Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kisah Yesi Ndun, Bocah Difabel di NTT yang Merindukan Kaki Palsu
22 September 2020 7:37 WIB
ADVERTISEMENT
KUPANG- Stenly Yesmsi Ndun, bocah 7 tahun di Desa Tuapanaf RT 006/RW 003 Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, NTT, hanya memiliki satu kaki. Hal ini dialami Yesi sejak lahir.
ADVERTISEMENT
Sejak berumur tiga tahun, Yesi dan saudara kembarnya, Stela Ndun tinggal bersama kakak dan neneknya. Impitan ekonomi, membuat kedua orang tua mereka merantau ke Kalimantan.
Meski fisiknya tak sempurna, bocah ini tetap semangat ke sekolah menggunakan tongkat dari kayu. Kayu itu ia gunakan sebagai pengganti kakinya. Saban hari, ia harus berjalan sejauh 1 KM ke sekolah.
Bocah kelas 1 SDN Bijaesahan ini bermimpi punya kaki palsu. Namun orang tuanya yang hanya sebagai buruh kasar di Kalimantan tak memiliki dana.
Rawat 8 Cucu
Di rumah berdinding kayu, Yesi dan tiga saudara kandungnya hidup bersama kakek dan neneknya. Selain Yessi dan tiga saudaranya, ada empat cucu lain yang dirawat pasutri lansia ini.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah tua, tak mampu kerja lagi. Setiap bulan, ayah Yesi kirim uang Rp 500 ribu untuk kebutuhan hidup kami semua di rumah," ujar nenek Yesi, Ursula Takaep (60) kepada wartawan, Senin (21/9/2020).
Nenek Ursula mengaku memiliki empat anak laki-laki yang semuanya di tanah rantau, termasuk ayah Yesi.
Setiap hari, ia sendiri yang mengurus delapan cucunya, karena suaminya, Bernabas Ndun (84) sudah lama mengalami sakit ketuaan.
Untuk menanggung kebutuhan hidup setiap hari, ia hanya berharap bantuan PKH dari pemerintah. Uang itu ia sisihkan untuk kebutuhan makan minum hingga keperluan sekolah delapan cucunya.
Diperlakukan Khusus di Sekolah
Fisiknya yang tak sempurna, tak membuat Yessi minder dalam pergaulan di lingkungan rumah maupun sekolah. Ia bahkan diperlakukan khusus di sekolahnya.
ADVERTISEMENT
"Jika ada apel atau olahraga, Yesi kita minta duduk di ruangan kelas sambil belajar," ujar Kepala Sekolah SDN Bijaesahan, Dortiana Karice Mau.
Untuk melindungi Yesi, pihak sekolah setiap hari memberi arahan ke semua pelajar agar memperlakukan Yesi dengan baik. Buktinya, hingga kini, Yesi rajin ke sekolah meski fisiknya tak sempurna. Ia bahkan bermain layaknya anak-anak normal.
Meski memiliki keterbatasan fisiknya, Yesi tergolong anak cerdas di sekolahnya. "Yesi itu anaknya pintar. Semua pelajaran atau tugas yang diberi, selalu ia kerjakan sendiri," ujarnya.
Melihat kondisi Yesi, pihak sekolah sempat berkoordinasi dengan dinas sosial agar Yesi disekolahkan di SLB. Namun, niat baik itu ditolak kakak dan nenek Yesi. Mereka ingin, Yesi tetap bersama mereka meski hidup serba kesulitan.
ADVERTISEMENT
"Yesi punya kembar dan kakeknya tidak mau mereka dipisahkan," sebutnya.
Pembaca yang budiman, melalui berita ini, kami yang tergabung dalam Forum Wartawan NTT Peduli Yesi membuka donasi untuk Yesi Ndun.
Bagi Bapak, ibu, saudara/i yang hendak membantu mewujudkan mimpi adik Yesi, bisa menyalurkan donasi melalui Rekening BCA 3140899193 a.n Petrus Ola Keda. Semua donasi saudara akan dipertanggungjawabkan.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kontak person 082237470621 (Ola Keda Liputan6), +62821-4488-4275 (Juven Net TV), +62812-3813-8086 (Efron RTV), +62852-3941-9779 (Eman MNC Grup), +62812-4604-6086 (Jefri PortalNTT) dan 0822-3649-4343 (Dede). Bukti donasi mohon dikirim via CP diatas.
Terima kasih atas kepeduliaan dan solidaritas kemanusiaan kita. Semoga berkat berlimpah dari Yang Kuasa. Amin.