Konten Media Partner

Kisah Pasutri Beranak Satu yang Tinggal di Rumah Reyot Beralaskan Tanah di NTT

26 Mei 2020 14:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bapak Piatu (64 tahun) warga Kampung Kolibuluk, Desa Hoder saat ditemui di rumah reyotnya, Minggu (24/5/2020). Foto: Mario WP Sina.
zoom-in-whitePerbesar
Bapak Piatu (64 tahun) warga Kampung Kolibuluk, Desa Hoder saat ditemui di rumah reyotnya, Minggu (24/5/2020). Foto: Mario WP Sina.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Sore itu, kami tim florespedia mengunjungi Kampung Kolibuluk, Dusun Lua, Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, untuk menyerahkan bantuan paket sembako program kumparanDerma bagi warga miskin terdampak di Kabupaten Sikka.
ADVERTISEMENT
Kami pun menemui salah seorang warga miskin terdampak, Bapak Petu (64 tahun) yang tinggal di rumah reyot berdinding pelupuh bambu di Kampung Kolibuluk, Minggu (24/5/2020) sore.
Rumah itu tampak miring ditopang banyak kayu. Rumah itu hanya mempunyai dua kamar yakni 1 kamar sebagai kamar tidur dan sebagai ruang tamu. Pada ruang tamu ada 1 bangku kecil berdiri di atas fondasi rumah yang tidak selesai.
Tampak bagian dalam rumah Bapak Piatu yang dindingnya berlubang karena dimakan usia. Foto: Mario WP Sina.
Rumah reyot itu masih beralaskan tanah. Pada ruang tamu hanya ada 1 meja dan 1 bangku panjang kurang lebih 1 meter. Praktis tidak ada fasilitas lainnya di dalam rumah. Pada pintu masuk rumah sebelah kanan berdiri sebuah lemari kosong.
Tak ada sedikit pun hiasan atau pigura pada dinding pelupuh rumah. Tampak sebuah lubang memanjang pada sudut rumah sehingga angin dan cahaya matahari bebas masuk ke dalam rumah.
ADVERTISEMENT
Berjarak 3 meter dari rumah, berdiri sebuah dapur kecil berdinding pelupuh bambu dan beratapkan seng bekas. Dapur itu terlihat cukup luas namun hanya ada tungku untuk memasak, beberapa gelas dan alat makan serta beberapa karung bekas.
Rumah berukuran 3x6 meter ini dihuni oleh 3 orang anggota keluarga yakni Bapa Piatu, Mama Sempi dan seorang anak berusia 9 tahun yang diangkat sebagai anak karena pasangan suami istri ini sampai usia tuanya belum dikarunia anak. Mereka pun mengangkat seorang anak dari keluarganya untuk diasuh sehingga bisa menemani mereka di hari-hari tua.
Gadis kecil berusia 9 tahun ini pun disekolahkan di SDN Kolibuluk yang letaknya berdekatan dengan rumah Bapak Piatu. Gadis kecil inilah yang menemani pasangan suami istri lansia ini setiap harinya.
Tampak dapur milik Bapak Piatu. Foto: Mario WP Sina.
Pasangan suami istri ini sehari-harinya bekerja sebagai petani mengolah lahan miliknya yang ditanami jambu mente. Namun, di tahun ini saat wabah corona, mereka praktis tidak bekerja di kebun karena hasil buah mente yang menurun ditambah ketakutan akan bahaya corona kalau menjual hasil kebun ke pasar di Geliting.
ADVERTISEMENT
Kepada kami, Bapa Piatu, demikian ia akrab disapa mengatakan rumah ini telah ditinggali ia dan sang istri selama kurang lebih 30 tahun lamanya. Rumah sederhana ini memang sudah reyot dan baru sekali diperbaiki oleh dirinya.
Walaupun tinggal di rumah sangat sederhana, dia bersyukur dan merasa nyaman. Intinya bisa terhindar dari panas terik matahari, angin serta hujan.
Sampai hari ini, rumah reyot ini belum memiliki penerangan listrik. Ketiganya hanya mengandalkan penerangan dari lampu pelita. Rumah ini pun belum terpasang meteran listrik PLN.
Bapak Piatu menerima bantuan sembako dan uang tunai dari program kumparan derma dan DCODE. Foto: istimewa.
Lanjutnya, sebagai salah satu warga miskin di Desa Hoder, mereka pernah didata untuk menerima bantuan perbaikan rumah tidak layak huni, namun karena masalah wabah corona, bantuan perumahan ini belum bisa disalurkan. Sedangkan untuk bantuan pemerintah lainnya, sampai saat ini belum didapatkan.
ADVERTISEMENT
“Kami tahun ini baru masuk sebagai penerima BLT Dana Desa. Sebelumnya kami belum dapat bantuan,” ungkap Bapa Piatu.
Ketua BPD Desa Hoder, Wilfridus Nong Ipir mengungkapkan di Kampung Kolibuluk, Desa Hoder memang masih banyak warga miskin yang tinggal di rumah sederhana di Kampung Kolibuluk.
Tampak depan rumah Bapak Piatu di Kampung Kolibuluk, Desa Hoder yang berdinding pelupuh bambu dan beralas tanah.
Lanjutnya, tahun ini rencananya Pemerintah Desa Hoder melalui dana desa akan membangun sebuah rumah layak huni bagi Bapak Piatu, namun rencana ini terhalang karena anggaran dana desa sudah dialihkan untuk penanganan COVID-19.
“Mudah-mudahan di tahun anggaran berikut, bisa dianggarkan untuk bangun rumah layak huni bagi Bapak Piatu dan bagi warga miskin lain yang tinggal di rumah tidak layak huni,” ungkap Wilfridus Nong Ipir.
ADVERTISEMENT
Artikel ini bentuk kerjasama antara DCODE dan kumparan, saatnya kita beraksi bukan berpangku diri #MauGerakWithDCODE more info click Dcode.id
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!