Kisah Pilu Marselino, Bayi di Manggarai yang Lahir Tanpa Lubang Anus

Konten Media Partner
15 November 2023 14:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keterangan foto:Bayi Marselino yang lahir tanpa lubang anus. Foto:istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan foto:Bayi Marselino yang lahir tanpa lubang anus. Foto:istimewa.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
LABUAN BAJO-Marselino Tasman seorang bayi berusia 48 hari asal Desa Compang Cibal, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), lahir tanpa lubang anus.
ADVERTISEMENT
Untuk buang air besar, bayi Marselino, buah hati pasangan suami istri Hironimus (49) dan Fransiska Uwel (29 ), terpaksa melalui lubang yang berada di perut sebelah kiri dan merupakan hasil dari operasi sementara.
Kepada media, Ayah dari bayi Marselino, Hironimus, mengatakan, 2 pekan sebelum anaknya lahir ia dan sang istri pernah ke rumah sakit untuk melakukan ultrasonografi (USG). Kala itu, tidak ada masalah sampai pada saat proses persalinan di Pustu Compang Cibal.
"Bayi Marselino lahir secara normal pada Rabu, 18 Oktober 2023 pada pukul 10.00 Wita. Berat Marselino 3 kilogram dengan panjang badan 50 sentiameter," tutur Hironimus, Rabu (15/11).
Ia menyebut, putra mereka lahir dengan dibantu dua orang bidan yang bertugas di Pustu Compang Cibal.
ADVERTISEMENT
"Saat pulang anak saya ini menangis dan belum ada dia buang air. Pada saat itu kami lihat mukanya sudah agak lain begitu. Lalu kemudian ibunya tidak sengaja periksa-periksa di badannya hingga ke bagian lubang anus dan ternyata tidak ada lubang anus. Saya panik," katanya.
Karena itu, ia langsung meminta pertolongan kedua bidan yang membantu lahiran Marselino. Dua bidan pun memeriksa Marselino. Dari situlah diketahui bayi mereka tak punya lubang anus.
Bidan dari Pustu itu pun menyarankan agar bayi Marselino segera dibawa ke Rumah Sakit Ben Mboi Ruteng.
"Kami langsung ke rumah sakit. Kami tiba sekitar pukul 01.30 Wita, langsung ditangani oleh dokter. Setelah itu besoknya dokter bilang bahwa ini anak harus dioperasi sementara," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, pasca menjalani operasi dokter menyarankan untuk membuat BPJS mandiri agar bisa dioperasi dengan membuat lubang BAB sementara. Alhasil proses itu berjalan dengan lancar berkat upaya dari dokter di RS Ben Mboi Ruteng.
"Pada saat operasi ini anak tidak BPJS, lalu dari rumah sakit dianjurkan untuk buat BPJS mandiri sementara makanya dia bisa operasi, itu dengan ibunya itu saya bayar satu bulan Rp 70.000. Terus kurang lebih kami satu pekan lebih di rumah sakit setelah itu dokter bilang sudah bisa pulang," ungkap Hironimus.
Keterangan foto:Bayi Marselino yang lahir tanpa lubang anus bersama sang ibu, Fransiska Uwel. Foto:istimewa.
Sebelum mereka pulang dari rumah sakit, lanjut dia, dokter menjelaskan operasi itu hanya bersifat sementara dan harus operasi lanjutan.
"Dokter bilang kalau nanti sudah siap operasi lanjutan supaya saya buat surat rujukan antara di Kupang atau di mana begitu," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku, hingga kini operasi lanjutan untuk buah hati mereka belum bisa dilakukan lantaran terkendala biaya. Apalagi, dokter menyarankan agar anaknya itu harus operasi di luar daerah dan membutuhkan biaya besar.
Ia dan istrinya hanyalah sebagai petani dengan penghasilan yang tidak menentu. Sehingga, sulit rasanya untuk bisa membawa anak mereka menjalani operasi di luar daerah.
"Jangankan biaya hidup sehari-hari membeli kantong kolostomi untuk Marselino saja kami susah, harga cukup mahal," ujarnya
"Kami ini betul-betul tidak punya apa-apa tidak punya penghasilan makan saja susah. Untuk beli kantong untuk tampung BAB saja itu, tadi saya kaget harga kantong 1 biji Rp 65.000, saya tidak jadi beli. Sementara anak saya ini satu hari harus butuh satu kantong. Karena itu harus diganti setiap hari. Karena kendala saya dan keluarga sekarang ini karena habis stok kantong, saya sudah bingung mencari cara agar bisa membelinya kembali," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun memohon bantuan dari pemerintah maupun orang baik yang bisa membantu putra mereka agar dapat menjalani operasi lanjutan.
"Semoga ada orang baik yang bisa membantu anak kami, sehingga bisa menjalankan operasi lanjutan," kata Hironimus.