERTISEMENT
"Tiap hari kami pelayanan air bersih dan tetap jalan seperti biasa," kata Sipri Meru.
Sipri Meru juga katakan, jika para penyintas kehabisan pasokan air bersih maka kepala desa di daerah itu harus melapor ke BPBD supaya dibantu, jika tidak maka pelayanan air bersih tidak diberikan.
"Kalau mereka (penyintas) asal desa Waimatan dan desa-desa lain harus sampaikan lewat Kepala Desa supaya ada penyampaian untuk kita layani air, jadi kebutuhan mereka harus mereka sampaikan lewat kepala desa, kalau tidak maka susah," terangnya.
Sipri Meru juga beralasan bahwa pelayanan air tidak berjalan efektif karena pemda hanya memiliki satu buah mobil tangki air.
"Kita hanya punya satu mobil tangki air selama ini, nanti kita tambah lagi satu mobil untuk bantu pelayanan air bersih," janji Kalak Sipri Meru.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diberitakan sebelumnya oleh media ini bahwa puluhan penyintas Siklon Tropis Seroja di Ile Ape dan Ile Ape Timur terpaksa mengkonsumsi air sumur asin.
Hal ini terjadi lantaran tidak ada pasokan air bersih yang cukup untuk menunjang kebutuhan hidup mereka setiap hari yang tinggal pada pondok-pondok di beberapa lokasi perkebunan di Ile Ape.